Chapter 2 (r)

12.8K 550 7
                                    

"Rio bilang anak-anak dikelas gak takut sama dia dan Ibu mau kasih tugas buat seminggu. Tapi ya itu tadi, Rio gak bisa bikin anak-anak nurut sama dia dan dia juga bilang kalo anak-anak lebih dengerin kamu."

Bu Nida menuliskan sesuatu di secarik kertas, kemudian melanjutkan pembicaraan ini.

"Jadi Ibu mau kamu yang bilang ke anak-anak untuk mengerjakan tugas sepekan dan kamu juga yg ngumpulin ke Ibu. Batas waktunya senin besok harus sudah dikumpulkan."

Tuturnya panjang lebar.

Aku menghela napas panjang lalu

"Baik bu,"

Aku tersenyum tulus.

Lalu meraih secarik kertas yang diberikan,

"Kesya, kalau tidak salah nanti dikelas kamu ada murid baru, nah murid itu satu kelompok sama kamu aja ya, karena satu kelompok isi 2 orang" Lanjutnya.

Aku mengangguk tanpa banyak bertanya.

Tidak perduli perempuan kah atau bukan. Lalu segera permisi keluar.

Diluar aku kembali memikirkan insiden tabrakan tidak sengaja dengan laki laki yang sangat mirip dengan, seseorang.

"Pagi Kesyaa, ko masi pagi udah suntuk aja si. Ah iya, soal kejadian tadi pagi gue minta maaf ya, jangan marah lagi oke?"

Kulihat Kak Adit yang LAGI-LAGI ganggu.

"Hmm." Gumamku

Kemudian beranjak pergi.

Dan bukan Adit nama nya kalo membiarkan aku tenang.

Kak adit menahan lenganku lalu aku menepis dengan sangat-sangat kasar.

"Jangan sembarangan ya! kalo lo berani pegang-pegang, gue teriak! Minggir, gue mau balik ke kelas."

Kataku dingin sambil melotot sebal.

Adit itu emang deh, udah sakit kayak nya. Katanya pentolan sekolah? Banyak yg suka juga, kenapa harus aku yang dia ganggu terus?

Menyebalkan.

Sampai dikelas aku kaget dengan keberadaan Pak Andra, guru galak sekaligus wali kelas X-1.

Aku melenggang masuk dengan sopan,

"Darimana saja? Apa anda tau ini masih dalam waktu belajar? Walau sedang tidak ada guru seharusnya anda diam dikelas bukan?"

Sambutnya dengan sorotan mata yg mematikan. Aku menyembunyikan kekesalan ku.

"Kenapa tidak menjawab pertanyaan saya? Anda pikir saya----"

Belum selesai bicara aku menyelanya.

"Maaf sir, tadi saya dari perpustakaan ada panggilan dari Mrs. Nida. Maaf jika saya membuat anda menunggu."

Ihh ampun deh ni guru ngomong seenak nya aja.

"Baiklah silakan anda duduk."

Aku mengangguk dan berjalan ke kursi. Tentunya disambut tatapan heran teman teman.

Jelas saja Pak Andra ga marah sama aku yaa karena aku ini termasuk murid pilihannya. Mungkin karena aku mahir dalam mapel satu ini.

Saat baru beberapa langkah, kaki ku berhenti dan disaat itu juga aku kaget setengah mati mendapatkan cowok ini ada dikelas yang sama denganku.

"Ada apa lagi? Kenapa anda berhenti, saya sudah persilakan untuk duduk."

Teguran pak andra membuyarkan pandangan ku. Kulihat senyum yang mengejek dari cowok itu.

Story of my life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang