Happy Reading
***
Habian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Urusan terpenting yang Habian katakan pada Nara ialah urusan Habian pada anggota geng motornya.
Habian diberi tahu oleh Davin untuk segera ke markas karna ada masalah besar. Mendengar hal itu Habian langsung bergegas untuk pergi ke markas.
Sesampainya ia di markas, Habian memarkirkan motornya di parkiran motor yang ada. Setelah itu ia langsung masuk kedalam dan bertemu dengan Davin dan Leo.
"Davin sama Leo kemana?" tanya Habian pada salah satu anggotanya yang tengah bermain kartu itu. "Bang Davin ada di ruang Hack kalau bang Leo gua gak tahu karna dari tadi bang Leo gak ada disini."
Mendengar hal itu Habian mengangguk lalu bergegas pergi menghampiri Davin untuk mengecek sesuatu. Sesampainya disana, Habian membuka pintu ruangan tersebut dan menemukan Davin dengan peralatan hacknya.
"Davin lo udah coba cari informasi?" Tahu bahwa ada seseorang yang masuk, Davin melepas topeng wajahnya dan menoleh kearah Habian dengan gelengan kepala sebagai jawaban.
"Belum, gue lagi mengecek sesuatu. Btw mereka semua mulai bergerak. Mereka kayaknya juga lagi merencanakan sesuatu," ujar Davin membuat Habian tersenyum tipis namun memiliki arti yang misterius.
"Pantau pergerakan mereka, kalau memang mereka sedang merencanakan sesuatu, kita harus buat mereka gagal dalam rencana."
Davin mengangguk lalu ia melepaskan topeng yang menutupi wajahnya dan bergantian dengan Habian yang meretas informasi data tentang seseorang.
"Lo mau cari informasi seseorang?" Habian mengangguk. "Siapa?" Dibalik topeng yang menutupi wajahnya, Habian tersenyum miring yang membuat Davin merasakan suasana tegang dan tajam.
"Oke gue tahu! gausah jawab! Gue mau keluar aja," ucap Davin lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan Habian yang tengah fokus mencari informasi tentang seseorang.
***
Di sebuah ruangan yang sangat minim sekali cahaya, terdapat seorang laki-laki tengah duduk bersantai di kursi yang berada di ruangan tersebut. Dengan menghisap putung rokok yang ada ditangannya, dan menatap sang anak buah yang sedang fokus mengetik di komputer.
"Bos! Ada yang meretas sistem kita bos!"
Mendengar teriakan salah satu anak buahnya, pemuda itu langsung berjalan dengan santai menghampiri anak buahnya. Mengetik dengan lihai dengan memasang wajah santai.
"Cih lo kira gue bakal diem aja gitu? Gak akan pernah, teruslah bermimpi adik kembaranku," ucapnya dengan senyuman miring yang menghiasi wajahnya. Membuat suasana menjadi amat sangat menyeramkan.
Sementara itu di sisi lain. Ditempat Habian berada, Habian menggebrak meja dengan tangan yang terkepal kuat. Proses meretas sistem seseorang kini gagal dan Habian sangat kesal sekali.
"Anjing!" umpat Leo yang terkejut saat ia baru masuk dan melihat Habian menggebrak meja. Leo mengelus dadanya saat melihat tingkah Habian.
monyet monyet kalau bukan bos gue, udah gue gebrak balik dah ah. Batin Leo lalu mendengus kesal. Dengan waktu yang sama, Davin datang dengan dua botol soda yang ada dikedua tangannya.
Melihat ekspresi wajah Leo yang menurutnya aneh membuat Davin tertawa kecil. Lalu Davin mendudukkan dirinya disofa sebelah Leo. "Muka Lo ngapa anjir?" tanya Davin yang masih tertawa saat menatap Leo.
Leo hanya menatap Davin malas lalu kembali bermain dengan ponselnya. Davin yang melihat itu mendengus kesal.
"Davin bantuin gue," panggil Habian yang masih berfokus pada layar besar yang menampilkan banyaknya kata-kata yang tak orang lain mengerti.
Davin yang mendengar dirinya dipanggil langsung berjalan menghampiri Habian. "Kenapa?"
"Bantuin gue, retas semua informasi tentang mereka. Tadi gue coba dan malah gagal," ucap Habian yang membuat Davin terkejut. Pasalnya Habian yang sudah biasa meretas tak pernah gagal untuk meretas. Dan sekarang, Habian gagal? Waw itu harus masuk ke buku dunia.
Tanpa menjawab ucapan Habian, Davin langsung bergegas seperti yang diperintahkan olehnya. Matanya menatap layar besar dengan pandangan fokus dan gerakan tangannya yang gesit ketika mengetik.
Tak lama kemudian, Davin telah selesai menjalankan perintah Habian. Sungguh Habian sangat merasa beruntung mempunyai teman yang sangat cerdik seperti Davin.
"Thanks. Lo emang selalu bisa diandalkan," ucap Habian dengan senyum miringnya membuat Leo yang melihat mendengus kesal. "Gue gak? Padahal gue juga ngebantuin lo."
"Thanks untuk semua kerja keras yang kalian berdua lakukan. Kedepannya gue mau minta tolong lebih banyak ke kalian semua."
Monyet ngelunjak!
Leo mendengus kesal lalu setelahnya mengangguk. Mereka bertiga pun pergi dari ruangan tersebut untuk keluar dan pergi ke ruang kumpul.
***
"anjing! gimana bisa gagal begini?!" Suara gebrakan meja membuat seluruh orang yang berada di ruangan tersebut mendadak keringat dingin.
Seorang pemuda yang tadi sedang duduk menikmati acara santainya, kini menjadi marah. Wajah tampan pemuda itu memerah, tangannya terkepal kuat dan rahangnya mengeras hingga urat-urat lehernya pun terlihat.
Anak buah yang berada di ruangan tersebut tahu betapa marahnya sang bos saat tahu kegiatan meretasnya gagal. Kejadian yang bukan hanya sekali, tetapi setiap bos mereka marah maka habislah mereka semua.
"Tunggu pembalasan gue Habian!"
****
HAHAAHHAAHHAAHA
Vote ges biar makin semangat, bentar lgi visual habian bakal jadi awokawok
Pantengin ig terus sampe lihat visual Habian. Terus juga vote dan komennya banyakin dongggsss biar aku gak kek apaan tau heheheh
Itu aja papah
KAMU SEDANG MEMBACA
Habian || On Going
Teen FictionKisah dari seorang pemuda yang mempunyai hidup dengan penuh cobaan di dalamnya. Tuhan mengirim cobaan yang bertubi-tubi padanya untuk menguji apakah ia mampu untuk bertahan. "Kalau Bian mati, Bian gak bisa bertemu bunda dan ayah. Setidaknya sebelum...