Sepeda motor berplat B 2234 PKG milik Oes melaju memasuki area parkir gedung latihan JIBT CLUB. Logo besar dan mencolok klub itu terlihat jelas di dinding gedung. Setelah memarkir motornya dengan hati-hati, Oes turun dan diikuti oleh Jade. Mereka berdua melangkah menuju pintu masuk lapangan dengan penuh semangat.
"Eh, Oes, Mackenzie mana?" tanya Kyle, salah satu teman tim mereka yang tampak antusias dan sudah siap untuk latihan.
"Ooh, nggak tahu. Mungkin nyusul," jawab Oes sambil dengan cepat melempar tasnya sembarangan ke sudut lapangan. Tanpa menunggu lama, ia langsung bergabung dengan latihan, memulai pemanasan.
Jade, yang lebih suka menyaksikan dan mencatat, memilih duduk di kursi penonton. Ia mengeluarkan buku sketsanya dan mulai menggambar dengan penuh konsentrasi, sesekali melirik ke lapangan untuk mengikuti jalannya permainan.
"Yes!" seru Oes dengan penuh semangat saat tembakannya berhasil masuk ke ring, membuat dirinya mendapatkan poin.
Tepat pada saat Oes merayakan tembakannya, pintu lapangan terbuka dan seseorang yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh tim akhirnya muncul. Itu adalah Mackenzie, tetapi yang lebih mengejutkan adalah bahwa Freya juga ikut masuk ke ruangan.
Kehadiran Freya merupakan kejutan besar karena ini adalah pertama kalinya Mackenzie membawa Freya untuk menonton latihan. Jade yang terhenti sejenak dari kegiatannya menatap Freya dengan rasa ingin tahu. Ia segera berdiri dari kursinya dan menghampiri Freya, tangan masih memegang buku sketsanya.
"Pdkt, ya??" tanya Jade dengan nada usil, menyoroti kedekatan Mackenzie dan Freya yang belum pernah terlihat sebelumnya.
"Enggak, Jade," balas Freya dengan malas, tampak sedikit kesal dengan pertanyaan yang terus-menerus itu.
"Terus, kok bisa ikut kesini? Gak diomelin mami-mu?" lanjut Jade, masih penasaran dan mencoba menggali lebih dalam.
"Enggak," jawab Freya singkat, jelas merasa enggan untuk melanjutkan percakapan lebih jauh.
Freya memilih untuk duduk di sudut lapangan dan mulai menonton pertandingan dengan serius. Mereka akan melawan lima pelatih mereka dalam latihan malam itu.
Jam menunjukkan pukul 19.40 ketika latihan pertandingan dimulai. Ronde pertama berlangsung selama sepuluh menit. Ketika ronde kedua dimulai, Oes dan Jade menerima tawaran jus jeruk kemasan yang disediakan, dan keduanya menyambutnya dengan senang hati, sembari tetap fokus pada permainan.
Freya, yang duduk di pinggir lapangan, terpesona melihat cara bermain Mackenzie. Ia sangat terkejut dengan keterampilan Mackenzie, terutama setelah mengetahui bahwa Mackenzie adalah korban perundungan. Freya tidak menyangka bahwa seseorang dengan latar belakang tersebut bisa memiliki teknik bermain yang sangat baik. Sementara itu, perhatian Jade sepenuhnya tertuju pada Oes. Ia merasa Oes menunjukkan peningkatan signifikan dalam permainannya dibandingkan latihan-latihan sebelumnya.
Selama latihan, ada beberapa momen menegangkan ketika Mackenzie dan Oes saling bertukar umpan dan strategi. Freya yang awalnya ragu mulai merasa kagum, terutama saat Mackenzie menunjukkan keahlian yang sangat mengesankan di lapangan. Freya semakin yakin bahwa kehadirannya di sini bukan hanya sekadar kebetulan, melainkan untuk mendukung teman barunya yang telah menunjukkan kemajuan besar.
Setelah tiga puluh menit yang penuh intensitas, latihan berakhir dengan kemenangan tim Oes 2-1. Selisih poin yang tipis menunjukkan betapa sengitnya pertandingan. Setelah latihan, para pemain diberikan snack ringan dan air mineral sebagai tanda penghargaan. Mereka semua saling berpamitan satu sama lain.
Mackenzie dan Freya meninggalkan ruangan lebih awal. Tinggal Oes, Jade, dan beberapa anggota tim yang masih berada di ruangan.
"Bagus kok mainnya! Kapan tandingnya?" tanya Freya sambil memuji kemampuan Mackenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP Floor 1997
Novela JuvenilSMP Floor 1997-- "Ini bukan tentang siapa, tetapi tentang keadilan." • Joebartinez, 1910, setelah penegakkan hukum yang dianggap kurang adil dalam kematian Gartinez. Cerita ini mengikuti kehidupan sekelompok remaja di SMP Flores, sebuah sekolah yan...