5 tahun kemudian
-Bangkok Thailand
Seorang wanita cantik sedang duduk di kursi kebanggaan nya saat ini, tangan itu tak hentinya bergerak memeriksa lembaran-lembaran kertas dan menggerakkan pena nya di atas lembaran kertas tersebut, sesekali ia mengetukkan jemari cantik yang dihiasi cat kuku berwarna mencolok itu di atas meja saat sedang serius.
Rambut panjang berwarna coklat di ikat dengan rapih, wajah cantik itu terlihat sangat serius memeriksa lembaran kertas di atas meja nya, sampai sebuah ketukan pintu membuat ia menoleh.
Tok tok tok
"Masuk"
Seorang gadis cantik menghampiri nya saat ini dan meletakkan sebuah karangan bunga besar di atas meja, freen hanya menatap nya sekilas kemudian mendengus kesal.
"Presdir, kiriman bunga lagi dari tuan Mario"
"Sampai kapan dia hanya membuang uang demi bunga yang tidak berharga?"
Perempuan berambut hitam bernama Stella itu tersenyum.
"Nona? Kenapa kau tidak pernah merespon nya?"
"Terlalu tua" ucap freen singkat.
"Astaga, astaga, Presdir ku yang cantik, dia baru 35 tahun kalian hanya beda 10 tahun lagipula dia lajang dan apalagi pengusaha nomor satu di Thailand" ucap Stella di depan freen.
Sedangkan freen memejamkan matanya pelan Stella selalu saja berisik dan mendesak nya agar mau berkencan dengan Mario Maurer CEO dari MM group, freen sama sekali tidak berminat walaupun pria itu mengirim nya macam-macam.
"Dia pendek, aku tidak suka"
Stella terperangah mendengar ucapan freen, selama ini gadis itu sangat pemilih soal pria bahkan selalu gagal kencan, harus yang tinggi, tampan, memiliki lesung pipi berbibir seksi, Stella merasa Presdir nya sudah tidak waras.
"Demi tuhan, nona apa hubungannya?"
"Pasti pisang nya kecil"
"Seperti sudah pernah merasakan nya saja, selama ini kau tidak pernah kencan apalagi bercinta pasti anda sedang bermimpi nona"
Freen menatap ke arah Stella dengan tatapan memicing.
"Kau mau gaji mu aku potong?"
Stella membulatkan matanya.
"Nona please jangan nona, aku baru saja memesan tas LV terbaru jika gaji ku dipotong maka tidak cukup, nona maafkan aku please"
"Makanya mulut mu jangan lemes"
"Kan apa yang aku bilang benar nona, Becky mu itu apakah kau sudah menemukan nya sudah 5 tahun aku hanya mendengar cerita nya saja"
Gerakan tangan freen terhenti saat Stella menyebutkan nama itu, pikiran freen berkelana kembali di masa 30 hari yang indah dan setelah itu becky seolah menghilang ditelan bumi, freen berusaha bangkit dan melanjutkan kuliah di Harvard selama 2 tahun namun hatinya sungguh tidak kuat untuk menahan diri dan berakhir ia datang ke Swiss dan kembali kerumah itu.
2 tahun lalu freen datang kembali ke tempat Becky, rumah megah yang pagar nya sudah di lilit oleh sulur dan semakin tinggi, freen berharap menemukan pria itu namun saat masuk kedalam rumah penuh kenangan itu, ia hanya menemukan ruang tamu yang kosong tidak ada becky, tidak ada lukisan, tidak ada gitar, semuanya hilang, bahkan freen merasa semuanya bagaikan mimpi, tempat itu sudah kosong.
Freen melihat setiap sudut ruangan itu tidak pernah berubah penuh dengan kenangan mereka, bahkan sisa-sisa cat yang masih mengering di lantai menjadi saksi bahwa 30 hari yang di alami nya itu nyata, semenjak saat itu freen berhenti mencari tentang Becky, pria itu seolah menghilang dan tidak pernah terlihat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is incalculable
Truyện Ngắn🔞 Freen seorang putri dari keluarga chankimha yang cukup sukses terpaksa lari dari pernikahan nya, freen kabur ke Swiss, hingga tanpa sengaja ia bertemu dengan pemain gitar jalanan yang misterius dan memiliki wajah yang begitu tampan. Karena rasa p...