"Zian, kamu punya pacar?" tanya Zhafa sambil mencomot ice cream nya.
Zian menoleh dan terkekeh kecil. "Punya," balasnya singkat. Zhafa menoleh dan mengangguk pelan.
"Namanya siapa?"
"Zhafa."
Zhafa mengerutkan keningnya setelah itu tertawa. "Kok namanya sama kayak namaku sih."
"Kamu nggak inget yah, dulu kamu yang ajak aku pacaran duluan dan sampai sekarang kita belum putus," ujar Zian.
"Hah?"
"Udah lupa ternyata," kata Zian sambil memandangi danau yang ada di depan mereka.
Sedetik kemudian, Zhafa tertawa keras hingga air matanya hampir keluar.
"Kamu nih, aku kan masih bocil waktu itu."
"Tapi kita belum putus."
"Udah ah, jangan di bahas lagi."
"Hehe, kenapa?" Zian memandangi wajah Zhafa dengan tatapan teduhnya. Zhafa menarik seutas senyum di wajahnya. Zian membalas senyuman itu dan kembali memandangi danau.
"Zhafa," panggil Zian.
"Hm, kenapa?" Zhafa menoleh ke samping.
Zian menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Aku udah lama suka sama kamu," kata Zian dengan nada kecil tapi bisa didengar Zhafa.
Zhafa terkesiap, ia membulatkan mulutnya. "Apa? aku nggak denger tadi, coba ulang."
Zian tersenyum. "Aku udah lama suka sama kamu, Zha."
"Hahaha."
"Kok malah ketawa?"
"Kamu nih, jangan bikin aku baper."
"Aku serius Zha, itu sebabnya aku pulang kesini karna aku juga pengen ketemu kamu, aku rindu sama Kamu."
Tawa Zhafa sudah agak reda, ia menatap lekat lekat wajah Zian yang juga tengah menatapnya dalam.
"Udahlah, aku mau pulang aja, dari pada dibikin baper sama anak orang," ucap Zhafa, kemudian berdiri dan meninggalkan Zian yang masih menatapnya.
~~~
Malam ini Gali hendak mengunjungi Zhafa di rumahnya untuk membahas sesuatu. Tak butuh waktu untuk sampai di kediaman Zhafa. Gali segera turun dari mobil.
Tepat di balkon kamar rumah samping Zhafa, ada Zian di sana yang tengah mengamati pria yang baru saja turun dari mobil. Zian mengernyit heran, karena kata Zhafa ia bekum punya pacar, tapi kenapa ada pria yang mengunjunginya malam-malam begini.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat Zhafa yang tengah asik asiknya menonton drama korea harus terhenti. Zhafa segera mengganti bajunya dan menggunakan jilbab. Ia segera turun ke lantai bawah dan membuka pintu.
Ceklek
Zhafa mengerutkan keningnya atas kedatangan Gali malam-malam begini.
"Ada apa?" tanya Zhafa.
"Saya mau bahas sesuatu sama kamu," balas Gali.
"Kayaknya kita bicaranya di luar aja, Omah lagi nggak ada di rumah sekarang, nggak enak kalo cuma berdua di dalem," ujar Zhafa sambil tersenyum kecil.
"Hm, gimana kalo ke cafe dekat sini aja."
"Yah udah, ayo."
Mereka berdua pergi menuju cafe dekat komplek perumahan Zhafa. Zian semakin yakin jika pria itu adalah pacar Zhafa. Dan itu menciptakan rasa perih di lubuk hatinya saat melihat Zhafa bersama pria lain. Zian hanya bisa mengusap dadanya dan menghembuskan nafasnya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Asmara Kita
RomanceDia hampir dilecehkan di klub oleh para lelaki di malam itu, tapi untung saja ada seorang pria baik hati yang menyelamatkan dirinya dari para lelaki hidung belang itu. Hingga akhirnya dia mempunyai rasa terhadap pria itu dan tanpa ia ketahui bahwa p...