CHAPTER 28

1K 82 0
                                    

Di dalam pesawat, suasana hening mendominasi. Jennie dan Lisa duduk bersebelahan, namun keduanya terbungkus dalam keheningan yang berat. 

Gaston, yang tertidur lelap di kursi di antara mereka, sesekali menggerakkan tangan kecilnya, namun tidak ada yang mampu mengalihkan perhatian kedua orang tuanya dari pikiran mereka masing-masing.

Jennie menatap jendela pesawat, melihat awan-awan putih yang membentang luas di luar. Pikirannya melayang, penuh dengan kenangan manis dan pahit yang telah mereka lalui bersama.

Dia tahu bahwa keputusan ini adalah yang terbaik untuk dirinya dan Lisa, namun perasaan bersalah dan kesedihan tetap menghantuinya.

Lisa, di sisi lain, berusaha keras menahan air matanya. Hatinya terasa hancur, namun dia bertekad untuk tetap kuat demi Gaston. 

Dia mencuri pandang ke arah Jennie, berharap bisa menemukan sedikit harapan atau alasan untuk tidak melanjutkan rencana ini.

Namun, melihat ekspresi wajah Jennie yang tegar dan penuh tekad, Lisa tahu bahwa keputusan ini sudah bulat.

Setelah beberapa saat, Jennie meraih tangan Lisa dengan lembut. Lisa terkejut, namun tidak menolak. Mereka saling menggenggam tangan erat, mencari kekuatan satu sama lain meski dalam diam.

"Ini untuk kebaikan kita semua," bisik Jennie pelan, hampir tak terdengar di antara deru mesin pesawat.

Lisa mengangguk pelan, meskipun hatinya menjerit. "Aku tahu," jawabnya dengan suara bergetar.

Perjalanan kembali ke Korea terasa panjang dan penuh dengan perasaan campur aduk.

Keduanya tahu bahwa setibanya di rumah, mereka harus menghadapi kenyataan yang lebih sulit: mengurus perceraian mereka dan menjelaskan semuanya kepada Gaston.

Namun, untuk saat ini, mereka hanya bisa duduk dalam keheningan, merasakan kehangatan genggaman tangan satu sama lain dan berharap bahwa di masa depan, mereka semua akan menemukan kebahagiaan yang sejati.

Namun, untuk saat ini, mereka hanya bisa duduk dalam keheningan, merasakan kehangatan genggaman tangan satu sama lain dan berharap bahwa di masa depan, mereka semua akan menemukan kebahagiaan yang sejati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di rumah orang tua Lisa, suasana terasa hangat meski penuh dengan emosi yang mendalam. Ketika Lisa melangkah masuk, ia langsung disambut oleh ayah dan ibu tirinya, yang terlihat khawatir namun siap memberikan dukungan penuh.

Jong Ki, mendekat dan memeluk putrinya dengan lembut. "Lisa, kami tahu ini tidak mudah untukmu," katanya dengan nada penuh empati. Rasa peduli dan kekhawatiran terpancar jelas dari matanya.

Lisa merespons pelukan itu dengan penuh rasa syukur, mencoba menahan air mata yang sudah menggenang di matanya.

Namun, saat ibunya, Hye Kyo, mengulurkan tangan dan memeluknya, air mata Lisa tidak bisa tertahan lagi. Ia menangis di pelukan ibunya, melepaskan segala beban emosional yang telah menumpuk selama ini.

Hye Kyo mengelus punggung Lisa dengan lembut, berusaha menenangkan putrinya. "Anakku, tidak apa-apa. Kamu bisa menangis. Kami di sini untukmu," katanya lembut, suaranya penuh dengan kasih sayang dan pengertian.

ANGEL BY THE WINGS | JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang