Bab 13

226 31 3
                                    

Mengenai Shan dan Ganesh. Hubungan keduanya buruk. Mungkin membingungkan buat Shan karena Ganesh tidak memberi tahu alasannya tapi dari sudut pandang Ganesh dia punya cukup alasan untuk membenci sepupunya itu. Shan sesekali melihat Ganesh yang saat ini sibuk belajar bisnis untuk memimpin perusahaan. Dirinya pun sama namun bukan perusahaan ayahnya, melainkan perusahaan milik neneknya karena neneknya yang meminta. Kini mereka sudah lulus sekolah dan melanjutkan kuliah di jurusan ekonomi bisnis tentunya. Mereka beda kampus namun masih berdekatan sehingga terkadang Shan bertemu dengan Ganesh di sekitaran kampus mereka.

Hari ini jadwal Shan menemani Nasha berbelanja. Selain sibuk kuliah dan membantu di perusahaan neneknya, Shan juga sering meluangkan waktu untuk Nasha aka tunangannya. Shan bahkan masih ingat bagaimana dirinya terpaksa menerima pertunangan itu.

Flashback

"Shankara bagaimana kalau kamu dan Nasha mencoba menjalin hubungan". Pinta sang nenek.

Dalam hati Shan jelas menolak. Dia punya Deva, Shan sadar itu. "Maaf nek tapi aku gabisa".

Sang nenek mengelus surai sang cucu lembut. "Kamu dan Nasha sering menghabiskan waktu bersama dulu. Kamu pasti sudah tahu bagaimana Nasha. Kau tahu Shan, orangtuanya Nasha meninggal karena kecelakaan di Jerman karena itu dia memutuskan untuk kembali ke sini. Tapi dia tidak punya siapapun selain kita. Nasha anak yang baik kamu tahu itu. Nenek percaya bahwa Ibumu juga akan sangat senang jika kamu menikah dengan Nasha nanti. Jadi bagaimana? Mau mencoba?".

Shan sangat ingin menenggelamkan diri saat ini. Sama saja dia diberi pilihan antara Nasha dan Deva. Apa Ibu akan benar-benar bahagia jika aku memilih Nasha? Tapi Deva?

Apa yang dilihat Ganesh waktu itu semuanya hanya kebetulan. Shan sebenarnya tidak pernah benar-benar bahagia menghabiskan waktu dengan Nasha. Ketika di kolam renang saat itu Shan terpaksa memegang pinggang Nasha karena anak itu hampir terjatuh dan dirinya tidak bisa berenang. Siapa sangka setelah itu Nasha malah memberikan kecupan singkat di pipinya.

Setelah dua bulan berurusan dengan ujian dan kelulusan, Shan memutuskan untuk kembali ke desa untuk mencari Deva namun yang dia temukan hanyalah sebuah rumah kosong yang di dalam masih terdapat barang-barangnya. Tidak ada jejak Deva sedikitpun. Bahkan ketika dia menemui Agya, orang yang dikiranya baik itu justru memukulinya habis-habisan. Shan bahkan menanyakan apa kesalahannya tapi bukan jawaban yang didapatkan melainkan malah tangisan Agya. Apa aku melakukan kesalahan fatal? Pertanyaan yang selalu Shan pertanyakan setiap hari.

<Flashback off>

"Oke kak kalau aku ngelakuin kesalahan tapi tolong kasih tahu dimana Deva sekarang". Lagi-lagi itu yang Shan tanyakan setelah dia sampai di kediaman Agya.

Shan tidak mengikuti jadwalnya menemani Nasha hari ini. Tidak, bahkan bukan untuk hari ini saja. Dia hampir tidak pernah menemani Nasha berbelanja. Waktu untuk keluar selalu digunakannya untuk mencari Deva. Dan akhirnya selalu berakhir sama seperti saat ini. Lagi-lagi Agya mamakinya.

"Jangan cari Deva lagi.. hal yang paling aku sesali adalah mempertemukan kalian. Jadi Shan ku mohon beri Deva kebahagiaan dengan jangan muncul dan mengganggu hidupnya lagi".

"Apa sefatal itu kesalahanku? Oke mungkin aku mengingkari janji dengan ga balik tepat waktu kesini tapi nyatanya aku balik kak. Aku bahkan berniat membawa Deva ke rumah nenek untuk memperkenalkannya ke nenek supaya aku punya alasan valid menolak pertunanganku dengan Nasha.

Oke sebelumnya Shan sudah menceritakan masalahnya dengan Agya, hal itu juga yang membuat Agya semakin geram bagaimana dia bisa bertunangan sedangkan Deva disini menderita sendiri.

"Tapi nyatanya kamu menyetujui pertunangan itu terlebih dulu daripada mengabari Deva. Kamu tau yang dia lakukan tiap hari itu ya nunggu kamu balik".

"Maafin aku tapi semua gadget yang ku punya semua dipegang nenek karena tidak mau ayah mengganggu pekerjaanku untuk belajar bisnis dengan nenek. Kalau Kak Agya menganggap aku brengsek silahkan. Tapi aku juga terluka karena kehilangan Deva.. kakak tahuu.. kalau aku sangat menyayanginyaaa..". Saat ini suara Shan sangat terdengar lirih apalagi saat dia mengatakan rasa sayang Deva. Setetes air matanya mengalir di pipi tirusnya.

Kini dia berlutut memohon ke Agya. Mungkin hal ini sedikit mengusik hati nurani Agya saat melihat Shan pasrah seperti ini. Tapi janjinya dengan Deva lebih berarti. "Deva pernah bilang kalau dia tidak mau merusak masa depanmu.. jadi, fokus dengan apa yang kamu lakukan saat ini saja Shan. Itu yang Deva mau, melihatmu sukses".

"Mana bisa aku fokus ke masa depan sedangkan masa depanku tidak tahu ada dimana". Tangis Shan semakin menjadi masih setia berlutut.

Melihat itu Agya memilih masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Shan yang masih berlutut di halaman rumah. Jika berlama-lama Agya takut jika dirinya akan luluh.

Hari menjadi mendung dan tak terasa tanah ikut basah karena genangan air hujan yang turun. Agya masih diam di kamarnya. Shan mungkin sudah pergi kan? Tiba-tiba saja dia melirik ke jam weeker yang ada di kamarnya, sudah pukul 10 malam. Dia bergegas menengok ke jendela depan untuk memastikan. Tapi, dengan kokohnya Shan masih berlutut disana sesekali dia menyapu wajahnya kasar karena derasnya hujan. Melihat itu Agya langsung membuka pintunya.

"APAA YANG KAMU LAKUIN SHAN?". Teriaknya karena hujan sangat deras takut Shan tidak mendengarnya.

"Deva.. aku cuma mau tau Deva ada dimana". Ucapnya pelan tapi masih dapat didengar oleh Agya.

"Oke, tapi berteduhlah kemari". Suruh Agya meminta Shan duduk dikursi terasnya.

Agya mengacak rambutnya frustasi bingung apa yang akan dia lakukan pada dua anak adam ini.
Akhirnya dia menghembuskan nafas dalam. "Cafe Hero di kota X. Dia hanya bekerja sebagai pembuat kue jadi jangan berharap selalu melihat dia ada di meja kasir atau berkeliaran pada pelanggan. Dan lagi Shan, dia tidak sendiri".

Apa maksudnya Deva tidak sendiri. Mungkin dia bekerja bersama orang lain?

Agya lagi-lagi ingin mengutuk Shan melihat wajah polos yang tidak mengerti apa-apa itu. "Bodoh.. dia sedang hamil anakmu".

Bagai disambar petir Shan kaget bukan main. Deva hamil? Bagaimana bisa?

"A-apa maksudnyaa?". Shan memastikan.

"Deva itu termasuk cowok spesial yang punya rahim. Dan sekarang dia mengandung anakmu. Selama kamu pergi dia terus-terusan mengalami morning sickness, dia selalu memakai jaketmu karena baginya itu seakan dipeluk olehmu walaupun sudah ku buang supaya dia lupa dengan yang namanya Shan".

Penjelasan Agya berhasil memaku pergerakan dan membungkam mulut Shan. Dia dan Deva akan menjadi orangtua secepat ini. Shan bahagia tentu saja, tapi yang dia khawatirkan adalah Deva, bagaimana jika cowok mungil itu akan menolak kedatangannya.

"Kak Agya terimakasih.. aku janji akan membuat Deva bahagia dan kali ini tidak akan aku ingkari".







***




Setelah berkendara sepanjang malam hingga pagi buta, akhirnya Shan sampai di tempat yang disebutkan Agya. Dia hanya diam di dalam mobil yang sengaja dia parkir di seberang cafe tersebut. Tak lama masuk seorang lelaki yang lebih pendek darinya dengan surai berwarna orange. Terlihat dia seperti menata meja dan kursi serta pergi ke belakang entah untuk mengerjakan apa. Tak berselang lama muncul sosok yang sangat Shan kenal. Tersenyum hangat sambil mengelus perutnya yang sudah membesar itu. Rambut yang dikuncir seakan menambah kata cantik dalam kamus Shan untuk Devanya, kekasihnya, calon ibu dari anaknya. Deva kini keluar cafe untuk mengganti bunga yang ada pada vas di luar pintu masuk. Sedikit kesusahan berjongkok karena perutnya yang besar tapi akhirnya dia berhasil mengganti bunga tulip itu dengan yang baru. Shan tidak bisa tidak tersenyum, membayangkan bagaimana dia hidup bersama Deva selamanya. Mungkin hari ini dia akan menghabiskan waktu seharian disini untuk melihat si manis yang sedang bekerja.









 Mungkin hari ini dia akan menghabiskan waktu seharian disini untuk melihat si manis yang sedang bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓]Falling for U | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang