Chapter 2

813 74 14
                                    

Happy Reading, DaiShunvers.

...

Yogyakarta, 9 Juli 2024.

Setelah Dai mantap memutuskan untuk tinggal di asrama kampus, tiga hari kemudian ia resmi akan pindah. Pagi itu, mentari menyebarkan sinarnya yang lembut, menembus tirai jendela dan menciptakan permainan bayangan di lantai. Dai menatap sekeliling, mengingat setiap sudut rumahnya dengan penuh rasa, saat Alan, temannya, datang untuk membantunya pindah ke asrama kampus.

Dai adalah anak tunggal, dan keputusan untuk meninggalkan rumah yang nyaman itu tidaklah mudah. Meskipun jarak antara rumah dan kampus tidak begitu jauh, pindah ke asrama adalah langkah besar baginya. Tetapi, Dai tahu bahwa keputusan ini akan membantu menghemat waktu perjalanan dan memungkinkan dirinya untuk lebih fokus pada kegiatan kampus yang padat, namun ia merasa berat meninggalkan kedua orang tuanya, terutama mamanya. 

Sang Mama, yang selalu menjadi pilar utama dalam hidup Dai, adalah sosok yang sangat menyayangi dan melindunginya. Ketika Dai mengungkapkan niatnya untuk tinggal di asrama, ia tahu bahwa meyakinkan mamanya adalah tugas yang tidak mudah. Malam dimana Dai meminta izin, Dai duduk bersama mamanya di ruang keluarga, di mana setiap sudutnya penuh dengan kenangan-kenangan berharga. Dengan suara lembut, Dai mulai menjelaskan alasan di balik keputusannya. Dia menyebutkan betapa padatnya jadwal kegiatan kampus dan bagaimana waktu yang berharga itu akan lebih baik digunakan jika ia tinggal di asrama. Setelah diskusi yang panjang dan emosional, Diah akhirnya memberi restunya, meskipun dengan berat hati. "Jangan lupakan rumah ini, ya, dan jangan lupa untuk sering-sering pulang," kata Mama dengan mata berkaca-kaca. Dai menanggapinya dengan senyum lembut, menenangkan Diah dengan cara memeluknya dan mengelusnya begitu pelan. Dai tahu respon sang Mama sangat berlebihan, tetapi itu merupakan bukti bahwa Diah sangat menyayanginya.

Hari itu, Dai dan Alan mulai memindahkan barang-barang ke dalam mobil. Alan, dengan senyumnya yang penuh semangat, mencoba menghibur Dai yang tampak cemas. "Tenang aja kali, Dai. Ini bakal jadi pengalaman seru. Gue yakin lo bisa cepet terbiasa," katanya dengan keyakinan.

Dai mengangguk, dia tahu ini adalah langkah awal dari sebuah perjalanan panjang dan pengalaman baru. Meskipun ada rasa kehilangan yang mendalam, dia juga merasakan rasa antusiasme yang membara untuk menghadapi tantangan baru di asrama. Saat mobil melaju menjauh, Dai melihat kembali ke arah rumahnya,  ia siap memulai babak baru dalam hidupnya, menjalin pengalaman dan kenangan baru, dan berusaha untuk membuat kedua orang tuanya bangga atas langkah yang diambilnya.

🌱

Setelah satu jam tiba di asrama, Dai duduk di tepi salah satu tempat tidur yang ada di kamarnya yang baru. Ruangan tersebut, meskipun belum sepenuhnya terasa seperti rumah, mulai menunjukkan potensi kenyamanannya. Kamar asrama yang cukup luas ini memiliki dua tempat tidur berdampingan, yang menandakan bahwa Dai akan berbagi kamar dengan seorang teman sekamar. Di sudut ruangan, AC berusaha mendinginkan udara, memberikan sedikit kelegaan di tengah hari yang hangat.

 Di sudut ruangan, AC berusaha mendinginkan udara, memberikan sedikit kelegaan di tengah hari yang hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moonlit EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang