Still alive

66 9 1
                                    

Waktu telah berlalu sekitar 30 menit lamanya.

Letnan Lee menatap anak-anak didiknya. "Kita harus pergi. Mencari jasad Ae Seol, lalu kita membawanya ke Kamp..." katanya.

Peleton Dua SMA Sung Jin masih berduka atas 'kematian' Kapten Junior mereka.

Bo Ra perlahan berdiri, "Aku akan mencari jasadnya.."

"Bo Ra-ya..." Ha Na menahan tangannya.

Bo Ra menepis tangan Ha Na. "Jika kamu melakukan pekerjaanmu dengan benar, adikku bisa menyusul kemari, Shibal !" Ia marah.

Ha Na menatap sahabatnya, "Bora-ya, mianhae..."

Beberapa dari mereka menatap sinis ke arah Ha Na.

•••

Semua orang keluar dari gedung Seol Bong, berjalan menuju reruntuhan Universitas Maesong. Mereka semua terlihat sedih tak kuasa menahan air mata.

"Sodaejang ! Huuaaa !" Soon Yi kembali menangis. Ia terduduk sambil bersandar pada mobil di belakangnya.

"Soon...Yi.."

"Huaa... Aku mendengar suara Sodaejang lagi di kepalaku..."

"Soon Yi... Aku ada di sini..."

"Eh..." Soon Yi berhenti menangis, ia merasakan ada yang menarik-narik seragamnya. Saat itulah matanya melihat tangan di bawah mobil— tempat ia bersandar.

Jam tangan familiar yang selalu berbunyi di setiap waktu secara teratur.

"Sodaejang !!!"

Mereka yang mendengar suara teriakan Soon Yi, langsung melihat ke arah gadis itu.

"Lee Soon Yi, aku tahu kamu sedih. Kita juga—"

"Sodaejang ada di bawah mobil.."

"Hah ?"

Young Shin segera berjongkok untuk melihat bawah mobil. "Ae Seol ada di sini !"

"Letnan Lee, Ae Seol ada di sini !"

Mereka yang mendengarnya segera melihat ke bawah mobil. Na Ra dan Bo Ra tampak lega.

"Jangan lihatin aku terus, bantu aku keluar, Shibal !"

Mereka malah terkekeh mendengarnya.

"Tarik dia keluar, hati-hati..."

Young Shin dan Jang Soo meraih dua tangan Ae Seol dan menariknya keluar. Na Ra dan Bo Ra berada paling dekat, keduanya melihat Ae Seol. Gadis itu memiliki beberapa luka baru.

Bo Ra meletakkan kepala Ae Seol di atas pahanya. Ia membersihkan pasir di rambut Ae Seol.

"Seol-ah, kamu berdarah. Mana yang terluka..." Na Ra panik melihat seragam Ae Seol berlumuran darah.

"Ani. Ini darah dari koloni ukuran sedang. Dengan darah ini— sepertinya aku tidak diincar para koloni... Mereka melewatiku begitu saja. Cara inilah yang membuatku berhasil keluar..."

"Sepertinya kamu berkamuflase..." Young Shin menatap.

"Baunya menjijikan..." Ae Seol membuka resleting seragamnya, menyisakan seragam lainnya yang ia kenakan.

"Sodaejang..." Soon Yi mendekat, berlutut di depan Ae Seol. " Kukira aku berhalusinasi..." Ia menatap.

Ae Seol menyunggingkan senyum kecil. "Apa kalian menangisiku ?"

"Aiiish... Tentu saja. Jika Sodaejang mati, siapa yang akan menjaga kami ?" Soon Yi bertanya.

"Jika aku mati, kalian bisa saling melindungi satu sama lain..." Ae Seol menatap.

Duty After School : Save Friends [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang