Chapter 2 : Dia, Antares.

1.1K 101 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Author pov

Malam, kini telah berganti dengan pagi. Kicauan burung mulai terdengar. Sayup sayup, dan hembusan angin mulai menyeruak masuk ke dalam kamar Samudra.

Namun, itu semua tidak mengganggu tidurnya sama sekali. Dirinya justru masih terhenyap dengan mimpinya itu. Ia, tertidur sangat pulas seperti bayi.

Kejadian kemarin, sebenarnya sangat menguras pikiran dan amarahnya. Bahkan, Prince sendiri pun, merasakan hal yang sama.

Ketika bertemu dengan Antares, Prince, tiba tiba saja merasakan sesuatu yang belum ia rasakan sebelum nya. Seperti ada segumpal darah yang tiba tiba mengalir deras ke dalam jantungnya.

Begitupun dengan Samudra, biasanya ia akan bisa merasakan dan memahami sifat seseorang di hadapannya. Namun, ketika ia berada di hadapan Antares, dan ketika ia menyentuh kulit nya..

Seketika, kemampuan yang ia miliki lenyap. Seakan akan, kemampuan itu tak berpengaruh pada diri Antares.

"Samudra, bangun!" Samudra, mendesah pelan.

Ia membuka matanya perlahan, menatap mata Prince, yang kini sedang berada di sampingnya.

"Muka kamu pucet banget Prince, kamu sakit?" Prince, merebahkan dirinya di samping Samudra.

"Gak tau Sam, tadi malem aku tiba tiba demam. Terus kepala aku pusing banget. Kamu sendiri kenapa? Tumben banget bangun siang, bukanya hari ini ada jadwal ke sirkuit?"

Samudra, terhenyak. Memikirkan sesuatu di benaknya. Dirinya terdiam cukup lama, "Prince, semalem kamu ikut minum sama aku sama Kenniro?"

Prince menggelengkan kepalanya, "Engga, karena aku harus nyetir. Kenapa?"

"Aneh Prince, kalaupun ini efek minum. Kamu gak mungkin ngerasain hal yang sama kaya aku."

"Ah, terserah. Mungkin kita cuman kecapean aja kali. Kamu kan tau sendiri akhir akhir ini kita sibuk latihan buat pertandingan minggu depan,"

"Mungkin aja. Oiya, soal Kenniro. Aku udah liat semuanya."

Prince, terperanjat. Dirinya reflek mengganti posisi untuk menghadap Samudra. "Gimana gimana? Dia baik kan?"

Samudra mengangguk, mengiyakan pertanyaan Prince sebagai jawabannya.

Kemarin ketika Samudra bertemu dengan Kenniro. Samudra bisa melihat nya. Ada sesuatu yang menguasai diri Kenniro, sesuatu yang tak bisa dimiliki orang banyak.

Kenniro adalah pria yang baik hati, dia adalah seseorang yang tulus. Bahkan dengan menatap matanya saja, Samudra sudah bisa merasakan bahwa Kenniro ini adalah seseorang yang sengaja di kirim Tuhan untuk melindungi Prince dari orang orang yang ingin melukainya.

Namun, ada sedikit rasa kekhawatiran di dalam diri Samudra. Ia, Samudra, tidak bisa mendeteksi sama sekali apakah Kenniro adalah keturunan terpilih atau bukan. Bahkan, Samudra juga tidak yakin, kalau Kenniro adalah manusia biasa.

He Is EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang