Chapter 42 - Spoiler Bab

30 2 0
                                    

Pada saat Andin membuka lockscreen ponselnya, sebuah panggilan dari nomor yang tak di kenal masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada saat Andin membuka lockscreen ponselnya, sebuah panggilan dari nomor yang tak di kenal masuk. Andin mengusap layarnya, menerima panggilan itu.

Begitu panggilan itu terhubung, dan baru saja Andin akan mengatakan halo pada orang di ujung telepon sana, ponselnya yang berada di samping telinga di rampas oleh Sarah dengan kasar.

Ctakkk!

Kemudian suara keras dari ponselnya yang di banting itu menyebabkan Andin tercengang di tempatnya berdiri, ponselnya masih menyala meski Sarah membantingya sampai terpelanting beberapa kali di atas lantai.

Andin yang membelalakkan matanya melihat pada ponselnya yang sudah jatuh di atas lantai, mulai merasa marah. Ibu dan anak ini, sama saja tabiatnya. Sama-sama buruk dan temperamental. Sialan sekali harus mengenal mereka!

Panggilan itu masih tetap terhubung, dengan layar yang sedikit retak.

Andin yang mulai kesal, menatap tajam pada Sarah yang kini berkacak pinggang.

"Ini yang kau bilang soal kesopanan? Tingkahmu yang begini mirip sekali dengan ayah keparamu itu! Memiliki wajah turunan darinya belum cukup juga buatmu jadi keparat ya?! Sampai sifatnya yang berengsek pun kau ikuti juga. Kalian berdua memang sangat cocok, bajingan. Bagaimana mungkin dunia masih menampung orang hina seperti kalian?!"

Andin mulai panas mendengar hinaan itu,"Kau sudah selesai, kan? Bisa sekarang kau keluar dari sini? Dari pada melihatmu mengoceh tak jelas, lebih baik kau temui saja putri munafikmu itu."

Sarah yang akan menampar Andin lagi, di tangkap tangannya oleh Andin dengan cengkeraman kuat pada tangan ibunya.

"Jangan karena aku membiarkan dirimu menamparku tadi, maka aku akan membiarkan diriku di tampar lagi olehmu!" ujar Andin seraya mendengus keras, tangannya yang memegang tangan Sarah di sentaknya dengan keras, mendorong tubuh wanita itu mundur ke belakang.

Andin menatap lurus pada wajah ibunya yang tidak lagi dia kenali, berbicara untuk yang terakhir kalinya pada wanita itu supaya tidak mengganggunya di kemudian hari.

Musimnya Cinta (Season's Of Love Series/SoL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang