Bab 9

3.7K 509 134
                                    

9. Begging

Jane memutar bola matanya melihat Ronald yang datang menemuinya dengan kissmark di lehernya, sejak orang tak Jane kenali nomernya mengirimi Jane video Ronald dengan seorang perawat, Jane tidak pernah mengkonfrontasi Ronald soal perselingkuhannya karena Jane tidak peduli Ronald berselingkuh atau tidak.

Ronald bahkan seolah tidak berniat untuk menyembunyikan hubungannya dengan wanita lain, mungkin karena Ronald tahu bahwa Jane membutuhkannya, Ronald tidak menyembunyikan kissmark di tubuhnya, tidak juga menyembunyikan pesan-pesan tak senonohnya yang kerap ia kirim pada wanita itu saat tengah bersama dengan Jane, tapi sekali lagi Jane tidak peduli, Jane justru senang Ronald terdistraksi dengan wanita lain sehingga Jane tidak perlu meladeni Ronald.

Yang Jane pedulikan hanyalah keamanannya sendiri, Jane hanya butuh suara Ronald untuk menentang keinginan Ayahnya jika Ayahnya ingin 'menjual' Jane pada penonton VIP.

Salah satu penonton VIP yang selalu menekan Ayah Ronald dan rela mengeluarkan uang dalam jumlah banyak adalah Orion, teman dari Dalton, yang Jane lihat selalu duduk di samping Dalton setiap kali Dalton menonton pertandingan Jane. Dan juga beberapa orang yang enggan menyebutkan nama asli mereka.

Bicara soal Dalton, Jane sudah tidak pernah melihat batang hidung bajingan itu lagi selama setahun ini, usai Jane memukulnya hingga berdarah dan Dalton menatapnya dengan tatapan yang Jane tidak mengerti, Dalton tak pernah lagi muncul.

Walau temannya masih sering mendatangi Orcus untuk menonton pertandingan seperti biasa.

Dalton juga tidak pernah muncul lagi di apartemen Jane, tidak muncul di pintu belakang Orcus, tidak muncul di mana-mana, menghilang tanpa jejak seperti 10 tahun yang lalu.

Memang itulah keahlian bajingan itu, menghilang.

Jika dulu reaksi Jane dengan menghilangnya Dalton bagai ditelan bumi dengan mencari keberadaan Dalton, lain dengan kali ini Jane tidak punya alasan untuk mencari Dalton, Jane justru senang dengan menghilangnya Dalton dari hidupnya lagi.

Setidaknya satu masalah Jane berkurang, Jane masih punya banyak masalah lain yang harus ia pikirkan selain Dalton, salah satunya adalah perasaan tidak nyaman dan aman ini yang kerap Jane rasakan setiap kali ia berada di luar atau bahkan saat berada di dalam apartemennya.

Jane kerap merasa seperti tengah diawasi, Jane sering menoleh ke belakang saat ia berjalan sendirian, namun setiap kali ia menoleh memperhatikan sekelilingnya tidak ada orang mencurigakan yang mengikutinya.

Tapi perasaan itu tetap tak mau hilang, Jane merasa diawasi, seolah sekujur tubuhnya memberikan alarm pertanda bahaya walau Jane tidak tahu dari mana bahaya itu berasal.

Mungkin karena Jane telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berlatih sebagai petinju dan turun ke ring menghadapi berbagai macam serangan bahaya dari lawan dan memprediksi serangan seperti apa yang akan lawannya berikan sehingga Jane menjadi lebih sensitif terhadap sekitarnya terlebih lagi terhadap ancaman bahaya.

Seolah tubuhnya bisa dengan otomatis mengetahui bahwa ada bahaya yang tengah mengintainya.

Jane membuka pintu apartemennya dengan perasaan gelisah, ia lebih gelisah dari biasanya, Jane kembali menoleh ke belakangnya, memperhatikan ke arah kegelapan di luar sana karena merasa ada yang tengah memperhatikannya Jane masuk ke dalam apartemennya dan menutup pintu apartemennya itu rapat-rapat, memastikan pintunya terkunci sebelum ia melanjutkan langkahnya ke dalam apartemennya.

Melempar tasnya ke sofa dan berjalan menuju lemari pendingin, ia terlalu tegang dan cemas, ia butuh air dingin untuk mendinginkan kepalanya.

Jane membuka satu botol mineral dingin yang biasa Jane stok di lemari pendinginnya, menenggaknya hingga tandas sampai beberapa tetesan air dari botol tersebut lolos dari bibir Jane, meluruh jatuh membasahi dagu, leher, dan turun ke dada Jane.

SHATTEREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang