5. PERMINTAAN

1.7K 22 6
                                    


Ternyata semua tidak berjalan lancar. Hari itu adalah hari sabtu, ayah pergi di shift pagi, dan akan pulang seperti biasa di sore hari. Begitu ayah pergi, seperti biasa aku langsung menuju lemari ayah dan mengambil satu pasang lingerie dan mengganti pakaian ku dengan itu. Ku gunakan dan aku mulai membersihkan rumah seperti biasa sesuai dengan apa yang biasa nya kukerjakan sehari hari. Tapi kemudian, tanpa kudengarkan karena aku sambil menggunakan headset mendengarkan musik seperti biasa, ada orang yang masuk ke rumah. Siapa lagi kalau bukan ayah ku sendiri! Dia memang memiliki kunci juga, dan itu ku sadari ketika badanku memutar dan melihat ayah yang berdiri dengan seragam nya lengkap sambil memegang sebuah roti terlihat dari merk nya di beli di salah satu bakery ternama. Dia terdiam disana. Sedangkan aku, mungkin akan mati saat ini.

"A-ayah" ucap ku kaget. Hanya itu yang bisa kukeluarkan dari mulut ku, tapi begitu aku menyadari apa yang ku gunakan saat ini, aku langsung lari kedalam kamar ku dan mengganti pakaian seperti sedia kala. Malu sekali rasanya dipergoki sedang menggunakan pakaian seperti itu. bahkan sangkin malu nya aku tidak berani keluar dari kamar dan masih teringat tadi meninggalkan ayah yang masih berdiri terdiam disana. Dada ku rasanya sesak. Aku takut. Takut sekali dengan apa yang terjadi baru saja. Aku membayangkan berbagaimacam hal buruk. Hal buruk dimana ayah akan meninggalkan ku, lebih tepatnya mengusir ku setelah melihat apa yang baru saja kulakukan. Aku menangis malu. Menangis menyesal. Perbuatan ku yang kulakukan seperti nya memang ada masa nya ketahuan. Memalukan sekali.

Di Tengah tangisan ku, ku dengar pintu kamar ku terbuka. Derap Langkah terdengar, masih dengan suara kresek yang bertabrakan dengan kain. Ayah masuk. Aku tahu itu. Tapi menurutku aku tidak seharusnya diam, bersembunyi dan nangis seperti ini.

"Yaahh,, maaf ya" ucap ku menangis sesenggukan. Aku tidak tahu lagi harus menguncapkan apa.

Plastik yang ada di tangan ayah di lepas nya hingga mendarat di lantai. Langkah nya mendekat. Kukira ini akan menjadi hari yang sangat buruk sampai kemudian ayah memegang daguku.

Dia melihat ku, melihat wajah ku yang sudah sangat sembab. Dan tidak lama di peluk nya dengan erat badan ku. Badan ku yang dari tadi bergetar karena takut dan juga emosional seketika merasa terhenyuk. Apakah dia tidak marah? Kami berpelukan beberapa lama hingga muncul nyali ku untuk bertanya.

"Ayah gak Marah?" Bisik ku di sela sela pelukan nya.

Pelukan itu terlepas. Ada bekas air mata ku yang cukup besar menyebar di seragam nya. Dia menggeleng, ada senyuman kecil di bibir nya, meskipun mata nya terlihat mengatakan kekecewaan terhadapku.

"Tadi temen ayah minta ganti shift, karena dia perlu ambil cuti, jadi ayah libur hari ini" ucap nya

"Ayah Bawain roti tadi, beli di toko" ucap nya seakan mencoba melupakan apa yang baru saja disaksikan nya. Tapi aku yakin, ini tidak akan selesai secepat ini. Ayah yang memiliki tampang yang sangar, badan yang besar berotot apalagi berpakaian seragam satpam seperti itu justru akan aneh sekali Jika tidak bisa Marah. Tapi kenyataan nya, hari itu memang benar ayah nggak marah sama sekali dengan ku.

Keesokan hari, aku mengembalikan seluruh pakaian yang pernah ku gunakan, tentu saja dalam keadaan bersih. Ayah kembali bekerja sekitar sore jam 6. Dia membersihkan badan nya seperti biasa, dan juga makan dengan apa yang Sudah ku siapkan. Ada sedikit ketegangan diantara kami, apalagi hari ini ayah tidak seriang kemarin. Atau jangan jangan emosi nya baru datang sekarang?

"Ayah mau bicara sama kamu, fahri" ucap ayah saat kami makan. Aku tidak lagi lapar karena ucapan itu. Ucapan serius yang tidak biasanya kudegar dari ayah yang selalu riang dan dekat dengan ku.

"Sejak kapan?" Ucap nya ketika kami berdua selesai makan dan ayah mengajak ku duduk di depan televisi.

"....... baru baru ini yah"

"Iya, ayah tanya, sejak kapan??" Ucap nya lagi terasa seperti ada penekanan disana membuat ku sangat takut.

"Se-sejak 1 atau 2 minggu yang lalu yah"

"Pantes ayah lihat ada perubahan di letak pakaian ibu mu setiap hari." Ucap nya. Ternyata ayah menyadari nya.

"Ma-maf yah" ucap ku pelan

"Tapi maaf aja nggak cukup" ucap ayah yang membuat kepala ku seperti dibenturkan. Aku terdiam tidak bisa menjawab.


HAI, SELAMAT BERAKHIR PEKAN ! 

-----


 TAMBAHKAN KE LIST BACAAN KALIAN AGAR TIDAK HILANG UPDATE AN CHAPTER 

FULL EBOOK SUDAH TERSEDIA 

FYI -

CLEMENTID MERUPAKAN PROJECT YANG MEMBERIKAN RUANG UNTUK KALIAN BERFANTASI. CERITA YANG DIBANGUN MERUPAKAN CERITA ORISINAL. INGAT, SEPERTI YANG SELALU DIJELASKAN DI PEMBUKAAN KARYA DALAM SECTION ALL RIGHTS RESERVED, SELURUH CERITA HANYA DIPERUNTUKKAN SEBAGAI MEDIA BERFANTASI BAGI PARA PEMBACA.

TIDAK ADA DORONGAN SEDIKIT PUN UNTUK DILAKUKAN DI DUNIA NYATA.

That is how fantasy stories work.

Dan bagi kalian yang pernah mengalami atau mendapatkan perlakuan kekerasan dalam bentuk apapun, go seek for help. Jangan sumbu pendek ya. Jangan di pendam. Banyak cara yang bisa kamu lalui, bahkan Pemerintah sudah bantu memfasilitasi berbagai dukungan termasuk konseling, pengobatan & pertolongan, dan itu GRATIS

Trust me, you are worth more than anything. 

BOOK 57 - AYAH MAU APA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang