EXTRA PART 2

57.8K 2.2K 55
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------

Suara nyanyian khas anak-anak sejak satu jam yang lalu terus mengusik telinga Axel yang sedang mengerjakan tugas akhir a.k.a skripsi miliknya. Iya, Axel hampir menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas yang sama seperti Agatha dan juga Calvin. Waktu begitu cepat berlalu, bukan? Bahkan, kini anak kedua pasangan Aditya dan Agatha itu sekarang sudah berusia lima tahun. Ayra---- anak itu benar-benar aktif. Tingkahnya selalu saja berhasil membuat orang-orang yang berada di sekitarnya menjadi geleng-geleng kepala. Axel bahkan sering menjadi sasaran keaktifan anak cantik tersebut. Contohnya seperti sekarang ini, di mana Axel tak fokus mengerjakan skripsi miliknya karena mendengar suara cempreng dan asal-asalan dari sang adik.

"Woy, cil. Mending lo main di luar deh sama bibi. Pusing gue dengar suara lo nyanyi. Mana liriknya lo ganti-ganti lagi. Mana ada lagu yang liriknya Axel guk guk guk, yang ada Heli guk guk guk kali" cibir Axel.

"Terserah Ay dong, abang. Abang ini komen melulu kalau kata mami. Ay gak like deh" sebalnya dengan tangan bersedekap di dada di tambah bibir yang maju beberapa senti ke depan.

"Ah, udahlah. Abang mau pergi aja. Awas kalau ikut" baru saja Axel berdiri, kakinya sudah di peluk oleh bocah kecil yang tengah tersenyum menatapnya dengan tatapan yang polos.

"Ay ikut ya, abang? Ay sama abang kan bestot jadi harus sama-sama terus. Sama kaya Ay dan mami. Mami sama Ay juga bestot, makanya mami selalu ajak Ayra buat belanja-belanja di Mall."

Ini salah satu kesulitan jika Axel hendak pergi keluar atau nongkrong bersama teman-temannya. Bocah kecil yang sayangnya adalah adiknya itu pasti akan selalu ikut dan mengintilnya kemana pun dia pergi. Axel rasanya sudah seperti orang tua yang di ikuti oleh anaknya. Bahkan, tak jarang orang-orang yang tak mengenalnya sering menganggap Ayra itu adalah anaknya. Beginilah resiko memiliki adik yang usia terpaut sang jauh.

"Ganti baju sana sama bibi, sama sekalian minta kartu ke papi ya? Tapi, jangan bilang di suruh abang, oke?" suruh Axel dan memberi instruksi kepada sang adik.

"Oke, abang" seru Ayra seraya memberikan hormat nya.

Axel yang melihat kepergian adiknya sontak tersenyum lebar. Ternyata memiliki adik benar-benar enak, bisa menjadi pesuruh pikirnya.

*****

Ayra yang sudah siap berganti pakaian di bantu oleh salah seorang asisten rumah tangga segera mencari keberadaan papinya.

Ayra tersenyum ketika melihat keberadaan papi serta mami nya yang ternyata tengah duduk santai di halaman belakang rumah. Ayra pun langsung menghampiri kedua orang tuanya itu.

"Papi... Mami...." sapa Ayra ceria.

Aditya dan Agatha yang melihat keberadaan anak perempuan mereka seketika tersenyum.

"Ayra mau ke mana? Kok cantik banget sih?"

Ayra langsung tersenyum malu ketika di puji cantik oleh sang mami. "Ayra mau pergi keluar sama abang, mami."

"Mau kemana, sayang?" tanya Aditya dengan tatapan yang lembut.

"Enggak tau, papi. Pokoknya kata abang tadi mau keluar, makanya Ay ikut" jawab Ayra dengan wajah yang senang. "Papi, Ay boleh minta kartunya papi gak? Ay kan mau keluar sama abang El" lanjutnya.

PAMAN SAHABATKU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang