Welcome to Chapter Fiveteen!
Happy Reading^^☽☾
"Jadi dia beneran tutor lo?" tanya Stefy.
"Hm." deham Rora.
"Kok bisa?" Stefy masih tidak menyangka.
"Gue juga heran. Dari sekian puluhan ribu orang di sini, kenapa harus dia?"
"Mungkin nyokap lo pernah ketemu dia sebelumnya?" tebak Stefy.
"Impossible. Nyokap gue kan workaholic banget."
"Atau mungkin dia direkomendasiin sama kaprodi?"
"Yang bener aja lo. Kaprodi ada banyak kali."
"Bisa aja kan? Katanya skor dia di urutan pertama. Wah, jangan-jangan malah rektor lagi yang ngasih rekomendasi!" takjub Stefy.
"Urutan pertama? Kata siapa?"
"Lo gak tau? Waktu penerimaan maba kemarin rame banget padahal di platform kampus. Dia jadi topik hangat waktu itu, bahkan sampe ke gedung fakultas lain termasuk fakultas kita." jelas Stefy.
"Gue kok gak denger." heran Rora.
"Sejak kapan lo up to date?" Stefy memutar bola matanya malas.
Rora tersenyum tipis, "Dia setenar itu ya?"
"Menyandang nilai sempurna bukannya sesuatu yang amazing ya? Tau sendiri kan untuk masuk ke GNU itu bukan perkara yang mudah. Soal tesnya jangan ditanya lagi sesulit apa. Gue aja sampe belajar gak kenal waktu." ucap Stefy.
"Sampe lo dibawa ke rumah sakit padahal cuma mimisan." ejek Rora.
"Iya lagi, malu banget gue sama dokternya. Nyokap gue teriak-teriak udah yang kaya anaknya sekarat."
"Justru gue malah pengen ngrasain di posisi lo. Nyokap lo sebegitu khawatirnya sama lo. Gak kaya nyokap gue yang......" Rora tersenyum masam.
"Ehem... Sorry ya, Ra. Gue gak maksud-"
"Santai aja kali. Kaya sama siapa aja lo." Rora memotong ucapan Stefy.
Agar suasana tidak menjadi canggung, Stefy mencoba mencari topik lain untuk mencairkan suasana.
"By the way, lo kan dari FEB, tapi kok tutor lo dari FMIPA sih?"
"Kenapa emang?"
"Di fakultas kita kan juga ada mahasiswa unggulan, mulai dari junior, seangkatan, sampe kating. Tapi kok nyokap lo malah ngambil dari fakultas lain?"
"Lo lupa?"
"Apa?"
"Nilai matematika gue kan anjlok banget." jengah Rora.
"Hubungannya apa?." bingung Stefy.
"Ya dia kan anak sains. Tapi ada untungnya juga sih. Gue bakal malu banget kalo yang jadi tutor gue itu sesama anak soshum. Bisa jatuh pamor gue."
"Tapi ya, Ra. Gue masih ngerasa aneh. Mahasiswa sains unggulan juga banyak loh selain dia, apalagi dari kalangan kating. Tapi kok nyokap lo malah milih mahasiswa tahun pertama sih yang jelas-jelas junior lo?"
"Mungkin karena kata lo tadi, dia direkomendasiin sama kaprodi or rektor? Atau gak karena dia masih tahun pertama jadi gak akan ganggu kuliahnya."
"Masuk akal sih. Jadi, how about that? I mean, di awal-awal lo selalu nolak dan ngehindar."
"(Aku menerimanya sekarang)" Pakai b. Inggris
"Dia kaya gimana orangnya?"
"I think not badly."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's so Attractive but He's Younger
Random[Cerita baru, masih hangat♨️] °•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•° "Pulang." Titahnya memegang tangan Rora. "Dih? Dateng-dateng sksd." Kagetnya melihat kehadiran si lelaki. "Saya bilang pulang, Rora." Tekannya dengan suara berat. "G...