8. Tak dapat terbendung 21+

102K 314 2
                                    

Setelah Kai akhirnya tertidur di boks bayinya, Ria berjalan mondar-mandir di kamar, pikirannya penuh setelah beberapa malam lalu, ia melihat sex hebat Alex dan Sheila. Ia memandang Kai yang tertidur lelap dan menarik napas dalam-dalam. Dengan keputusan yang bulat, ia berjalan keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Alex.

Jantungnya berdebar kencang, dan telapak tangannya berkeringat. Ketika pintu terbuka, Alex muncul di ambang pintu, awalnya tampak terkejut melihat Ria di sana. Namun, raut wajahnya segera berubah menjadi lembut dan penuh perhatian.

"Mbak? Ada apa? Kai baik-baik saja?" tanya Alex dengan nada khawatir.

Ria mengangguk, menghindari tatapan Alex, matanya tertunduk ke lantai. "Kai sudah tidur," jawabnya pelan, suaranya hampir berbisik. Ia menggigit bibirnya, berusaha menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan keperluannya. "Aku hanya... butuh bantuan, Lex," lanjutnya, tangannya meremas ujung bajunya dengan gugup. "Emm... ini, payudara Mbak rasanya penuh, Lex, asinya terus menetes sementara Kai sudah tidur." Alex mengarahkan pandangannya ke tank top yang Ria kenakan putingnya tercetak jelas dan jejak basah di sekitarnya.

Alex menatapnya dengan perhatian yang dalam, menyadari kebingungan dan kesulitan yang Ria alami. "Masuklah," katanya dengan nada yang menenangkan, membuka pintu lebih lebar dan memberi ruang bagi Ria untuk masuk.

Dengan langkah yang ragu dan hati yang tak menentu, Ria melangkah masuk ke kamar Alex. Ketika pintu tertutup di belakangnya, ia merasakan atmosfer di ruangan itu berubah, menjadi lebih tegang dan intim. Alex tersenyum samar, senang melihat Ria secara tak sadar memasuki perangkap yang telah ia siapkan. Ria berdiri canggung di tengah kamar, tubuhnya tegang saat merasakan keheningan yang semakin berat di antara mereka.

Alex duduk di kursi kerjanya yang berhadapan langsung dengan Ria. "Sini, Mbak," ujarnya dengan suara yang lembut namun tegas, mengarahkan Ria untuk mendekat. Perlahan, Ria berjalan menuju Alex, merasa ragu tapi tidak mampu menolak. Ia duduk di pangkuan Alex, menghadapnya dengan perasaan campur aduk. Jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya, dan sejenak, Ria merasa kesulitan untuk bernapas.

Dengan gerakan hati-hati, Alex menyingkap baju yang dikenakan Ria, memperlihatkan payudaranya yang penuh dan lelehan ASI. Tatapannya berubah menjadi lebih intens, namun masih penuh perhatian. Tanpa berkata-kata lagi, Alex mulai menghisap dengan lembut menyedot puting itu menghisap susu yang keluar dari sumbernya, mencoba memberikan kelegaan yang Ria butuhkan. Sentuhan bibir dan lidahnya membuat tubuh Ria merespons secara otomatis, dan meskipun ada perasaan lega, ada juga rasa bersalah dan malu yang menumpuk di dadanya.

Keheningan di kamar itu hanya diisi oleh suara napas keduanya yang semakin berat. Ria berusaha menahan desahan yang mencoba keluar dari bibirnya, merasa terjebak antara kebutuhan fisiologisnya dan perasaan yang bercampur aduk.

Sementara tangan Alex meremas payudara sebelah kiri yang menganggur, Alex menyedot puting itu kadang memutarnya dengan lidah. Bunyi kecipak dari hisapan itu membuat Ria semakin merinding.

Setelah Alex selesai, dia melepaskan hisapannya dengan perlahan, membiarkan Ria kembali merasakan udara dingin yang menyentuh kulitnya. Ia menatap Ria, matanya menelusuri wajah Ria yang terlihat bingung dan penuh konflik.

"Mbak Ria..." bisik Alex, menggunakan nama depannya dengan lembut. "Aku tahu, kemarin Mbak ngintip aku dan Sheila." Kalimat itu keluar tiba-tiba, seperti pisau yang menusuk hati Ria, membuatnya tersentak kaget.

Ria terdiam, seolah kata-kata itu telah mengikat lidahnya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena malu tetapi juga karena ketakutan. Dia tak tahu harus menjawab apa, karena tak ada alasan atau penjelasan yang bisa meredakan situasi ini. Rasa bersalah mengalir deras dalam dirinya, namun di saat yang sama, ada perasaan yang lebih dalam yang tak bisa ia jelaskan.

Love & Lies : Affair With Brother-in-Law 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang