Chapter 39

149 7 0
                                    

Saat ini Queen sedang makan sendirian di kantin, para sahabatnya tadi sedang izin ke kamar mandi sehingga dia kini duduk sendirian di kantin yang ramai dengan orang. Dengan malas, dia mengaduk makanan yang sudah dihidangkan di meja.

Moodnya sangat jelek dari kemarin semenjak kedatangan Anggi ke rumah mereka, matanya bahkan membengkak yang menjadi pertanyaan para sahabatnya dan dia hanya bisa menjawab bahwa dia habis marathon sebuah drama.

"Sendirian aja lu, yang lain kemana?"

Kedatangan seorang laki-laki yang kini duduk di hadapannya membuat Queen mendongak, dia bisa melihat senyum Arsen yang terlihat manis namun dia tidak tertarik untuk mengobrol sama laki-laki karena moodnya.

"Gua lagi ngomong malah dicuekin," ucap Arsen lagi yang membuat Queen menghembuskan napasnya kasar.

"Gua lagi ga mood ngomong," balas Queen dengan tidak ada semangat.

Melihat Queen yang seperti tengkorak hidup membuat kening Arsen berkerut, "Kenapa lu? Liat gua coba," suruh Arsen namun Queen menggelengkan kepalanya.

Arsen memegang dagu Queen lalu mengangkatnya agar laki-laki itu tahu apa yang sedang terjadi pada Queen. Melihat mata Queen yang membengkak membuat Arsen semakin bingung dengan apa yang terjadi pada gadis itu.

"Gua habis marathon drakor," ucap Queen yang seolah tahu apa yang berada dipikiran Arsen.

"Lu ga bisa bohongin gua gitu aja, ga mungkin sampe buat lu jadi tengkorak hidup kayak gini."

Mendengar helaan napas Queen yang berkali-kali membuat Arsen tahu bahwa ada terjadi sesuatu pada sahabatnya itu namun mengingat Queen yang susah untuk bercerita malah membuatnya kesulitan mendapatkan informasi.

"Kalau lu ga cerita, gua bisa nyari tau sendiri," ucap Arsen lagi yang mendapatkan gelengan dari Queen.

"Salah ga kalau gua cemburu sama pacar bang Revan?' tanya Queen yang kini menatap Arsen dengan tidak ada semangat.

"Ga salah, kenapa emang?" Arsen bertanya balik yang mmebuat Queen menghembuskan napas kasar.

"Gua ga tau ya ini gua yang terlalu kekanakan atau apa, tapi kemaren pacar abang dateng ke rumah terus semua orang jadi fokus ke dia." Queen mengaduk-aduk makanannya.

Arsen menyimak dengan serius, "Lu marah karena mereka cuekin lu?" Pertanyaan Arsen mendapat anggukan dari Queen.

"Gua aja yang kekanakan, tapi gua beneran cemburu saat dia berhasil ngambil posisi gua, apa lagi saat ayah bilang bangga sama dia gua beneran secemburu itu."

"Salah ga si sen kalau gua secemburu itu sama dia? Padahal itu pertemuan pertama mereka tapi mereka cuekin gua."

Queen tidak tau apakah diirnya yang terlalu cemburuan atau apa namun dia tidak menyukai saat ada yang menggantikan posisinya terlebih itu orang asing yang baru pertama kali mereka temuin, bahkan Anggi berhasil membuat Queen marasa sangat insecure dengan pencapaian gadis itu.

Orang tuanya bahkan tidak pernah mendapatkan apa pun darinya pantas saja mereka menyambut hangat anggi yang membawa segudang prestasi sehingga mereka lebih memilih Anggi dari pada dirinya.

"Lu pantes cemburu saat orang asing berhasil gantiin posisi lu, tapi lu ga boleh berlarut dalam kesedihan, masa Queen yang gua kenal selemah itu?" Arsen berusaha untuk membuat Queen yakin pada dirinya sendiri.

"Gua harus apa? Gua harus biarin dia ngambil posisi gua?" tanya Queen yang merasa bingung harus melakukan apa.

Arsen mengacak rambut Queen sambil terkekeh. "Jangan biarin ada yang gantiin posisi lu, buat dia ngejauh sampe ga berani deketin keluarga lu lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cold Brothers [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang