Berbagai rasa Sakit

149 28 2
                                    

Kabar hilangnya Halilintar dan Taufan sudah sampai ke bumi, Blaze yang pada dasarnya memang tidak bisa mengendalikan amarahnya dengan baik tanpa pikir panjang langsung saja menerjang teman-teman Boboiboy dan menyalahkan semua peristiwa itu pada keempat teman Boboiboy secara membabi buta.

"Aku tahu kau tidak pernah menyukai keberadaan kami bukan?! Dari awal kau selalu bersikap kasar dan menyebalkan!! Bagaimana aku bisa percaya jika kau tidak dengan sengaja meninggalkan kakak kakakku hah!!" bentak Blaze dengan amarah yang menggebu-gebu berusaha terus menerus melancarkan serangan terhadap Fang.

"Hah apa?! Kenapa ini jadi salahku?! Jika sedari awal Boboiboy yang menangani situasi ini, hal-hal konyol seperti ini juga tidak akan terjadi!! Mereka yang ceroboh, dan aku yang disalahkan?! Dimana kau menyimpan otakmu?! Di lutut!!" balas Fang tidak kalah panas.

Jika saja tidak ada Ice dan Gopal yang berusaha menahan keduanya, saat ini keduanya pasti sudah beradu pukulan satu sama lain, dan mungkin saja berusaha saling membunuh satu sama lain. Bagaimanapun kebencian dan kemarahan benar-benar sudah terlalu kentara diantara keduanya.

Sedangkan Gopal, dan Ice berusaha memisahkan Fang dan Blaze yang sampai saat ini masih berusaha saling melukai satu sama lain, Ying, Yaya, Ochobot, dan Gempa kini tengah sibuk berusaha menenangkannya tok Abah yang masih syok mendengar kabar tersebut.

"Solar mengapa ini bisa terjadi..?" tanya Duri dengan suara yang sangat lirih seraya menatap kekacauan yang ada di sekitarnya. Jujur saja elemen tanaman itu kini benar-benar dibuat sangat bingung, haruskah dirinya bergabung dengan Gempa untuk menenangkan tok Abah, atau dirinya harus bergabung dengan Blaze?

Beberapa saat menunggu tanggapan Solar, Duri dibuat bingung dengan keheningan Solar, elemen tanaman itu menoleh kesamping dan menatap Solar dengan tatapan bingung. "Solar.. apakah kau baik-baik saja?" tanya Duri melihat Solar yang kini tengah menundukkan kepalanya dalam hingga membuat Duri tidak bisa melihat ekspresi wajah elemen cahaya itu dengan leluasa.

Merasa lagi-lagi pertanyaannya di acuhkan oleh Solar, Duri berjalan berjalan mendekat dan sedikit membungkuk untuk melihat wajah solar. "Solar aku sedang berta_ AKHH!!!" ucap Duri dengan cepat terpotong oleh keterkejutannya sendiri tepat setelah melihat wajah Solar.

Duri jatuh terduduk, seruannya sebelumnya jelas menarik banyak sekali perhatian. Bagaimana tidak tiba-tiba saja Duri berteriak dan terjatuh ke belakang dengan wajah ketakutan, sedangkan Solar berdiri didepannya dengan kepala yang tertunduk penuh.

"Duri ada apa?" tanya Blaze yang kini perhatiannya telah sepenuhnya teralihkan pada Duri yang saat ini masih duduk dengan nafas tidak beraturan disertai wajahnya yang dipenuhi ketakutan.

Elemen Api itu sudah lupa dengan perselisihan antara dirinya dan Fang, kini satu-satunya yang tersisa dalam otaknya hanyalah kekhawatirannya terhadap adiknya Duri yang nampak tidak berada dalam kondisi yang baik. "Duri apa yang terjadi?" tanya Blaze yang kini sudah berada di samping Duri.

"Solar apa yang terjadi pad__ AKHH!!" ucap Blaze dengan cepat terpotong tepat setelah ia melihat wajah Solar, merubah pertanyaan yang ingin di lontarnya menjadi teriakan terkejut.

Sama seperti Duri sebelumnya, Blaze benar-benar dibuat terkejut dengan apa yang dia lihat. Elemen api itu bahkan tanpa sadar memeluk Duri sangking terkejut dan takutnya dirinya. Tentu saja tindakan tersebut benar-benar mekbuat tanda tanya besar di benak semua orang yang menyaksikannya.

"Apalagi yang terjadi sekarang?" gumam Ice dengan bingung hendak melihat wajah Solar juga, namun belum sempat niatnya terwujud, Solar dengan cepat bergerak mundur dan menutupi wajahnya sendiri membuat orang-orang yang melihatnya semakin bingung.

"Kakek beristirahatlah dulu di dalam, biarkan kami yang urus sisanya" ucap Gempa yang dibalas gelengan tegas dari tok Abah.

"Tidak Gempa, ada apa dengan Solar? Mengapa Duri dan Blaze jadi seperti itu setelah melihat wajahnya?" tanya tok Abah merasa tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan kekacauan di sekitarnya dan menyerahkan mereka semua pada anak-anak.

Arah Angin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang