Maria yang kesenangan tak menyadari bahwa ia akan mengalami hal buruk. Kedua kakaknya itu bergegas membereskan pakaian dan keperluan untuk dibawa ke Batavia.
Tapi entah mengapa banyak prajurit mengelilingi rumahnya?
Salah satu prajurit itu mendatangi mereka dengan sopan, mengetuk pintu dengan santai, lalu bertanya.
"Apa kalian pernah melihat bayi ini?" Ucap prajurit sembari menunjukan sebuah potret seorang bayi.
"Kami tidak tahu, Tuan" Jawab pemuda itu dengan santai.
"Baik, maaf mengganggu" Ucapnya sambil melengos pergi bersama yang lainnya.
Maria yang terduduk dilantai dengan mainan kuda kayu miliknya kemudian memperhatikan kedua kakaknya yang tampak khawatir.
Pemuda itu juga Angelina berdiskusi untuk mengganti rencana perjalanannya ke Batavia dengan berjalan terus ke timur. Mereka tahu bahwa hal itu sangat berbahaya, karena yang tengah dicari ialah Maria.
Namun, ini semua Upaya demi melindungi Maria dari hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi dimasa depan.
Meski Hati pemuda itu sedikit goyah, ia tetap menahan egonya untuk terus melindungi Maria maupun Angelina diwaktu bersamaan. Keesokan harinya, ia memulai perjalanannya pagi-pagi buta.
Perlahan tapi pasti, setelah melewati berhari-hari perjalanan, mereka akhirnya sampai di Soerabaja. Angelina mengeluhkan pada kakaknya bahwa Maria sepertinya demam tinggi, wajahnya muncul bintik-bintik merah.
Bukannya berhenti, mereka justru tetap melanjutkan perjalanan, sialnya justru bertemu dengan prajurit bersenjata yang menatap mereka curiga.
Maria menangis karena ia merasakan demam tinggi yang semakin tinggi setiap menitnya. Tanpa menyadari bahwa mereka disituasi yang berbahaya, Maria justru menangis semakin kencang, meminta bola berwarna biru sesekali.
"Jangan bergerak!"
Suara yang terakhir kaliMaria dengar dengan jelas, sisanya hanya merasakan kehampaan dan kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
AventuraHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...