Terlihat di sebuah kamar terdapat gadis bernama Zhea Farisa Atmaja sedang bersiap siap untuk pergi ke sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 06:30 yang artinya 30 menit lagi bell masuk sekolah akan berbunyi.
Setelah beberapa menit dirasa rapih, Zhea turun ke lantai dasar untuk pergi berpamitan dengan keluarganya.
"Pagi ayah, Abang, Zhea pamit dulu ya" ucap Zhea sembari menjulurkan tangan berniat Salim kepada kedua orang tuanya.
Tapi mereka semua tidak merespon sapaan dari Zhea, mereka hanya memandang dingin Zhea tanpa berniat ingin membalasnya.
Zhea menurunkan tangannya, lalu pergi dengan perlahan menuju ke arah tempat sepedanya terparkir.Setelah menemukan sepedanya berada, iapun mengeluarkan sepedanya keluar dan menaikinya untuk pergi menuju sekolah.
15 menit kemudian Zhea telah sampai di sekolahnya, iapun memarkirkan sepedanya di parkiran belakang sekolah lalu pergi menuju kelasnya berada.
Disepanjang koridor sekolah banyak yang menatap Zhea dengan tatapan sinis, mencemooh, bahkan tatapan remeh yang sudah biasa Zhea rasakan hampir setiap harinya.
Zhea telah sampai ke kelasnya yaitu kelas 11 IPA 2, lalu iapun duduk di bangku belakang pojok dekat dengan jendela yang mengarah ke arah lapangan sekolah. Hingga akhirnya bel berbunyi pertanda pelajaran pertama telah dimulai.
Selang beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi, para siswa siswi SMA Cakrawala berbondong bondong pergi menuju kantin untuk sekedar mengisi perut mereka. Berbeda dengan Zhea, ia pergi menuju taman belakang sekolah tempat favorit Zhea selama di sekolah.
Mengapa ia tidak pergi ke kantin seperti teman-temannya yang lain? Ya jawabannya karena Zhea tidak memiliki teman satupun, bahkan hampir seluruh sekolah enggan untuk berdekatan dengan dia, mereka menganggap Zhea seolah seperti tidak ada.
Selain itu juga keluarganya tidak pernah memberikan Zhea sedikitpun uang untuk pergi ke sekolah atau kemanapun.
Singkat saja Zhea merupakan putri kedua dari pasangan suami istri Lestari Mega Agustin dan Bagas Saputra Atmaja. Ibunya telah meninggal sesaat setelah melahirkan ia dan saudara kembarnya.
Zhea memiliki saudara kembar laki-laki yang diberi nama Zhio Fernando Atmaja tetapi ia meninggal 1 jam setelah dilahirkan menyusul sang ibu.
Oleh sebab itu Zhea dianggap sebagai pembunuh oleh ayah serta abangnya karena telah membuat ibu serta adiknya meregang nyawa, padahal saat itu Zhea masihlah sesosok bayi kecil.
Semilir angin sejuk menerpa wajah Zhea yang tengah duduk di bangku taman belakang sekolah, taman yang jarang dikunjungi siswa siswi karena letaknya yang lumayan jauh adalah taman favorit Zhea untuk memenangkan diri di sekolahnya.
"Kapan gue bisa ngerasain senyuman bahagia? Ayah, Abang aja sedikitpun ga ada yang mau Mandang gue ada" gumam Zhea sembari menatap langit yang tampak cerah.
"Mau nyerah rasanya" lanjut Zhea lalu beranjak pergi karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Diperjalanan tepatnya di koridor sekolah Zhea tidak sengaja menabrak seseorang yang ternyata adalah kakak kelasnya yang sering mencemooh atau menghinanya.
Brukk
"Lo jalan liat-liat dong anjing!, punya mata kan Lo?!!" Ucap kakak kelas dengan nada tinggi membuat siswa siswi yang melihat tertarik untuk melihat kelanjutannya.
"M-maaf kak aku ga sengaja" ucap Zhea dengan gugup.
"Halahh bacot Lo Jalang! Bener-bener harus gue kasih pelajaran kayanya Lo!" Dengan tanpa perasaan Kakak kelas yang diketahui bernama Saskia itu menarik rambut Zhea lalu mendorong tubuhnya hingga terjerembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Teen FictionDiabaikan? Tak dianggap? Atau bahkan dianggap mati? Sudah sering terjadi di kehidupan seorang gadis bernama Zhea Farisa Atmaja. Gadis malang yang selalu dibenci oleh keluarganya, tidak memiliki teman, bahkan dianggap hanya sampah oleh orang-orang te...