42. GIRLS - Honeymoon

1.2K 63 116
                                    


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ‌ۚ

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)

Happy reading 🦕✨❤️

Laila melangkah dengan anggun menuju halaman asrama putri. Hatinya berdebar, bukan hanya karena hari bahagianya, tetapi juga karena cinta yang tulus kepada Ustadz Azmi, suaminya yang baru saja di akad. Di sampingnya, Ziya, Syifa, dan Fatimah berbaris rapi, mengenakan gamis pink nude yang anggun, serasi dengan hijab yang menambah keindahan mereka.

Acara pernikahan itu dihadiri oleh banyak orang, dan tamu terhormat adalah Kyai Syafi'i, pemilik Pondok Pesantren An-Nisa.

Laila menatap Ustadz Azmi,yang berdiri di tengah keramaian dengan senyuman tulus,saat ustadz Azmi sudah berdiri dihadapan Laila,ia meraih tangan kanan Laila dan mencium punggung tangannya.kejadian itu membuat para penikmat teriak.

Usai akad nikah dan resepsi Ustadz Azmi dan Laila, Ustadz Azmi tengah menerima nasihat dan ucapan selamat dari keluarga dan sahabat, sementara Laila diantar ke kamar pengantin oleh sahabat-sahabat dekatnya, Ziya, Syifa, dan Fatimah.

Saat mereka berjalan menuju kamar, Laila dapat merasakan jantungnya berdebar kencang.Dia merasa gembira, gugup, dan kewalahan di saat yang bersamaan.

Saat sampai di kamar ustadz Azmi.Laila memasuki ruangan, merasakan campuran kegembiraan dan kegelisahan karena akan berduaan dengan suami barunya untuk pertama kalinya. Ziya,Syifa,dan Laila duduk di bawah lantai dengan Laila yang duduk di ranjang bak ratu.

"Bagaimana perasaanmu, Laila?" tanya Ziya lembut.

Laila tertawa gugup."Kau tahu bagaimana perasaanku, Zi! Kenapa kau malah bertanya?" jawabnya, mencoba menutupi rasa gugupnya.

"Ngegas banget!"

"Dah lah capek pengen rebahan,"

"Eeee...tunggu suami datang dulu lah!"

"Hm."

Begitu sampai di depan pintu ruangan, Ustadz Azmi mendekat dan mengetuk pelan. "Assalamualaikum," sapanya, sebelum Ziya membukakan pintu untuknya.

"Wa'alaikumussalam."

Ziya, Syifa, dan Fatimah meninggalkan ruangan, memberikan Laila dan Ustadz Azmi privasi.Laila dapat merasakan jantungnya berdebar di dadanya saat dia berdiri dengan gugup di tengah ruangan, tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya.Ustadz Azmi menghampirinya dengan senyum lembut, sorot matanya penuh kehangatan dan kasih sayang.

"Zaujati," dia memulai, sambil menggenggam tangan Laila, "Kali ini bukan kamu saja yang mengejar ridho Allah untuk mencintai saya,dan memiliki saya. Namun, sekarang kamu dan saya,kita berdua mencari cinta Allah hingga maut yang dapat memisahkan kita,"

Air mata mengalir di mata Laila saat dia menatap tatapan lembut suaminya. Dia merasakan luapan emosi - kebahagiaan, rasa syukur, dan rasa cinta yang mendalam untuk pria yang duduk di hadapannya ini. Usahanya dalam doa dan penataan dirinya untuk menjadi pribadi yang baik tidak mengkhianati hasil,dengan niat yang percaya kepada Allah dan selalu berpikir positif hingga mendapatkan sesuatu yang mustahil pun terjadi.

"Ustadz Azmi," bisiknya, suaranya penuh haru, "Bantuin lepasin,gerah banget nih!"

"Hm,dasar," ucap ustadz Azmi sembari menoel pucuk hidung Laila hingga membuat wajah sang istri seperti tomat.

GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang