19 🏴‍☠️

20.2K 1.3K 87
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

___________________________

Selamat membaca.
_____________________________

Antares termenung di dalam kamarnya, memikirkan seseorang yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Menghela napas kasar, di rumah hanya ada dirinya saja dan pekerja rumah. Orangtuanya kerja, sedangkan kakaknya kuliah. Bosan, itu pikir Antares.

"Ke rumah Darga aja kali, ya? Sekalian tanya?" Monolognya.

"Tapi mau ke kantor papa." Berpikir keras menentukan tujuannya.

Pada akhirnya, Antares memilih menuju tempat sang papa bekerja dan akan bermain ke rumah Darga setelah dari papanya.

__

__________________________

__

Baskara tengah membaca laporan dengan dahi yang menukik tajam, ditemani oleh seorang pria yang berdiri di depan meja dengan menunduk. Baru saja ia akan memarahi kembali orang di depannya, suara sang putra membuatnya urung.

"Woy, bapak Ibas!" Sapa sang putra yang membuat Baskara menggelengkan kepala.

"Kamu keluar dulu, nanti saya panggil," ujarnya pada pria di depannya.

"Baik, pak."

Antares menyungging senyum tipis melihat karyawan papanya itu menyapa. Pandangan Antares kembali tertuju pada Baskara.

"Papa sibuk, ya? Ares ganggu?" Tanya Antares karena melihat guratan lelah pada raut sang papa.

Baskara tersenyum. "Enggak sibuk dan gak ganggu juga. Tumben ke sini?" Tanyanya.

"Bosen aja, di rumah gak ada siapa-siapa." Antares menghempaskan tubuhnya pada sofa yang berada di sana.

"Pa, rasanya jatuh cinta itu gimana?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Antares mampu membuat Baskara menatapnya dengan terdiam.

__

______________________________

__

"Lo kesini cuma mau bengong aja?" Kesal, itu yang Darga rasakan sejak Antares datang ke rumahnya dan hanya melamun. Entah apa yang dipikirkan anak itu.

"Ada masalah?" Tanya Darga saat Antares hanya meresponnya dengan helaan napas.

"Menurut lo, rasanya jatuh cinta itu gimana?" Bukannya menjawab, Antares berbalik bertanya pada Darga.

Kening Darga mengerut, kedua tangannya bergerak ke bawah kepala dan menjadikannya bantalan. "Emm...., pertama kali gue jatuh cinta itu, gue ngerasain jantung gue yang dagdigdug serrrr...., bawaanya pengen ketemu dia mulu, kepikiran dia terus, pengen selalu deket. Gue dulu pertama kali jatuh cinta pengen banget ngelindungin dan jaga dia. Dah, pokoknya kepikiran mulu, sampe karena bikin senyum-senyum." Darga berujar sembari bernostalgia pada masa dimana ia jatuh cinta dengan Celvin.

"Kalau ngerasa khawatir, itu juga tanda-tandanya?" Tanya Antares.

"Khawatir, ya? Bisa iya, bisa enggak. Tergantung, lo juga bisa khawatir sama gue kalau kenapa-kenapa, kan?"

"Itu karena lo sahabat gue!" Balas Antares dengan mengacak kasar rambut Darga hingga si empu tertawa renyah.

"Nah! Berarti tergantung orang yang lo khawatirin, dia siapa lo sampe lo khawatir sama dia? Kalau dia bukan siapa-siapa lo dan lo khawatirin dia, mungkin aja lo jatuh cinta sama dia."

Antares mencoba mencerna semua perkataan Darga, yang Darga sebutkan itu sama apa yang dibilang oleh papanya. Apa mungkin dia jatuh cinta?

"Lo beneran jatuh cinta sama kak Asya, Res?" Seketika lamunan Antares buyar ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Darka.

KETOS VS PRESBEM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang