Peristiwa pemukulan itu membuat Binar tak hentinya meminta maaf mewakili Aldino. Permintaan maaf yang dilakukannya ini berharap Zhou tidak akan menyeret masalah ini ke jalur hukum. Pengaduan yang jika Zhou lakukan akan membuat karir Aldino hancur mengingat Aldino adalah seorang atlet muda yang masih aktif. Karir yang masih membentang panjang nan cemerlang itu akan sangat disayangkan jika hancur begitu saja hanya karena tindakan gegabah yang dilakukannya untuk membela dirinya.
Sebagai penebusan kesalahan sepupunya itu Binar bahkan mengobati luka di sudut bibir Zhou. Padahal pada kenyataannya dirinya tengah menjaga jarak dari lelaki itu. Namun demi mencuri simpati Zhou agar tidak membalas perbuatan Aldino, ia rela berdekatan seperti ini.
"Kamu tidak perlu meminta maaf. Ini bukan salah kamu." Tutur Zhou sesaat setelah cottonbud itu menjauh dari bibirnya. Netra cokelatnya tak hentinya memperhatikan setiap pergerakan Binar. Perhatian yang Binar berikan membuatnya tersenyum senang.
Pandangan yang menunduk menatap tutup obat yang tengah ia rekatkan membuatnya tidak sempat menangkap senyuman yang mengembang itu. Hingga tiba saat dirinya kembali mengangkat wajah dan Zhou sudah merubah rautnya menjadi datar seperti semula. Lelaki itu sekarang memejamkan mata dengan kepalanya yang disandarkan nyaman. Rasa perih di bibirnya membuatnya kembali meringis.
Aldino melayangkan tinjuan tepat saat Zhou tiba. Selain pukulan di wajah Zhou juga mendapat tendangan di perut. Pukulan serta tendangan yang begitu tiba-tiba membuatnya tak sempat menghindar. Tenaga Aldino yang juga begitu kuat membuat dirinya yang tidak melakukan perlawanan apa pun lantas terjerembab tanpa daya. Ia akhirnya menjadi sasaran empuk pemuda itu.
Keduanya pun membisu. Kotak obat yang ada di pangkuannya Binar jadikan sebagai bantalan jemari. Jemari tangannya mengetuk-ngetuk kotak itu namun tidak bersuara. Binar sibuk memikirkan kepulangan Darren dan yang lainnya. Ia yang juga merasa lega karena mereka percaya saja dengan dirinya yang tinggal di rumah itu. Meski begitu ia tak bisa menurunkan kewaspadaan sebab kebohongannya ini lambat laun akan terbongkar. Bagaikan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Semua rahasianya selama ini akan terungkap tanpa bisa ia bantah.
Beralih pada Zhou yang berada di sampingnya. Lelaki itu tengah sibuk memikirkan pengusiran yang dilakukan orang-orang itu terhadapnya. Tidak bisa dipungkiri mendapat kebencian dari mereka membuatnya begitu sedih. Restu yang beberapa waktu lalu berhasil ia kantongi kini harus terenggut kembali. Darren, pria itu tidak mengijinkannya untuk mendekati Binar lagi. Untuk dekat-dekat saja tidak boleh apalagi membiarkannya menjalin hubungan. Pintu restu sudah tertutup rapat. Kesalahan yang ia perbuat memang begitu fatal. Menyakiti Binar adalah hal yang tidak bisa Darren tolerir. Dan sepertinya Darren juga sudah mencoret dirinya dari daftar calon menantunya.
Permasalahan yang begitu serius. Ia harus segera mencari solusi sebelum semuanya semakin rumit. Zhou khawatir kejadian ini akan dimanfaatkan oleh pesaingnya. Terlebih lagi dimanfaatkan si dokter gadungan. Ya. Siapa lagi kalau bukan Agas. Jika mengetahui bahwa dirinya dilarang untuk mendekati Binar, Agas sudah pasti semakin gencar mengejar Binar.
"Apa kamu masih marah ke saya?" Tanyanya kembali membuka suara. Binar yang paham arah pembicaraannya lantas tersenyum sinis.
"Jika maksud anda saya marah tentang peristiwa di malam itu, tentu saya masih marah. Sampai kapanpun saya akan tetap marah, tuan. Karena anda begitu kurang ajar pada saya." Ucapnya penuh kebencian. Tidak peduli jika perkataannya ini begitu blak-blakan mengatai Zhou kurang ajar.
"Mengenai malam itu saya sungguh menyesal, Binar. Maaf jika perbuatan saya telah menjadi ingatan buruk untuk kamu." Tatapan sendu yang menunduk begitu tulus meminta maaf. Namun Binar masih tak sepenuhnya percaya dengan penyesalan yang Zhou tunjukkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa lelaki itu akan mengulangi kesalahan yang sama mengingat Zhou begitu terobsesi padanya. Sampai kapanpun ia akan tetap waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be your priority | Obsession; Love and hate (New story)
FanficManusia memang selalu memiliki apa yang ingin mereka lindungi. Seperti harta, tahta, atau orang yang mereka sayangi. Bukan hal yang salah jika mereka ingin melindungi apa yang telah mereka dapatkan dari hasil jerih payahnya sendiri, menjauhkannya da...