5. Teman Berkurang

963 122 52
                                    

Goblok, goblok, goblok. Mestinya aku nggak begadang semalam. Aduh, pusing banget kepalaku, pengen tidur lagi. Tapi pagi ini ada syuting The Julid.

Aku meminum segelas kopi tanpa gula untuk memaksaku tetap melek, minimal sampai syuting selesai siang nanti. Kemarin, sepulang dari makan malam bareng beberapa tim Arserimusik dalam rangka rilisnya single pertamaku. Euforia benar-benar membuatku susah tidur.

Aku mandi air hangat dua kali begitu sampai kosan, minum susu hangat, susu cokelat, dan teh hangat sampai perut kembung. Tapi bukannya ngantuk, aku jadi bolak balik ke kamar mandi dan makin nggak bisa tidur. Akhirnya aku menonton variety show di netflix sampai jam tiga pagi.

Baru tidur sebentar sudah adzan shubuh. Setelah sholat sebenarnya aku mau tidur lagi, tapi ingat kalau ada syuting pagi-pagi. Aku takut kebablasan bangun, bisa-bisa Jenderal Sabda ngamuk kalau aku telat kesiangan karena begadang semalaman.

Jangan nguap Ta, apapun yang terjadi nanti. Tahan, minimal sampai kelar syuting The Julid.

***

Sabtu pagi jalanan Jakarta tetap macet. Ya, memang kapan sih Jakarta nggak macet? paling setahun sekali pas lebaran. Cuma menurutku, suasana macet di weekend jauh lebih fun daripada macet di hari biasa.

Orang-orang entah kenapa nggak saling adu klakson, atau nyetir serobot sana sini seperti saat weekdays. Semuanya jadi sedikit lebih beradab.

Mungkin karena lagi bareng ama pasangan juga kali ya? jadi pada happy aja di tengah kemacetan. Bisa quality time ngobrol dan curhat manja.

Tapi nggak berlaku buatku. Aku tetap macet-macetan dengan manusia setengah robot, untuk berangkat kerja di akhir pekan. Sialan.

Pernah suatu ketika, aku tanya ke Bang Sabda soal jatah liburku. Dia bilang aku cuma bisa libur kalau aku sakit. Jenis penyakitnya pun harus yang sampai membuatku dirawat di Rumah Sakit.

Selain itu, apapun keluhanku nggak akan berarti apa-apa. Selama aku masih berdiri, artinya aku masih bisa kerja. Sampai sini, apakah jenderal Sabda sudah terdengar kejam? atau sangat kejam?

"Ta, Gue tinggal meeting bentar ya. Nanti Gue jemput jam setengah satu."

"Semoga lancar, ati-ati ya Abang."

Setelah dia pergi, aku masuk studio dengan langkah gontai. Kak Hiro dan Kak Bimo ternyata belum sampai lokasi, cuma ada kru-kru yang baru mulai bersiap. Seperti dua episode sebelumnya, aku langsung di-briefing oleh Kak Maria-salah satu tim kreatif The Julid. Hari ini ternyata ada tambahan naskah built in yang harus kuhapal.

"Oh ya Ta, ntar segmen game kan diganti jadi interview soal single baru Lo. Dari kreatif nggak siapin brief detail pertanyaannya. Jadi ntar ngalir aja ya tek-tokan antara Lo sama Kak Bimo, sama Kak Hiro."

"Oke Kak, terus ini bintang tamu cuma sampai segmen 4 aja ya Kak?"

"Iya, dari viewers minta banyakin segmen Lo nyanyi soalnya, jadi Pak Produser di meeting evaluasi terakhir mutusin buat nata ulang segmen. Ada tambahan satu segmen Lo nyanyi akustik bawain lagu-lagu request-an viewers."

"Ini udah diomongin sama Bang Sabda kan Kak?"

"Nah harusnya udah ya Ta, Gue soalnya cuma bagian nyampein rundown aja. Soal aturan kontrak kerjasama dan lain-lain urusannya Pak Prod."

Aku mengangguk saja, dan fokus menyimak arahan lebih lanjut. Tak lama Kak Hiro dan Kak Bimo datang, dengan kondisi saling diam-diaman.

Mereka berantem? waduh. Ntar pas syuting gimana?

SABDA TITAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang