Orang-orang mungkin akan mengatakannya wanita gila, karena poros hidupnya penuh ia pusat kan pada satu pria yang sudah bertahun-tahun ini bersamanya, suaminya Jung Ho-Seok. Bukankah cinta memang begitu? Apa salah mencintai pria yang berstatus suamin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau pagi-pagi sebelumnya Nari hanya akan terbangun dengan ranjang yang kosong disampingnya. Maka pagi ini tidak, suaminya sedang libur dan itu artinya pagi ini ia bisa melihat wajah Hoseok yang tampak tenang tengah tertidur pulas disampingnya. Memandangi wajah sang suami yang tengah tertidur dipagi hari tanpa kain penutup apapun ditubuhnya selain selimut adalah salah satu kebiasaan yang sangat digemari Nari. Bahkan sesekali ia mencolek hidung mancuny itu yang dirasa sangat menggemaskan. Sampai pada akhirnya si empu terbangun dan sontak menarik si pengganggu tidurnya untuk didekap diatas tubuhnya.
Nari tergelak diatas tubuh Hoseok, bahkan ia memberontak karena merasa geli saat suaminya itu menggelitik pinggangnya.
"Geli... Sudah sayang... Ampun"
"Siapa suruh menggangguku saat tidur, hmm?" ujar Hoseok dengan suara berat khas bangun tidur yang matanya masih tertutup tak lupa tersenyum kecil disana.
"Siapa suruh usil betigu, hmm!"
"Tidak... Ampun... Ampun sayangggg!" Nari tak sanggup lagi terkikik geli.
"Cium dulu kalau begitu!"
"Tidak mau!" tolak Nari seraya berusaha melepas diri.
"Jangan bergerak begitu, aku hanya minta cium tapi kalau kau bergerak begini bisa lebih dari itu!" walau Hoseok berkata begitu tetap saja pria itu masih tak berhenti menggelitik pun satu tangannya masih dengan kuat melinkari tubuh mereka agar tetap menempel.
"Sayang kau sadar kan kalau pahamu menggesek dibawah sana" membuat Nari berusaha diam ditengah tangan Hoseok yang masih menggelitik.
"Jangan gelitik kalau begitu, aku tidak sanggup kalau harus main lagi!" celetuk Nari membuat Hoseok terkekeh senang disana.
"Tadi malam saja kau binal sekali!" Hoseok menampar keras pantat istrinya sebelum meremasnya kuat.
"Lepas dulu sayang!" rengeknya
"Makanya akunya di cium dulu sini" cepat saja Nari membubuhkan banyak kecupan diwajah sang suami dan terakhir memberikan sedikit lumatan di bibir.
Sampai pada akhirnya Hoseok melepas pelukan dan gelitikannya. Nari bangkit dengan tubuh telanjangnya menuju kamar mandi. Hal yang sudah biasa Hoseok lihat selama mereka menikah, jangan tanyakan bagaimana bisa pria itu berusaha keras menahan dirinya kalau istrinya saja begitu! Hoseok sudah berlatih untuk itu, dirinya paham tubuh istrinya tidak harus setiap hari dinikmati, kesehatan istrinya jauh lebih penting.
Setelah selesai membersihkan diri, kini Hoseok turut bergabung dengan istrinya yang tengah menyiapkan sarapan pagi. Seperti biasa, tak pernah bisa kalau tidak memeluk istrinya didapur. Tangan kekar itu melingkar ditubuh langsing Nari, menghirup aroma vanila yang membuatnya candu sebelum menaruh kecup di leher sang puan. Selesai dengan kecupannya, maka Hosoek akan membantu istrinya menata sarapan itu dimeja depan sofa. Spot yang paling mereka gemari. Duduk bersila dilantai yang dialasi dengan karpet bulu lembut berwarna hitam. Tampak nyaman untuk mereka duduki sambil menikmati sarapan yang masih hangat, sesekali saling menyuapi satu sama lain dan tertawa kecil saat ada hal lucu yang terjadi.