Junkyu turun dari mobil meahnya dengan perasaan kesal, bahkan pintu mobil yang tak memiliki salah itu ia tutup dengan sedikit bantingan hingga menimbulkan suara cukup keras. Beberapa para pelayan yang sedang mengerjakan pekerjaan di sekitar halaman rumah pun tak luput dari rasa terkejut, dengan perasaan takut mereka memilih membubarkan diri dari pada terkena dampak dari amarah tuan muda mereka
Kim Junkyu, putra tertua dari keluarga Kim dulunya terkenal sangat ceria, dia suka menebar kebahagiaan pada siapapun yang ditemuinya. Namun perubahan sikap itu tak bisa dihindari kala sosok yang menjadi pusat kebahagiaannya meninggalkan Junkyu untuk selamanya, dan selang dua minggu setelah rasa duka yang ia dan saudaranya, sang ayah justru menikah kembali tanpa meminta persetujuan kesebelas putranya
Dari ibu sambungnya itu kini Junkyu memiliki satu adik tiri yang sudah menginjak kelas 3 SMA. Rasa benci pada sang adik tiri lebih besar dari perasaan kecewa pada sang ayah karena Junkyu sangat membenci sifat caper dari si bungsu, rasanya jika bisa Junkyu ingin membunuhnya
" KIM JUNGHWAN!!!"
Suaranya menggema di seluruh rumah, hingga tak ada satu orangpun dirumah itu yang tidak akan mendengar suara Junkyu, apa lagi seseorang yang baru saja disebut dalam panggilannya
Kim Junghwan, laki-laki yang baru menginjak usia 16 tahun itu terburu-buru menuruni tangga. Sesungguhnya ia tau apa yang akan terjadi, tapi menghindar pun tak akan bisa ia lakukan karena Junkyu bukanlah orang yang akan dengan mudah melepaskannya
"I-iya kak"
" Udah berani lo sama gw sekarang?"
Junghwan menggeleng ribut, dia tak pernah berpikir untuk berani melawan Junkyu ataupun saudaranya yang lain. Jangankan melawan, Junghwan bahkan tak berani sekedar menatapnya. Kepalanya akan selalu tertunduk jika dihadapkan dengan mereka
" Ada apa kak?" Tanya Haruto yang terlihat berantakan karena baru bangun tidur, suara keras Junkyu mampu membuat Haruto terganggu tidurnya
" Lo kan yang ngadu ke Papa kalau gw balapan kemarin?" Tak menjawab pertanyaan Haruto, Junkyu memilih melontar pertanyaan pada si si bungsu
"E-enggak kak, a-aku"
BUGH!
Tubuhnya terdorong kebelakang hingga jatuh ke lantai tepat didepan kaki Mashiho, ketika Junkyu melayangkan tendangan tepat di perutnya. Junghwan memejamkan matanya, perutnya terasa sakit dan bahkan luka yang mereka berikan sebelumnya belum sepenuhnya sembuh dan dia harus menerima pukulan yang keras dititik yang sama lagi
" Berani lo bohong sama gw?!"
" Gak kak hiks aku gak bohong, aku Akhhh sak-kit!"
Kepalanya dipaksa mendongak saat Junkyu dengan tak berperasaan menarik rambut Junghwan cukup kuat
" Saat adik berani melawan kakaknya, perlu diberi hukuman kan?"
Junghwan menggeleng ribut, ia tak mau lagi mendapatkan hukuman dari Junkyu
" Kasih hukuman aja kak, dia gak akan paham kalau cuma dikasih omongan" Kata Jeongwoo dari ruang tamu tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi, di sampingnya Jaehyuk tertawa mendengar ucapan adiknya
" Gak, aku gak mau hiks jangan hukum aku kak"
Junghwan memohon sembari menahan sakit dikepalanya, Junkyu masih belum melepaskan cengkramannya