Who is the real burden ?

69 10 1
                                    

"Omong-omong sudah berapa lama kita di sini ?" Tae Man menatap.

"Wang Tae Man, jangan banyak bicara ! Kembali bekerja !" Il Ha berseru.

Sudah berhari-hari mereka bekerja di Kamp. Menggali saluran air, membuat lubang perlindungan dan lainnya.

"Aiiish... Mau sampai kapan kita seperti ini terus !" Hee Rak mengeluh.

"Menyebalkan !" Soon Yi mengeluh.

Ae Seol terus bekerja tanpa mengeluh seperti teman-temannya. Ia menggali tanah dengan menggunakan kapak beliung, menggantikan tugas Jang Soo.

"Ae Seol-ah, nanti punggungmu pegal-pegal !" Jang Soo menatap.

Ae Seol terus menggali hingga selesai dari batas yang telah ditetapkan. Ia meletakkan kapak beliung itu di tempatnya. Sersan Seo datang dengan membawa clipboard.

"Berhenti mengeluh, ada Sersan Seo..." Yoo Jung memberitahu teman-temannya.

Mereka langsung bungkam. Dan bekerja dengan wajah masam. Ae Seol merenggangkan otot kedua tangannya kanan-kiri hingga berbunyi.

"Ottoke ?" Jang Soo menatap.

"Kurasa punggungku butuh koyo panas..." Ae Seol menatap.

Jang Soo terkekeh. Ae Seol mengambil karung, dengan menggunakan sekop kecil, ia memasukkan tanah ke karung tersebut.

"Yoo Ha Na, berhentilah mengeluh. Pegang yang benar..." Bo Ra mulai jengkel mendengar keluhan yang keluar dari mulut sahabatnya.

Dari sudut matanya, Bo Ra melihat Ae Seol sedang mengambil tanah dengan sekop kecil. "Aiiish... Kenapa kita-kita tidak seperti itu..." ucapnya.

Young Shin dan Yoo Jung yang mendengarnya melihat apa yang diperhatikan oleh Bo Ra.

"Aiiish... Benar juga..." Young Shin berkata.

Jang Soo mengikat karung berisi tanah. Ae Seol terus mengisi karung hingga penuh dengan tanah galian.

"Young Soo, kau sangat kuat.."

Ae Seol dan Jang Soo mendengarnya. Keduanya melihat So Yeon memuji Young Soo.

"Oppa, gwenchana ?" Ae Seol menatap.

Jang Soo menatap Ae Seol, "Wae ?"

"Oppa tidak cemburu ? Bukannya Oppa suka So Yeon ?" Ae Seol menatap.

Jang Soo yang mendengarnya terkejut, bagaimana Ae Seol tahu. "Ottoke ?"

Ae Seol terkekeh, "Gwenchana. Aku tidak akan bilang padanya..."

Jang Soo bernafas lega. "Gomawo... Eh.... Kenapa aku harus bilang Gomawo ?"

"So Yeonnie !"

"Ya, Seolroro ?"

"Berhentilah menebar pesona. Ada yang hatinya mencair di sini..."

"Eh ! Nugu ?"

"Ngapain dicari. Sudah mencair orangnya. Tercampur tanah..."

"Aiiish..."

"Ppppfff..." Yoo Jung dan teman-temannya terkekeh.

Sersan Seo geleng-geleng kepala.

"Soon Yi, pegang karungnya dengan benar !" Hee Rak mengeluh.

"Aiiish... Peganglah sendiri !" Soon Yi kesal, melempar karung itu ke arah Hee Rak, membuat wajah pemuda itu terkena tanah

"Lee Soon Yi ! Shibal ! Kau melempar wajahku dengan tanah !" Hee Rak kesal.

"Aiiish... Woo Hee Rak, diamlah !"

Duty After School : Save Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang