Chapter 1 - Buku dan Bunga

24 6 0
                                    

Aku Thalassa, gadis SMA yang mencintai buku dan bunga. Kedua orang tuaku cerai sejak aku kecil, jadi sulit bagiku untuk mengenali sosok Papa dalam kehidupanku.
Aku tumbuh menjadi gadis periang yang cerewet dengan kulitku yang berwarna kuning langsat. Tidak terlalu tinggi, aku hanya memiliki tinggi badan 159 CM. Disela-sela pahitnya hidup, ada satu laki-laki yang aku cintai, namanya Thelonius. Kita berteman sudah cukup lama. Dia laki-laki yang tak terlalu suka melakukan banyak kegiatan dan cukup tertutup. Namun dia bercerita dengan sangat baik saat bersamaku, hal ini membuatku sangat jatuh cinta Aku selalu jatuh cinta dengannya karena berbagai hal yang dia lakukan. Dan sekarang aku sedang berjalan bersamanya setelah membeli beberapa buku dan beberapa cemilan untuk dimakan.

"Buku yang kemarin bagaimana?" Laki-laki dihadapanku ini menunduk agar bisa melihat wajahku. Aku jatuh cinta dengannya, sudah lama sekali.

"Bukunya bagus, lain kali, ayo cari buku bersama lagi." Aku tersenyum menatapnya yang sekarang sedang membenarkan rambutnya yang mulai kusut karena angin sore.

"Rambutmu, sedikit kusut." Aku bicara pelan sekaligus menatap rambutnya yang mulai sulit disisir.

"Tolong, rapikan." Aku dapat melihat matanya dengan jelas yang menandakan kegugupan yang mendalam, matanya indah sekali, aku menyukainya.

"I-iya, tunggu." Dengan segera dan perlahan aku menyisir rambutnya dengan pelan dan berhati-hati agar rambutnya tidak terasa tertarik. Kenapa Thelonius enggan menatap yang lain, kenapa harus mataku?

Aku menyudahi kegiatanku dan kita terus berjalan bersama hingga melewati toko bunga.

"Tunggu sebentar." Aku mengangguk menanti Thelonius yang berkebutuhan disana. Dia keluar membawa bunga pikok berwarna ungu yang segar dan menggemaskan.

"Untukmu, tadi pagi aku belum sempat membelinya." Aku selalu dibuat bingung oleh sikapnya, kita bukan apa-apa, namun dia selalu memberiku bunga setiap hari. Aku semakin jatuh cinta padanya.

"Terima kasih, kenapa kau selalu memberiku bunga?" tanyaku singkat.

"Karena aku ingin." Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi mengenai rambutnya tadi, sangat sensitif sampai rontok beberapa helai.

"Eh, Thelonius. Apa kamu memiliki rambut rontok? Aku punya saran shampo yang cocok untuk dipakai kok." Dengan perlahan tanpa maksud menyinggung, aku menanyakan apa yang membuatku penasaran.

"A-aku? Iya aku sedikit rontok. Tapi ini tidak apa-apa." Entah kenapa, matanya seolah menyembunyikan sesuatu, tapi aku yakin dia akan baik-baik saja.

"Bunganya cantik, terima kasih ya." Aku menghirup aroma bunga pikok yang sangat lembut itu. Pada dasarnya aku sangat menyukai bunga, jadi tidak heran kalau aku sangat menghargai ini.

"Lain kali, bisakah kamu membawa bunga lain?" Aku bertanya dengan wajah bercanda pada Thelonius.

"Bunga apa?" Suaranya melembut, dia menatapku dan tersenyum kecil.

"Aku suka bunga krisan dan gompie, kalau bisa aku mau satu." Ucapanku aku akhiri dengan tawa kecilku.

"Besok ya, pastikan vas mu cukup untuk menampung semuanya." Dia bicara seolah akan memberiku satu ikat. Sekarang hari semakin gelap, aku ingin segera istirahat dirumah, namun bersamanya lebih indah.

"Kamu santai sampai kapan?" Suaranya memecah keheningan yang sempat ada beberapa saat.

"Besok terakhir santai, karena hari Senin semua sudah kembali bersekolah." Tak terasa hampir sampai di dekat gang rumahku, aku harus berpisah dengannya.

"Thala, istirahat yang cukup, jangan tidur terlalu malam." Thelonius memang sangat manis.

"Tentu saja, pastikan aku tidak tidur terlalu malam ya." Aku tersenyum dan masuk kerumahku, suasananya cukup sepi karena Kakek dan Nenekku sedang pergi ke Gereja untuk mengikuti kegiatan disana.

"Bunga yang ini sudah mati, aku akan membuangnya." Aku membuang bunga potong yang sudah mati dan menggantinya dengan bunga potong yang baru. Airnya akan ku ganti 2 hari sekali dan tangkainya akan kupotong sedikit setiap harinya. Dengan begitu tanamanku akan hidup dan selalu segar.

"Selesai, saatnya mandi dan istirahat." Aku memulai mandiku, lalu setelah selesai aku segera merebahkan diriku ke kasur dan jatuh kedalam tidur.

🕐

When The Time Takes You - Thessalonians Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang