7. Baikan 21+ (Part 2)

99.9K 282 2
                                    

Sheila mengambil posisi di atas Alex, tatapannya penuh intensitas dan tekad. "Aku yang memimpin malam ini" katanya dengan suara lembut namun tegas sementara dia membiarkan Sheila mengambil alih permainan malam itu.

Sheila mencium bibir Alex lalu perlahan menurunkan ciuman itu ke lehernya.

Sheila melanjutkan dengan sentuhan yang lebih intim, menyingkap pakaian Alex dengan lembut namun penuh keyakinan. Alex, merasa benar-benar diserahkan pada Sheila, membiarkan dirinya menikmati setiap detik momen tersebut. Dia merespons dengan penuh hasrat, membiarkan Sheila memimpin dan mengeksplorasi setiap sentuhan dan ciuman.

Namun, Sheila tidak terburu-buru. Dia menikmati setiap detik yang berlalu, membiarkan dirinya menguasai permainan sepenuhnya. Tangannya yang lain menyentuh bagian sisi perut Alex, menggarisbawahi bentuk otot-ototnya yang tajam dan berotot. Dia ingin Alex merasakan betapa besar keinginan dan kekaguman yang dia miliki saat ini.

Alex, yang kini sepenuhnya takluk pada Sheila, hanya bisa merasakan bagaimana keintiman itu semakin membara. Dia menikmati bagaimana Sheila mengontrol situasi, menunjukkan bahwa dia mampu mengendalikan permainan dengan cara yang memikat dan menggoda.

Sheila menatap Alex dengan penuh intensitas sebelum perlahan menurunkan tubuhnya. Dengan lembut, ia meluncur turun, tangannya tetap menelusuri setiap lekukan otot perut Alex. Setiap sentuhan terasa begitu menggoda, memicu desiran listrik di seluruh tubuh Alex. Sheila, dengan gerakan yang penuh keyakinan, semakin mendekat ke pinggang Alex.

Ketika Sheila mencapai bagian bawah perut Alex, dia meluangkan waktu sejenak untuk menikmati ketegangan yang terasa di antara mereka. Dengan gerakan yang lambat namun pasti, Sheila mulai menurunkan celana pendek Alex. Napas Alex tertahan saat dia merasakan sensasi dingin udara malam yang bertemu dengan kulitnya yang panas. Sheila sengaja memperlambat gerakannya, memperpanjang momen itu, seolah-olah menikmati setiap detik yang berlalu.

Sheila tetap menjaga kontak mata dengan Alex, memastikan bahwa ia mengendalikan setiap gerakan dan respons Alex. Saat celana itu akhirnya meluncur turun, Sheila menatap Alex dengan senyum penuh godaan melihat penis yang sudah berdiri, seolah-olah memberitahunya bahwa dia memegang kendali penuh malam itu.

Dengan lembut, Sheila menyentuh kulit Alex yang kini terbuka sepenuhnya di hadapannya, membiarkan kehangatan tangannya menyebar melalui tubuh Alex. Alex hanya bisa terdiam, tubuhnya tegang menunggu apa yang akan dilakukan Sheila selanjutnya. Sheila, yang masih berada di bawah tubuh Alex, menunjukkan betapa besar kekuatan yang ia miliki dengan setiap gerakan yang penuh perhitungan.

Dengan sentuhan dan ciuman yang lembut, Sheila terus menggodanya, membuat Alex sepenuhnya tunduk pada keinginannya. Malam itu, Sheila memastikan bahwa Alex merasakan setiap sensasi yang ia ciptakan, memperkuat kedekatan mereka melalui gairah yang tak tertahankan.

Dia mulai menelusuri garis rambut halus yang terbentuk di perut Alex, mulai dari bawah pusarnya hingga ke bagian bawah. Jari-jarinya yang halus dan terampil bergerak perlahan, mengikuti jalur itu dengan penuh perhatian dan ketelitian.

Setiap sentuhan Sheila terasa seperti aliran listrik yang menjalar melalui tubuh Alex, membuatnya merasakan setiap detik dengan intensitas yang semakin meningkat. Dia tidak bisa menahan desahan pelan yang keluar dari bibirnya saat Sheila terus mengeksplorasi garis rambut itu, tangannya yang lembut memberikan sensasi yang tak tertahankan.

Sheila meluangkan waktu untuk menikmati setiap momen, menelusuri garis rambut di perut Alex dengan penuh kesabaran dan kesadaran. Jarinya yang lembut menyentuh kulitnya dengan penuh godaan, menciptakan gelombang kehangatan yang meresap ke seluruh tubuhnya. Setiap gerakan yang ia lakukan terasa begitu intim dan menggoda, seolah-olah setiap sentuhan membawa mereka semakin dekat.

Love & Lies : Affair With Brother-in-Law 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang