Hanya butuh belasan menit, Luna berhasil memporak-porandakan keutuhan sebuah keluarga.
Melalui beberapa buah foto. Foto tentang bukti bagaimana Demian rutin mengunjunginya di Jerman, tepatnya di sebuah Universitas dimana Luna menuntut ilmu disana. Luna menggunakan bukti tersebut dan mengirimnya ke grup WhatsApp keluarga Delano.
Ia juga mempostingngya di beberapa akun sosial miliknya. Dan seperti yang diduga, foto foto tersebut nyatanya berhasil tersebar dikalangan pegawai kantor yang mengikuti akunnya. Dan semakin meluas kala sejumlah orang ikut menyebarkannya.
Sekejap saja gosip tentang cinta segitiga yang melibatkan Luna, Jerome dan Demian menjadi buah bibir.
Romeo mungkin berhasil menghapus foto foto tersebut, juga berhasil menggertak semua para karyawan Delano's Group maupun Delano's Corporation untuk tidak semakin menyebar gosip ini kemana-mana. Tapi sayangnya, Romeo gagal untuk membuat Rachel tidak melihat foto itu maupun membaca komentar para keluarga yang heboh menanyakan kebenarannya.
Padahal Rachel saat ini sedang menyiapkan pakaian kantor suaminya yang masih berada dikamar mandi. Ia bahkan sampai terduduk dipinggir ranjang saking syoknya, tangannya yang menggenggam ponsel bergetar hebat.
Jika kejadian seperti ini terjadi puluhan tahun yang lalu, Rachel mungkin tidak akan kaget. Demian dan seluruh tabiatnya yang senang bergonta ganti pacar bukanlah hal yang aneh. Bahkan Rachel dan seluruh penghuni sekolah pun tahu. Mereka menikah muda saja itu karena Demian dengan brengseknya membuat Rachel hamil diluar nikah.
Hamil diluar kehendak, kebersamaan karena sebuah tanggungjawab. Itu yang melatarbelakangi kisah mereka sekarang. Hingga pada akhirnya cinta juga perlahan tumbuh mengiringi komitmen mereka yang sampai saat ini berhasil mereka jaga bersama.
Lantas, apakah Demian telah kembali pada kelakuan bajingannya yang terdahulu?
Atau sebenarnya Rachel yang hanya tidak tahu bahwa Demian tidak pernah berubah.Menenangkan diri, ia hela napasnya berulangkali. Sampai akhirnya Demian keluar dari kamar mandi, mendekat kearahnya dengan senyum yang sama. Senyum yang membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
"Queen sudah berangkat?"
Merasa tercekik untuk bersuara, Rachel jawab pertanyaan suaminya dengan anggukan kepala.
"Papa kesiangan bangunnya, Queen tidak ngambek 'kan?" Demian selesai mengenakan jam tangannya. Ia mengecup kening Rachel sebelum jongkok dihadapan sang istri sembari menyodorkan dasi agar Rachel memakaikannya.
Tapi Rachel tidak menerimanya, ia justru memberikan ponselnya pada Demian. Demian ambil ponsel tersebut tanpa bertanya begitu melihat perubahan raut wajah Rachel, dan sebelum ia menghidupkan layar ponselnya sendiri berbunyi, bersahutan dengan suara dentingan notifikasi. Demian beranjak, mengecek ponselnya. Lama, cukup lama pria itu mengotak atiknya, sampai kemudian pandangannya jatuh pada Rachel yang rupanya tengah menunggu sebuah penjelasan.
"Papa bisa jelaskan." Demian bergerak panik menuju Rachel kembali. Rachel sendiri tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Ia masih sabar menunggu suaminya bercerita.
Demian berdiri dengan kedua lututnya, bersimpuh dihadapan Rachel yang tidak juga bersuara. Dan saat dengan rasa ketakutan yang besar kedua tangannya membingkai wajah sang istri, detik itu juga air mata Rachel meluruh jatuh. Tanpa isakan, dan Demian hanya mampu mengangguk tanpa melakukan penyangkalan.
"Maaf."
"Maaf."
Rachel menarik napasnya dalam dalam, kemudian bertanya begitu lirih. "Sejak kapan?"
"Sudah lama ya." Rachel juga yang menjawab pertanyaannya sendiri. "Apa Rome dan Abang tau? Oh-iya mereka tau. Itu sebabnya Rome menikahi Luna. Itu alasan kenapa Abang mukul kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu ✔️
General Fiction18+ "Jadilah pelacurku!" Mungkin Jovanka tuli, sebab ia menangkap kata asing dari suara berat Jerome. Juga bagaimana tatapan pria itu yang semakin mendingin. "Ya? M-maksud, Ba-," "Jadilah pelacurku apa kamu tuli!" Kini Jerome membentak nyaring. Jova...