BAB 18 [Aksara sang tentara]

55 26 3
                                    


Mereka berlima telah sampai di komplek Batalyon Garuda Indonesia.

Dengan segera Letda Rayyan membantu Rara menurunkan beberapa barang barangnya.

"Kamu mau mampir dulu? " Tanya kolonel fathur kepada Letda Rayyan.

"Boleh ndan. " Jawabnya.

"Yasudah ayo, ayo masuk. "

Kolonel Fathur dan Letda Rayyan pun masuk ke dalam rumah Danyon dari Batalyon garuda Indonesia ini.

"MasyaAllah adek. " Gumam bunda ayu _istri kolonel fathur heboh saat melihat sang keponakannya sudah pulang dengan selamat.

"Alhamdulillah kamu nggak terluka parah ya nak. " Ujar bunda ayu sembari memeluk sang keponakan.

"Kebetulan banget nih ada kalian berdua. Tante tadi masakin kolak ke sukaan kalian berdua loh. " Guman bunda Ayu yang menyebut dirinya tante kepada Ika dan Zela.

"Aduh nggak usah repot repot tante. " Guman Zela.

"Nggak, nggak repot kok. Ayo masuk" Ajak mama ayu

Mereka ber tiga pun mengekori mama ayu untuk pergi ke arah ruang keluarga.

"Abang, mas. " Panggil bunda Ayu

"Iya bun? Kenapa. " Saut dua remaja itu berbarengan.

"Adek udah pulang. "

Gubrak!!

Letda Rayyan yang berada di ruang tamu bersama Kolonel Fathur pun kaget.

"Susah biasa. " Jelas Kolonel fathur

Letda Rayyan pun hanya menggunakan kepalanya paham.

"Saya percaya sama kamu Rayyan, saya harap kamu tidak mengecewakan saya. Saya tau kamu orangnya bertanggung jawab seperti ayah kamu. " Ujar Kolonel Fathur sembari menepuk nepuk pundak Letda Rayyan.

Awalnya Kolonel fathur ingin membuatkan dirinya kopi. Tapi dirinya menolak karna, ia beralasan hanya ingin beristirahat sebentar dan langsung kembali ke Kesatuan nya.

"Yasudah kalo begitu komandan, saya pamit dulu ya. " Ujar Kolonel Fathur.

"Loh cepat banget ray. Mau saya panggil kan Rara? " Tanya Kolonel Fathur.

"Oh tidak usah komandan, saya pamit dulu ya. Kalo ada waktu saya main main kesini" Gumamnya yang di angguki Kolonel Fathur.

***

Letda Rayyan:

Kini dirinya telah berada di area wisata danau sipin. Dirinya memang sering duduk di sana untuk menenangkan diri.

Ia belum kembali ke Kesatuan nya, tadi ia telah menghubungi sang ayah untuk pulang sedikit terlambat, karna ada urusan katanya.

Letda Rayyan kembali ke dalam mobilnya untuk mengambil sebuah buku catatan dan pulpen miliknya.

Ia segera menuliskan perasaannya di dalam buku itu sembari tersenyum karna membayangkan wajah seorang perempuan yang baru beberapa menit yang lalu ia turunkan di rumah pamannya.

Letda Rayyan pun mulai membuka tutup penanya dan mulai menggores beberapa baik kata kata di dalam buku tulis favorit nya itu.

"Akara wajan mu masih terbayang bayang di fikiran ku, dan parasmu yang dahayu akan membuat siapa saja yang berada di dekatmu pasti akan mengucapkan kata MasyaAllah, bait kata yang keluar dari lisan mu, pasti akan membawa maknanya tersendiri "

"Entah sebuah perasaan macam apa yang aku letakkan kepada dirimu. Tapi aku harap, rasa ini akan bertahan lama. Aku harap, kamu segera mengetahui sebuah perasaan apa yang aku taruh pada dirimu"

"Aku tidak tau dengan cara apa aku harus mengungkapkan nya, aku masih belum punya nyali untuk mengungkapkan itu semua"

"Aku harap, kamu tidak seperti perempuan perempuan di luar sana yang menganggap jika laki laki ber seragam itu adalah buaya"

Setelah menuliskan kalimat terakhirnya, ia sedikit terkekeh.

Dengan segera ia menutup kembali buku nya, dan beranjak pergi dari sana.

***

Setelah perjalanan panjang, akhirnya ia telah menginjakan kaki nya di komplek batalyon merpati hitam.

Dengan segera ia mengarahkan mobilnya ke arah rumah kedua orang tua nya.

Dia merupakan anak tunggal. Maka dari itu, ia anak yang sangat di sayang oleh kedua orang tuanya.

Ayo kita bayangkan sama sama, ia baru saja mengetuk pintu rumah dinas sang ayah, yang tak lain dan tak bukan merupakan danyon dari batalyon merpati hitam.

Sang ayah bernama M. El Bintar Ahmad, dan sang bunda bernama Evalinda Putri.

"Ihh MasyaAllah anak kesayangan bunda akhirnya udah pulang" Gumam sang bunda sembari mencium. Kedua pipi putranya

"Ekhem" Deham Kolonel Bintar

"Kamu nanti dulu ya ayah, anak kita baru pulang ini" Gumam bunda Eva

Semakin Kolonel Bintar cemberut, maka semakin gencar pula sang putra menggodanya.

"Sikap tobat El" Gumam Kolonel Bintar

El adalah panggilan keluarga untuk Letda Rayyan.

Kata El di ambil dari nama belakangnya yaitu "arryan zeinata EL Bintar. "

***
Sampe situ dulu ya? Gapapa lah pendek, ngantuk soalnya wkwkwk. Ak pamit ya

Assalamu'alaikum

waktu untuk negara [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang