First mission

72 10 1
                                    

Ae Seol duduk diam menatap makanannya yang tidak disentuh. Teman-temannya juga diam, tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghiburnya.

Ae Seol mengambil sendok, memegangnya dan ia mulai memakan makanannya tanpa minat.

Letnan Lee mengawasi dari jauh. Ia tidak bisa membantah perintah dari Letkol Yoon untuk mengikutsertakan Ae Seol ke dalam misi.

Sersan Seo mendekati Letnan Lee, "Haruskah aku memberikan ini padanya ?"

Letnan Lee melihat plastik berisi kertas dan pulpen. "Aku saja..." Ia mengambilnya.

•••

Setelah Ae Seol selesai makan malam, Letnan Lee memutuskan untuk menemuinya di Tenda para gadis-gadis.

"Sodaejang..."

Ae Seol menatap Letnan Lee, "Ya, Pak Komandan..." Ia berjalan mendekat.

Letnan Lee menatap keponakannya. Ia lalu menyodorkan plastik berisi kertas dan pulpen.

Ae Seol menatap plastik tersebut. Ia tahu itu. Plastik tersebut adalah Surat Wasiat. Dengan tangan gemetar Ae Seol mengambilnya.

"Apa itu ?" Yoo Jung menatap.

"Ini surat wasiat ? Aku harus menulisnya..."

Yoo Jung dan sembilan temannya terkejut mendengarnya.

Letnan Lee masih menatap Ae Seol. "Majja. Tulis kata-kata terakhir. Potong kuku dan juga rambutmu. Masukkan ke dalam kantong. Itu untuk mengidentifikasi DNA-mu. Dan satu-satunya anggota tubuhmu yang tersisa jika keberadaan jasadmu tidak diketahui..."

Yoo Jung dan sembilan temannya menutup mulut mereka, tidak percaya. Ae Seol berjalan menuju ranjangnya. Ia kembali harus menulis surat wasiat.

Letnan Lee menatap Ae Seol dengan mata berkaca-kaca. "Mianhae..."

Ae Seol menatap Pamannya. "Gwenchana. Aku akan mengisinya..."

Letnan Lee mengangguk dan undur diri. Yoo Jung dan sembilan temannya segera mendekati Ae Seol yang sedang menulis.

"Bukannya ini menakutkan..." Soon Yi berkata

"Ae Seol-ah, kenapa kamu tidak takut ?" Joon Hee menatap.

"Mau bagaimana lagi, besok pagi aku harus pergi. Tidak ada waktu untuk takut. Aku Sodaejang. Sodaejang harus berani..." Ae Seol masih menulis surat wasiatnya.

Bo Ra tidak sanggup lagi, ia langsung memeluk adiknya sangat erat.

"Kamu pasti kembali dengan selamat. Ani... Pokoknya kamu kembali dengan beberapa luka tidak apa-apa asalkan bukan kembali tanpa nyawa..." ucapnya masih memeluk Ae Seol.

"Majja. Yeon Joo bisa mengobati lukamu, jika kamu terluka.." Yoo Jung menatap.

•••


Para laki-laki berkumpul di Tenda para gadis-gadis, Chi Yeol terduduk di ranjang entah milik siapa. Ia memikirkan kehidupan sebelumnya.

'Apakah besok Ae Seol akan pergi ke Maesong-ri ? Tidak mungkin...'

"Bukankah surat itu dipersiapkan untuk pemakaman..." Hee Rak menatap.

Il Ha menampar kepalanya.

"Aku baik-baik saja, kenapa kalian heboh ?" Ae Seol menatap.

"Jika kalian mendapat misi, kalian juga mendapat ini..." Gadis paling muda itu memegang surat wasiat di tangannya.

"Hah ?"

Duty After School : Save Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang