part 5

102 9 0
                                    

Suasana Pagi hari ini sungguh cerah seolah mewakili perasaan Clara.

Di kamar nya, Clara sudah berdiri di hadapan cermin semenjak 10 menit yang lalu. 

Ia masih tidak percaya dengan apa yang telah ia alami, berpindah jiwa ke tubuh gadis cantik? itu sangat mengejutkan bagi nya. 

"Lo bukan manusia, lo bidadari Aurora", Gumam nya sambil menunjuk kaca yang memantulkan diri nya.

Setelah ke narsis an nya selesai, segera ia menyambar tas nya yang tergeletak di atas kasur.

Cklek..

Clara melemparkan tatapan permusuhan saat melihat apa yang ia temui.

Deon pun tak mau kalah, ia membalas tak kalah sengit dari Clara. Sungguh, pertikaian antara kakak adek yang pasti terjadi di seluruh rumah. Hanya saja beda konsep.

Deon melirik Clara dari atas sampai bawah "Tumben ga kaya ondel ondel".

Clara yang mendengar itu langsung meninju punggung Deon dari belakang. 

Membuat sang empu meringis, sudah kena sakit ditambah kaget juga.

"Sembarangan lo! Tinggal bilang cantik susah amat. Lo ga bisu kan?!" Sinis Clara membuat Deon sedikit melongo, bagaimana cerita nya Adek nya ini menjadi pemberani seperti ini?.

Clara berjalan mendahului Deon yang masih melongo tidak percaya, "Kesambet lo?".

Ucapan Clara membuat Deon tersadar lalu meringis lagi, "Sial! tu bocah kebentur batu kali ya?."

Clara sendiri agak sedikit kaget, pasal nya Abang nya ini sedikit berbeda dengan cerita Clara. Di cerita nya Abang nya ini seperti kutub utara, tapi menurut Chelsea, ia seperti setan yang minta di baca in ayat kursi! baca ayat nya, lempar kursi nya.

"Deon, Clara, cepet sini nanti kalian telat loh!" Seru Amy dari ruanh makan membuat Clara semakin bergegas.

Di lihat nya Amy dan Heru yang sudah memulai sarapan, di susul oleh ia dan Abang nya.

Clara kembali melongo entah sudah keberapa kali nya, 'Ternyata gini makanan orang kaya".

Keheningan menjalar saat semua fokus dengan makanan mereka masing masing, sampai sebuah suara membuat Clara geram.

"Ma, Deon ga mau berangkat sama Upik Abu", Clara melirik dengan sinis ke samping nya yang terdapat Deon dijaraki satu kursi. 

"Lagian siapa juga yang mau berangkat sama wajah Beast kaya lo, kaya di cerita Belle and the Beast!" Dengan kesal Clara menyendokan nasi yang berada di sendok nya.

Amy dan Heru menepuk jidat melihat dua rakitan mereka, "Hei, kalian gimana si? saudara masa gitu?". 

"Adek Deon ketuker kali Ma pas di Rumah Sakit", Deon tersenyum sinis sembari menatap Clara.

"Lebih tepat nya lo kali, bukan gue!", Ucap nya. "Btw lo agak mirip sama tukang becak di komplek sebelah" Lanjut nya membuat Deon melemparkan tatapan permusuhan. 

Sungguh tidak habis pikir, Clara kerasukan setan apa sampai berani berucap seperti itu pada nya?. Pikir Deon yang jengkel.

"Cuma jaga jaga, biasa nya kan lo nge lem ke gue, risih banget!" Sarkas Deon membuat Clara berpikir sejenak.

Benar juga!, selama ini Clara asli memang begitu, sangat merepotkan. Bahkan Chelsea juga berpikir sama dengan pendapat yang lain.

Clara berdehem sejenak, "Itu versi lama, ini versi baru dengan segala modif nya." Ia tertawa jahat di akhir kalimat sembari menepuk dada sebelah kiri nya.  



🌟



Setelah perdebatan dengan setan rumahan tadi selesai, Clara berangkat di antar oleh supir pribadi nya.

Nikmat nya hidup ini, dari seorang calon gelandangan menjadi tuan putri. Tidak merugikan juga ia transmigrasi.

Terlihat jelas gerbang dengan tulisan SMA LIMASILA yang telah ia masuki, supir bergegas turun lalu membuka kan pintu untuk nya.

Begitu ia keluar, hampir semua mata menatap nya dengan pandangan yang berbeda. Ada yang kagum, benci, iri, suka dan sejenis nya.

Clara mulai berjalan menuju koridor setelah mengucapkan terimakasi pada supir yang baik itu. 

Untuk menuju koridor, Clara harus melewati parkiran terlebih dahulu. Ia tidak mempedulikan bisikan bisikan dari orang orang di sekitar.

'Sial banget ketemu ratu iblis di sini', Batin nya saat seorang gadis sengaja menabrakan diri pada nya terjatuh dengan dramatis. 

Clara seolah tidak peduli dengan ringisan gadis itu dan terus berjalan seolah tidak terjadi apapun.

"Heh upik abu! sengaja lo ya buat Dina jatuh?", Clara menoleh lalu tersenyum membuat atensi orang orang tertuju pada nya.

"Hah upik abu? itu Clara?", semua bertanya tanya bingung saat mendengar panggilan itu. Karena setahu mereka hanya Clara lah yang biasa di panggil upik abu oleh Calios.

"Ralat, bukan gue. Tapi dia yang ga sengaja nabrak berakhir jatuh secara dramatis, oh maizing bukan?!" Lalu ia mulai menepuk tangan dan membuat gadis yang terjatuh mengepalkan tangan nya.

Gadis itu mulai menangis dan seolah olah memang diri nya yang salah, tapi ini seperti memutar balikan fakta.

"Hiks, udah Kak, aku tadi yang salah ngga liat liat pas jalan", Suara nya yang seperti minta di cekek membuat Clara geram sendiri.

Ternyata benar apa yang Clara asli bilang, jika gadis ini memang ratu nya drama. Mungkin bila ada kompetisi drama ia akan mendapatkan juara satu.

"Bagus deh kalo sadar diri", Clara tersenyum meremehkan menatap Dina yang tengah menghapus sisa air mata nya.

"Lo berani ya sekarang? Udah salah nyolot lagi!", Aldo maju beberapa langkah hingga berhadapan langsung dengan Clara.

Kedua nya saling melemparkan tatapan sengit, "Siapa yang nyolot? kan dia ngaku sendiri kalo dia salah, budek lo?".

Dipikir pikir ucapan Clara memang ada benar nya juga, "Dia ngomong gitu biar lo ga di salahin, seharus nya berterimakasih karna udah di lindungi". 

"Emang siapa yang minta di lindungi? mau jadi pahlawan? ga perlu! gue sebagai penjahat ga butuh pahlawan, sorry." Sembari menyatukan tangan nya di depan dada Clara melirik Dina yang bisa ia tebak tengah kesal.

Semua makin bingung dengan sikap Clara ini, dari penampilan dan wajah yang berubah drastis. Dan sekarang sifat nya juga? dari yang di tindas jadi menindas ibarat nya.

Beberapa yang cerdik sebenar nya tahu, jika semua bully an itu adalah tipu muslihat Dina untuk menjatuhkan Clara di depan Calios. 

Tapi naas nya, tidak ada yang tertarik untuk membela Clara selain sahabat satu satu nya, Khalisa Nurvaizi Naily atau Lisa. 

Karena dulu penampilan Clara yang bisa disebut mirip ondel ondel dan sikap nya yang kadang seperti culun membuat orang orang malas untuk sekedar menolong nya.

Menolong saja malas, apalagi berteman dekat. Tapi seperti nya tidak akan berlaku lagi untuk sekarang.

Clara merenggang pergi setelah tidak mendapat jawaban dari setan setan yang membuat pagi hari nya berkobar kobar.

"DASAR UPIK ABU!" Teriak Gavin dan Aldo serempak membuat Clara menoleh dan menjulurkan lidah nya.

"DAN DARI UPIK ABU GUE MENJELMA JADI CINDERELLA", Balas Clara tak kalah ksncang dari yang meneriaki nya.

Memang benar, itu ungkapan yang cocok untuk Clara. Yang awal nya seperti upik abu berubah menjadi Cinderella yang cantik.

Sedari tadi Aditma dan Deon hanya memperhatikan tanpa berniat untuk ikut campur, seperti nya mereka tengah menilai Clara versi baru.

'Awas aja lo!' , Si ratu drama hanya bisa membatin kwsal dan harus menelan kenyataan bahwa Clara telah berubah sangat drastis, bahkan ia akui iri dengan kecantikan yang Clara miliki.

Chelsea Or ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang