jamais vu - II

255 34 2
                                    


 
⚠️⚠️TRIGGER WARNING!!⚠️⚠️

[ TERDAPAT ADEGAN YANG MENUNJUKKAN INDIKASI PERCOBAAN BUNUH DIRI, PERILAKU SELF HARM, DAN DEPRESI]

(⁠✷✷⁠)


Sunoo pikir dirinya merupakan manusia yang memiliki hidup paling bahagia lebih dari siapapun di dunia ini. Bukan tanpa alasan melainkan karena Lee Heeseung.

Laki-laki yang secara suka rela mengulurkan tangga pada dirinya yang sempat terjembab dalam lubang keputusasaan.
Karena Heeseung, ia lupa masa gelap yang sempat mencekik lehernya.
Karena Heeseung, ia tidak bisa melewati hari tanpa senyuman.
Karena Heeseung, ia mengerti apa makna bahagia yang sesungguhnya.

Heeseung adalah napasnya, jantungnya, jiwanya, juga raganya. Yang mana berarti ketika Heeseung  suatu saat memutuskan untuk pergi, maka tidak ada lagi yang tersisa untuknya. Sunoo itu naif memang, kesengsaraan yang membuatnya tenggelam ke dalam dasar lautan paling dalam mempersilahkan Heeseung menjadi satu-satunya bias cahaya yang menuntunnya agar dapat kembali ke permukaan.

Jika diibaratkan sebagai mimpi, maka Heeseung adalah mimpi paling indah yang pernah Sunoo alami. Mimpi yang membuatnya enggan membuka mata tak peduli berapa lama.
Bahkan hingga sekarang, ketika mimpi yang tadinya dihias ribuan tumbuhan bunga indah serta wangi semerbak, kini telah dijalari tumbuhan belukar yang beracun. Dan Sunoo dipaksa untuk bangun dari mimpi buruk tersebut.

Semuanya dimulai dengan kehadiran seseorang yang membuat bibir tebal milik Heeseung selalu merekah manis ketika berbicara. Tentu Sunoo menyukainya, sebab orang itu dapat membuat “tuannya” bahagia.

Heeseung bilang namanya Sim Jaeyun, laki-laki ceria yang selalu membawa kehangatan melalui tutur bicaranya yang lembut dan ramah. Heeseung bilang Jaeyun itu bagai matahari karena selalu membawa suka cita pada siapapun yang berinteraksi dengannya. Sunoo tak pernah suarakan bantahan, karena ia pun merasakan hal serupa. Jaeyun itu sempurna.

Love, ini Sim Jaeyun. Adik kelasku saat masih di Australia sana.”

Love, Jaeyun boleh tinggal dengan kita?”

Love, aku menyukai Jaeyun. Sudah tentu aku juga sayang padamu, tapi jika boleh, bisakah Jaeyun masuk dalam hubungan kita? I love him too.”

Saat itu dirinya tidak mengucap sepatah kata sebagai persetujuan, namun senyum yang spontan terukir sebagai bentuk rasa keterkejutan ditafsir berbeda oleh Heeseung. Maka pelukan erat yang entah kenapa tidak lagi hangat Sunoo dapatkan, Heeseung juga menciumnya  saat itu sebagai bentuk rasa terima kasih barangkali, namun ciuman tersebut bagai belati yang siap menusuk ulu hatinya dalam sekali tikam.

Kim Sunoo berakhir menerimanya dengan anggapan bahwa kehadiran Jaeyun akan membuat hidup Heeseung semakin bahagia. Karena pada dasarnya, kebahagiaan Heeseung adalah miliknya pula. Tetapi kenyataannya Sunoo salah kaprah.

"Jake, kamu tau Sunoo kemana? Aku gak lihat dia seharian."

Heeseung muncul dari studionya yang memang berlokasi satu atap dengan rumahnya dan Sunoo, segera menghampiri Jaeyun yang sedang menggeluti hobi barunya yaitu bermain rubik. Laki-laki berkulit langsat dengan rambut tebal lurus yang diberi warna navy blue itu pun mengalungkan kedua tangan pada pinggang ramping milik pemuda bermarga Sim tersebut. Ambil penuh fokus sang kasih dari mainan barunya.

"Mungkin di kamar. Tadi bilangnya sakit kepala jadi aku suruh istirahat. Coba kamu samperin." Fokus Jaeyun tetap pada rubik yang belum satu warna ditanganya. Sedangkan Heeseung mulai menghujani pundak kekasihnya itu dengan kecupan ringan.

"Ya udah, biarin dia istirahat."

Jaeyun memilih diam, tak hirau akan Heeseung yang mulai mengganggu dirinya dengan tindakan yang ia tahu akan menjurus kemana. Decakan sebal pun lolos dengan sedikit gerakan paksa untuk membuat kekasihnya itu menjauh.

"Kak."

Heeseung tergelak ringan, mengangkat kedua tangannya ke udara. "Okay, maaf sayang. Nanti kalo udah bosan panggil aku, ya."

"Hmmm."

Mereka baik-baik saja tanpa Sunoo. Terlebih Heeseung.

  (⁠✷✷⁠)

Kotak berisikan obat-obatan itupun ditutup rapat oleh Jay setelah selesai menggulung perban pada pergelangan tangan kiri Sunoo. Yang tidak lagi membuka suara sejak kakinya menginjak unit apartemen tempat dirinya dan Sunghoon tinggal.

Ia dengan berat hati bangkit dari duduknya pada pinggir ranjang dan segera menemukan sosok teman serumahnya tengah berdiri di ambang pintu dengan tatapan tak kalah sendu. Barangkali sama terlukanya, namun terlalu rumit bagi Jay untuk ikut mengerti.

Hembusan napas berat lolos seiring dengan tungkainya melangkah menuju ke arah pintu di mana Sunghoon masih berdiri dalam kebisuan. Tensi sakit ini benar-benar memuakkan.

"Jangan bersikap jahat ke dia. Kamu nggak tau serapuh apa dia sekarang, if you are just trying to be savage this isn't the right time. Dia butuh kamu, Hoon."

Sunghoon melirik Jay sembari menarik napas hingga tercekat, menelan teguk dengan angguk pelan yang cukup ragu. Lantas meninggalkan laki-laki jangkung itu dengan tepukan pada pundaknya sebagai bentuk dukungan. Entah agar ia yang menjadi lebih tegar, atau agar dirinya dapat membuat Sunoo menjadi lebih tegar.

"Sunoo..."

Seru serak itu mengambang di udara, dan si pemilik nama panggilan menoleh ke arahnya masih tanpa senyuman diantara bibirnya yang pucat. Kedua netra cokelat terang itu pun meredup pilu. Hanya karena itu Sunghoon dapat merasakan relungnya mencelos, seolah dirinya lah yang sedang sakit sekarang.

Sunoo memangku kedua tangannya di atas paha, masih menggenggam ponsel yang selalu berada di tangannya. Sunghoon pun melenggang masuk dan mengambil tempat duduk di sisi karibnya tersebut.

"Kak Hoon..," panggilnya lirih.

"Kamu tau nggak kalau sebelumnya benda ini sejam sekali selalu bunyi. Entah karena ada pesan atau panggilan masuk. Tapi setahun belakangan, benda ini udah nggak semenarik itu lagi, nilai guna nya udah nggak berarti." Sunoo mengulurkan ponsel yang menjadi objek cakapnya itu pada Sunghoon.

"If he stops using it to ask how i'm doing, i don't need it then."

  (⁠✷✷⁠)



Kalau ada kesalahan nama karakter mohon dimaafkan, barangkali saya silap mata gak sempat di edit atau bagaimana. Terima kasih

[64]jamais vu - l.heeseung x k.sunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang