2. Coffe break

39 5 7
                                    

Pagi-pagi adalah rutinitas Maysa untuk membersihkan rumah. Ibunya yang cukup perhatian dalam kebersihan seperti biasa membangunkannya.

Sementara itu, ayahnya sudah didepan rumah bersama ayam dan tanamannya. Bu Winda mempersiapkan sarapan.

Udara sejuk membuat Maysa tersenyum. "Wah seger nyaaa."

Tapi mood nya berubah saat dia mencium bau tidak sedap dari kotoran kucing sekitar rumahnya. Dia berdecak mengerutkan kedua alisnya.

"Anak gadis pagi-pagi jangan kebanyakan kesel." celetuk pak Rahmat.

"I'm a Women!"

"Still a Girl for me."

Ayahnya tertawa senang sekali menggoda anak perempuannya itu. Maysa memiliki kakak laki-laki dan adik laki-laki. Dia adalah satu-satunya yang sangat diandalkan oleh ayahnya. Mereka juga sangat dekat karena memiliki kesukaan yang sama.

Saat ini kedua saudaranya sedang merantau. Yang satu kerja dan yang satu sedang kuliah. Libur semester ini dia tidak pulang karena menjadi panitia penyambutan mahasiswa baru.

Maysa kembali setelah memakai masker. Dari semalam, dia bersin terus menerus karena terkena debu selama membersihkan rumah.

Lagu mulai terputar pada tws nya. Membersihkan rumah sambil mendengarkan lagu adalah pilihan yang terbaik.

You need somebody like me to save ya

You need somebody like me

Somebody like me somebody like me

Disamping itu, Sangga membuka jendela kamarnya agar udara masuk. Dia menyadari keberadaan Maysa yang sibuk dengan sapunya. Dia berniat untuk menyapa, namun saat melihat wanita itu memakai tws dia mengurungkan niat dan memutuskan untuk memandanginya saja.

Mereka merupakan tetangga. Rumah Maysa dan milik nenek Sangga hanya terhalang oleh pagar. Ada pohon mangga besar di halaman Maysa yang dulu sering dijadikan markas untuk bermain. Sekarang pohon itu masih ada, tapi ayunan dari ban mobil itu sudah lama dilepas. Takut ada hantu karena sudah jarang dipakai, ucap pak Rahmat.

Entah tidak ada kegiatan lain, Sangga jadi begitu tertarik memandangi teman lamanya itu. Sudah lama, tiba-tiba dia mengingat masa-masa kecilnya dulu.

Pada satu moment, Maysa menengadah untuk menetralkan aliran darahnya yang sedaritadi menunduk. Dan betapa kagetnya dia saat mendapati Sangga tengah memandanginya dari jauh. Dengan penampilan memakai piyama hitam dan.. masker wajah.

"MAS SANGGA?!"

"MAS SANGGA?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai."

Hai? Jantung Maysa nyaris terjun melihat tampilan pria tersebut. Kalau saja yang dia lihat bukan Sangga, umpatan sudah dia lontarkan.

Hit Me Up! | Choi San ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang