"How do i look?"
Aldo memandangi Anna yang memakai kaos putih lengan pendek dengan celana panjang bermotif bunga-bunga dengan rambut sebahu berwarna merahnya ia gerai dari atas sampai bawah.
"Cantik." Aldo tersenyum enggan. "Tapi, apa ngga terlalu sederhana, Neng?"
Senyum Anna menghilang, ia kembali menatap dirinya ke pantulan kaca lalu menghela napas. Ia mengambil tas nya kemudian berjalan keluar dari kamar. "Its not a big deal. Gue mau ke pesta ulang tahun anak kecil, lo berharap gue pake bikini?"
"Bu-bukan begitu," Aldo terlihat panik karna merasa ucapan nya salah dan buru-buru mengejar Anna yang sudah menuruni tangga.
"Bapak nyuruh saya buat tanya ke Eneng," Aldo mencari-cari kunci mobil lalu membuka pintu untuk Anna hingga gadis itu masuk dan Aldo menyusulnya ke kursi supir.
"Tanya apa?" Tanya Anna sambil menuruni kaca dan memakai perona bibir.
Aldo menghidupkan mobil. "Untuk ulang tahun nya, ingin dirayakan di Gedung Partai atau menyewa Aula Hotel?"
Anna menghela napas dari mulutnya. Ini pasti salah satu dari agenda Papa untuk mengenalkan anaknya ke publik.
"Bapak juga sudah menuliskan list siapa saja yang harus di undang—"
"Pesta nya di rumah saja," Anna memotong sambil kembali memakai perona di bibirnya. "Ga perlu di tempat mewah, bilang," Anna menekankan nya kembali. "Anna mau ulang tahun di rumah saja."
"Tapi Neng, undangan nya banyak Kader Bapak dan Artis-artis besar. Apa ga terlalu sempit jika dirumah?"
Anna tersenyum, "Makanya," senyum Anna penuh maksud. "Gue mau ngerayain nya di rumah aja."
"Neng—"
"Buruan jalan, Do. Gue udah mau terlambat."
Aldo bingung namun segera ia lajukan mobil nya keluar dari perkarangan rumah menuju Panti Asuhan yang ditunjukkan oleh sahabatnya kemarin. Aldo tak bisa protes lebih lanjut.
*.*.*.*.
"Vio," Nayara memanggil gadis kecil yang memakai baju peri sambil menggandeng tangan Anna. "Lihat, siapa yang datang."
Gadis yang baru berumur lima tahun itu membuka mulutnya lebar-lebar tak percaya apa yang dia lihat didepan mata nya. Seorang perempuan yang menjadi idola nya hadir di pesta ulang tahun nya yang sangat sederhana ini.
"Kak Naya beneran temenan sama Kak Anna?!" Pekiknya semangat yang membuat semua orang menoleh ke arah mereka.
"Iya dong," Nayara memasang wajah sombong, "Kamu pikir kakak bohong? Nih," Nayara menyodorkan Anna, "Kakak bawa langsung Kak Anna nya."
Anna terkekeh geli lihat interaksi mereka, "Halo Vio, selamat ulang tahun, ya. Kakak bawain kado buat kamu. Vio katanya suka warna pink ya? Nih Kakak ada bawain kamu peralatan sekolah semua nya warna—"
"KAK ANNA BAIK BANGET!"
Anna terkejut mendengar Vio tiba-tiba saja berteriak kencang dan menoleh ke arah teman-teman nya sambil menunjuk ke arah Anna.
"Udah aku bilang, Kak Anna itu orang baik!"
Anna tersenyum tapi keningnya berkerut, ia melirik ke arah Nayara. Gadis itu mendekat lalu berbisik, "Bokap lo punya nama jelek di sini. Tapi dia kekeh kalo lo ga sejahat bokap lo."
Anna menaikkan kedua alisnya terkejut. Lalu kembali berbisik. "Dia tahu darimana soal gue?"
"Gue juga gatahu." balas Nayara yang ikutan heran. "Gue aja gatahu dia kenal lo darimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS SECRET SIN
RomanceKamu dan Ajudan Ayah mu, terjebak dalam perasaan terlarang.