Bab 44: Jiwa yang Indah

134 27 9
                                    

Hart mengangkat tangannya dan trisula yang menancap di tangan anak dari Chaos itu pun kembali ke tangan Hart. Pemuda tersebut menatap anak Chaos yang memperkenalkan dirinya sebagai Robert itu (walaupun sebenarnya Hart tidak ingin tahu siapa namanya) yang sedang memegang lengannya yang menjadi tempat di mana trisula milik Hart tertancap di sana.

Hart sebenarnya tidak menyangka kalau trisula yang ia miliki ini ternyata bisa kembali dengan sendirinya ke tangan Hart hanya dengan mengangkat tangan saja. Sepertinya, Hart benar-benar tidak menggunakan trisulanya dengan baik.

"Memang benar, kau adalah anak yang menyebalkan, Hart Ardolph. Aku memberikan trisula ini ke kesatria itu bukan cuma sebagai pajangan saja."

Hart mengerjapkan matanya ketika ia mendengar sebuah suara yang menggema di kepalanya. Hart bahkan sampai celingak celinguk mencari asal suara yang ternyata memang benar asal suara itu berasal dari dalam kepalanya.

"Apa kau tahu? Kau tidak perlu menggunakan kristal sihir untuk memberikanmu penerangan. Trisula ini bisa melakukannya, kau hanya perlu mengalirkan mana sihirmu ke trisula itu. Dan kau bahkan bisa membuat bentuk trisulamu menjadi lebih solid hanya dengan mengalirkan mana sihir."

Hart mencoba menuruti ucapan si pemilik suara misterius di dalam kepalanya itu. Dan ternyata si suara misterius itu benar. Dari tiga tombak runcing trisula milik Hart, mengeluarkan setitik cahaya yang mengingatkan Hart dengan ikan yang memiliki cahaya seperti lampu di kepalanya.

"Anak bodoh. Makanya, hadiah pemberianku kau gunakan dengan baik. Trisula itu tidak hanya sekedar kau lontarkan saja ke musuhmu. Trisula itu keistimewaannya tidak jauh berbeda dengan milikku. Dia terbuat dari samudera dan sangat lekat dengan air yang biru itu..."

Hart terdiam setelah mendengar ucapan si pemilik suara misterius tersebut. Dia langsung terkesiap ketika ia tahu bahwa selama ini yang bersuara di kepalanya adalah Dewa Air, Poseidon.

"Lihat ke mana kau?!"

Hart dengan cepat melindungi dirinya dengan perisai air ketika pedang milik Robert terayun ke arah kepala Hart. Lalu, anak itu menghunuskan trisulanya ke Robert yang begitu mudah menghalangi trisula milik Hart menggunakan tangan kirinya yang memilik ukuran lebih besar dari tangan kanannya.

Robert memiliki bentuk tangan kiri yang berbeda. Tangan laki-laki tersebut begitu besar dan berwarna hitam pekat. Tangan itu seperti ingin meledak karena begitu besar dan memiliki kekuatan seperti baja. Tangan kiri Robert berfungsi untuk menahan serangan dari Hart. Cara kerjanya sama seperti perisai.

Robert mundur beberapa lompatan sehingga menciptakan jarak yang cukup jauh dari Hart.

"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Selama aku sibuk memperkuat sihir airku, kenapa kau malah diam dan tidak memberitahuku apa pun tentang trisula ini?" bisik Hart kepada sang dewa yang setelah empat tahun lamanya baru berkomunikasi dengan Hart.

"Itu karena aku ingin melihat seberapa lama kau mempertahankan kebodohanmu."

"Sialan sekali dewa ini."

Hart menatap lekat Robert yang memasang kuda-kuda untuk kembali menyerang pemuda itu.

Robert menerjang maju ke arah Hart yang menepis ayunan pedang Robert dengan trisula miliknya. Setelah Hart menepis pedang milik Robert, pemuda itu mengayunkan trisulanya ke Robert dan walaupun Robert berusaha menghindar, ujung dari trisula tersebut berhasil melukai wajah Robert. Lebih tepatnya menggores hidung Robert.

Robert melayangkan tinju ke Hart menggunakan tangan kirinya dan Hart dengan cepat merapal mantera sihir dan menghalangi tinjuan dari Robert menggunakan perisai air, lalu, Hart mengubah perisai air tersebut menjadi pedang dan dia mengayunkannya ke tangan kiri Robert namun yang terjadi pedang air milik Hart patah menjadi dua.

[FF NCT DREAM] Helmut: ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang