24. Christmas Eve

86 17 0
                                    

[6 PM KST | 9 AM UTC]

Author's pov :

Gemerlap lampu warna-warni dipadukan dengan butiran salju yang baru saja turun menjadi hal yang paling sering Soobin lihat selama perjalanan malam itu. Bagaimana caranya negara ateis ini mengenakan topeng mereka selama satu hari hanya untuk merayakan Malam Natal? Ia tidak tahu. Yang ia tahu, adalah bahwa orang-orang yang ikut merayakannya belum tentu memahami makna sebenarnya dari perayaan tersebut.

"Apa udaranya terlalu dingin?" Tanya Yeonjun ketika mereka sedang berhenti untuk menunggu lampu lalu lintas berganti warna menjadi hijau. Ia meraih kedua tangan Soobin yang sedari tadi melingkar pada pinggangnya. "Tanganmu gemetar."

"Aku baik-baik saja." Sahut Soobin yang duduk di kursi penumpang. "Tetaplah fokus ke jalan raya. Sebentar lagi lampunya akan berubah menjadi hijau."

"Baiklah."

Perjalanan mereka pun kembali berlanjut hingga akhirnya sampai di tempat tujuan utama mereka malam itu.

Soobin masih ingat ketika ia berkunjung ke rumah itu terakhir kalinya. Meskipun rumah tersebut tidak terlalu besar dan cukup sederhana, namun aura yang dipancarkannya begitu hangat.

"Kau siap bertemu ayahku?" Tanya Yeonjun.

"Memangnya ayahmu semenyeramkan itu hingga aku harus bersiap-siap?" Soobin balik bertanya.

Yeonjun terkekeh. "Tidak juga." Ia memencet bel pintu rumah. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan menampilkan sosok ibu Yeonjun yang terlihat masih menggunakan celemek.

"Eh? Kalian sudah datang saja! Aku masih belum selesai memasak." Ujarnya sedih.

"Tidak apa-apa, Eomma. Kita bisa menunggu." Ucap Yeonjun.

"Kau belum terlalu lapar kan, Soobin?" Tanya ibu Yeonjun khawatir.

Soobin tersenyum kecil. "Tentu saja, Bibi."

"Baiklah. Ayo kalian segera masuk!"

Keduanya pun segera masuk ke dalam rumah dan menutup kembali pintu.

.

.

.

Yeonjun berdeham. "Jadi, Appa... perkenalkan, ini adalah Soobin, temanku."

Ayah Yeonjun mengangguk paham. "Ia adalah anak dari Kim Namjoon, bukan?"

Soobin sedikit terkejut ketika pria itu langsung menyebut nama ayahnya secara gamblang. "Salam kenal, Paman." Ujarnya seraya tersenyum lembut.

"Salam kenal juga, Soobin. Kau tidak perlu sungkan selama berada di sini. Anggap saja seperti rumahmu sendiri." Tutur pria yang hampir memasuki usia lima puluh tahunan itu.

"Tentu saja, Paman. Terima kasih banyak karena sudah memperbolehkanku datang kemari."

"Bukan hal besar. Sudah sewajarnya kami memberikanmu yang terbaik untuk membalas semua kebaikan ayahmu." Ujar ayah Yeonjun.

Ibu Yeonjun berdeham. "Bukankah kalian sudah merasa lapar? Aku sudah membuatkan ayam panggang untuk kalian. Cobalah!" Ia pun mulai membagi-bagikan beberapa jenis hidangan yang sudah tersaji di meja makan.

Kegiatan makan malam mereka berjalan dengan hangat. Pembicaraan di sela-sela makan kebanyakan diisi oleh Yeonjun dan ibunya. Soobin pun sesekali ikut bergabung dalam obrolan, namun ia tidak terlalu banyak bicara. Begitu pula dengan ayah Yeonjun yang lebih memilih untuk mendengarkan ocehan istri dan anaknya.

.

.

.

Golden Spoon | BTXT [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang