BAB 3: Menciptakan Saingan Sendiri

7.7K 878 465
                                    

Halo halooo naks, sebelum baca jangan lupa vote dan komen yang banyak yaaa

Happy reading 🌻🌻🌻

***

Hari Minggu adalah jadwal Lea untuk me time. Sejak usia Lucio dua tahun, dia selalu menyisihkan satu hari dalam seminggu untuk merawat diri dan menikmati waktu pribadi tanpa gangguan. Rutinitas ini mencakup berbelanja, pergi ke salon, dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya yang bisa membuatnya merasa fresh kembali.

Pagi itu, sebelum memutuskan untuk pergi, Lea terlebih dahulu memastikan semua kebutuhan Lucio terpenuhi. Dia tahu bahwa Leo berencana membawa Lucio mengunjungi salah satu tempat futsal yang dia rintis sejak SMA, namanya Antariksa Stadium. Hampir enam tahun dirintis, tempat futsal milik Leo telah berkembang sangat pesat dan saat ini memiliki tiga cabang serta mampu bekerja sama dengan beberapa klub futsal lokal sebagai sarana pertandingan ataupun latihan, tentu saja hal tersebut membuat pendapatannya stabil setiap bulan.

"Di sana jangan nakal, oke? Jangan jajan sembarangan. Di tas ini udah mama siapin makanan buat Cio," pesan Lea. Dia berjongkok di depan Lucio yang sudah sangat siap untuk pergi.

Kalau urusan ikut nongkrong sama bapaknya, Lucio nggak akan menunda-nunda lagi buat mandi.

Lucio mengangguk lucu dengan rambut klimis yang Lea sisir rapi, kalau kata Leo seperti akan tes CPNS. "Iya Mama Lea, aku kan mau main aja."

"Sama satu lagi, kalau Papi main sama cewek-cewek, kasih tau Mama," pesan Lea lagi, kali ini seraya memakaikan tas berbentuk kepala Spiderman di punggung kecil Lucio.

"Cewek siapa sih? Di tempat futsal mana ada cewek." Leo yang duduk di pinggir tempat tidur, menunggu Lucio yang sedang bersiap-siap, lantas menyahut tidak terima.

"Di timpit futsal mini idi ciwik. Terus yang aku berantemin waktu itu siapa? Waria?"

Leo melengos ketika melihat Lea yang sudah berkacak pinggang menatapnya. "Ya itu kan dulu, sekarang kan udah beda. Mereka pada kapok buat dateng lagi."

Tepatnya enam bulan yang lalu, Lea ingat sekali kalau dia pernah menjambak perempuan yang berusaha mendekati Leo. Tidak hanya Leo, bahkan beberapa teman laki-laki itu yang sudah memiliki pasangan juga didekati. Tempat futsal milik Leo memang sudah seperti tempat nongkrong baru bagi cewek-cewek, apalagi kalau hari sabtu dan minggu disaat Antariksa banyak di booking, itu artinya akan tersaji juga banyak pertandingan untuk ditonton. Biasanya jika bukan pertandingan resmi, siapa saja boleh menonton secara gratis asal harus mematuhi beberapa rules.

Dan semenjak kehebohan itu terjadi, rules di Antariksa kembali diperketat, sekarang jika ingin ikut menonton, minimal harus ada kenalan dulu yang sudah membooking tempat.

Lea memilih untuk tidak lagi membalas meski banyak sekali yang ingin dia sampaikan. Lalu dia kembali beralih menatap Lucio yang sedari tadi diam memperhatikan. "Inget kata mama, jangan nakal sama jangan jajan sembarangan, takut nanti batuk-batuk lagi."

"Iya, Mama."

"Ya udah sini peluk dulu." Lea kembali berjongkok lalu membawa tubuh Lucio ke dalam pelukannya. "Sayang banget sama Cio." Dia memeluk erat.

"Sayang mama Lea juga," balas Lucio.

Sedangkan Leo, dia hanya diam memperhatikan interaksi kedua orang di hadapannya. Diam adalah cara yang paling aman untuk saat ini.

Melihat Lucio bisa tumbuh sebesar ini terkadang membuat Leo tidak menyangka kalau dirinya mampu menghidupi anak itu diusianya yang bisa dibilang masih muda untuk mengemban tanggung jawab sebagai seorang ayah. Apalagi Lucio berhasil tumbuh menjadi anak yang digemari oleh banyak orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Not] A Secret Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang