To be continued..
Dari segala penjuru, para undead yang sebelumnya berjuang di medan pertempuran mulai berhenti bergerak. Mata mereka yang sebelumnya menyala dengan kebencian dan amarah mulai redup. Satu per satu, mereka mulai bergerak menuju gerbang yang terbuka lebar itu, mengikuti perintah Hellsythe tanpa ada yang menolak.
Pemandangan ini sungguh mengerikan sekaligus mengharukan. Mayat-mayat hidup yang dulunya berusaha menghancurkan segala sesuatu yang ada di hadapannya, kini berjalan perlahan menuju gerbang yang terbuka, meninggalkan dunia ini dengan damai.
Saat gerbang itu perlahan mulai tertutup, angin yang berputar di sekitarnya semakin kuat. Cahaya biru samar menyelimuti sekelilingnya, hingga akhirnya, dengan satu suara keras, gerbang itu tertutup sepenuhnya. Dunia fana kembali sepi, seperti tidak pernah ada kekacauan sebelumnya.
Di sekeliling, para malaikat dan iblis yang tersisa, yang sebelumnya saling bertarung dengan penuh amarah, sekarang hanya bisa melihat dengan diam. Kekacauan yang selama ini menguasai medan pertempuran perlahan mulai reda, digantikan oleh ketenangan yang aneh.
Giselle dan Haley mendekat, wajah mereka menunjukkan rasa lega. Mereka tahu bahwa apa yang telah terjadi hari ini akan selalu meninggalkan jejak dalam hati mereka, namun mereka juga tahu bahwa dunia ini telah diselamatkan dari kehancuran yang lebih besar.
"kau membuka dunia roh tanpa kehendak ku.. Hellsythe sekarang kau ku bebas tugaskan, beribu-ribu tahun aku menaruh mu di dunia kematian membuatmu kehilangan akal mu." ucap Luxi.
"maaf kan aku tuan... ku mohon lepaskan aku, aku menerima kematianku sendiri asal aku di bebastugaskan. Tak ada yang ku inginkan selain kematian.." ucap Hellsythe menundukan wajahnya.
Hellsythe, sebagai penjaga dunia roh, telah menghabiskan ribuan tahun menjalankan tugasnya dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Namun, perlahan ia menginginkan sesuatu yang lebih yang membuat para undead keluar dari sarangnya. dia tahu bahwa waktunya sebagai penjaga akan berakhir suatu saat nanti. Jabatan itu bukan hanya sekadar tanggung jawab, tetapi juga sebuah kutukan abadi. Hanya seseorang yang bersedia dengan tulus yang dapat menggantikan peran tersebut.
"Luxi, aku telah mempertimbangkan tawaran untuk menggantikan Hellsythe sebagai Necromancer. Namun, ada satu syarat yang harus aku ajukan." Ucap Jeanne dengan suara tegas namun lembut.
"Apa syaratnya?" ucap Luxi menatap Jeanne dengan penuh perhatian, menunggu untuk mendengar lebih lanjut. Jeanne menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan.
"Aku ingin menjalani tugas ini bersama John, kakakku. Meskipun aku adalah iblis yang bereinkarnasi dan kini menjadi manusia, waktu yang kuhabiskan bersama John adalah hal yang paling berharga bagiku. Saat-saat bersamanya adalah kenangan yang tak ternilai, dan aku ingin dia berada di sampingku dalam tugas ini." ucap Jeanne
"Jadi, kamu bersedia mengambil alih peran penjaga dunia roh, tetapi hanya jika kakakmu juga bisa bersamamu?" ucap Luxi memandang Jeanne dengan penuh rasa hormat. Ia mengerti betapa pentingnya ikatan keluarga bagi seseorang, terlebih lagi setelah perjuangan dan pengorbanan yang mereka lalui.
"Ya, Aku tahu bahwa John adalah satu-satunya orang yang bisa membuatku merasa lengkap. Bersamanya, aku merasa bisa menghadapi apa pun. Kami telah melalui banyak hal bersama, dan aku yakin kami bisa menjaga dunia roh dengan lebih baik." Ucap Jeanne.
Luxi memikirkan kata-kata Jeanne dengan seksama. Menyadari bahwa peran sebagai penjaga dunia roh memerlukan kekuatan dan dedikasi yang luar biasa, Luxi tahu bahwa Jeanne harus benar-benar siap dan didukung oleh seseorang yang sangat penting baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Life In A World Of The Undead
Fantastikwarning 21+!!!! adult content * * * girl x girl