Jia menguap di tengah sarapannya. Berkali-kali ia hampir memejamkan mata saat memakan sup kimchi buatan Haechan.
Haechan yang duduk disampingnya terkekeh geli.
"Jangan tidur." dia menyangga kepala Jia yang hampir terjatuh.
Jia membuka matanya. Menatap kesal pada pria itu. "Memangnya aku seperti ini karena siapa?" dengusnya.
Ia masih mengantuk dan badannya sangat lelah setelah semalam di hajar habis-habisan oleh Haechan. Bayangkan saja, paginya sudah diserang berkali-kali olehnya, lalu malamnya, dia kembali menghajarnya habis-habisan sampai punggungnya sakit.
Ugh, cemburu membuatnya lepas kendali. Dia meminta ganti yang lebih banyak.
Haechan menyungging miring, "salah siapa. Jika aku mendengar kau menginap lagi dengannya, siap-siap saja ku hukum sampai pagi."
Dug!
Jia meninju kesal bahu Haechan. "Ngeselin!"
Haechan menjepit kedua pipi Jia dengan satu tangannya hingga bibirnya terjepit seperti ikan.
"Opphhaa!" Jia memekik tidak jelas.
Haechan tertawa gemas. Dia mengecup bibir yang terjepit lucu itu.
Chup.
"Nanti kubelikan kopi biar tidak mengantuk." katanya saat melepaskan tangannya dari pipi Jia.
"Tambah Stowberry latte."
Haechan tertawa seraya mengacak rambut Jia sampai berantakan lagi.
"Siap, my dear!"
Jia tersenyum senang, ia menggeser duduknya dan merebahkan kepalanya di bahu lelaki itu. "Oppa, kapan kau libur?" tanyanya.
"Entahlah, jadwal masih saja padat." Haechan mengusap bahu Jia dalam pelukannya seraya meminum minuman herbal.
Jia mendongak, melihat reaksi Haechan yang tengah meminum minuman tidak enak itu.
"Pahit, ya?"
"Eung," jawabnya sembari meraih makanan manis untuk menghilangkan pahit di lidahnya.
Jia mengeratkan lingkaran tangannya di tubuh Haechan. "Jaga kesehatan ya,"
Haechan terkekeh. "Tentu saja. Tapi juga tergantung dirimu."
Jia langsung mengangkat kepala dari bahu itu dengan alis menaut. "Kenapa aku?" ujarnya, bingung.
Haechan mengangguk santai. "Eoh, jika kau tidak membuatku stres, aku bisa bekerja dengan nyaman dan makan dengan baik."
Jia melongo selama beberapa saat, lalu mencibir, "Jangan jadikan aku sebagai alasan."
Haechan lalu menatap wajah di depannya. "Aku serius. Seperti misalnya kau diam-diam pergi dengan Jeno, itu membuatku sangat marah. Aku jadi malas melakukan apapun, dari makan sampai bekerja."
Jia meringis dan mengalihkan pandangannya. Perlahan tangannya ia tarik dari tubuh Haechan. "Oppa berlebihan, deh."
Tidak mungkin Jia bisa menghindari Jeno. Dia menakutkan saat marah.
"Ah, ya, Aku belum bilang ya, kalau aku sekarang mengikuti kelas akting." Jia merubah topik pembicaraan.
Haechan mengerutkan kening menatapnya, "akting? Jadi kau akhirnya menerima tawaran staf itu?"
"Eoh," Jia mengangguk. "Setelah kupikir lagi, tidak ada salahnya aku mencoba."
"Kau akan tampil di drama?" Haechan bertanya dengan alis yang masih menukik.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON [LEE HAECHAN]
FanfictionJia pikir Haechan tidak akan menyukainya karena dia hanya menganggap Jia sebagai adik kesayangannya saja. Jia yang sudah lelah menunggu berakhir menerima Jeno sebagai pacarnya. #Mature content ⚠️🔞 #Romance #Drama #Idol #Toxic #ReverseHarem :") S...