8

29 19 97
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

***

Suasana sekolah kini telah ramai karna banyak anak murid yang berlalu lalang meninggalkan sekolah. Jam pelajaran telah usai, seluruh murid meninggalkan sekolah satu persatu. Tanpa terkecuali Reinara yang sudah selesai menata kembali buku pelajaran dalam tasnya.

Nara berjalan pergi meninggalkan kelas dengan menggendong tas ransel dibelakang punggungnya. Seperti biasa, hal yang Nara lakukan setelah pulang sekolah adalah kembali bekerja.

Setelah beberapa hari dirinya meminta izin dikarenakan sang ibunda tercinta jatuh sakit, kini Nara kembali bekerja sebagai pelayan kafe seperti biasa.

Langkah kakinya berjalan untuk masuk kedalam tempat kafe itu. Dengan diiringi alunan suara musik dari band yang sedang konser di sana dan suasana ramai karena banyaknya pengunjung.

Matanya melihat-lihat sekeliling kafe itu. Mencari mata hazel yang selalu melihat dirinya saat ia baru membuka pintu kafe. Namun, ia tak menemukan pemilik itu hingga membuatnya terheran.

Tersadar bahwa ia terlambat, Nara langsung berlari kecil kearah ruangan khusus pekerja untuk berganti baju. Setelah selesai, Nara melanjutkan tugasnya sebagai pengantar makanan hingga semua tugas sudah ia lakukan.

Jam menunjukkan pukul 5 sore hari. Sudah waktunya Nara pulang karna ia telah selesai bekerja. Nara berjalan kearah ruang pekerja untuk berganti baju dan bersiap-siap untuk pulang.

Setelah selesai Nara pamit pada temannya yang menjadi penjaga kasir didalam kafe. "Mel gue duluan ya." Gadis yang dipanggil oleh Nara dengan sebutan Mel atau Amelia mengangguk dan mengucapkan kata hati-hati.

Nara melangkahkan kakinya untuk meninggalkan kafe itu. Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah motor yang ia kenali berada di parkiran Indomaret beberapa meter dari tempat ia bekerja.

Gak mungkin motor itu punya dia kan?....

Nara menggelengkan kepala saat pikiran negatif memasuki pikirannya. Nara berpikir jika motor yang ia temukan itu milik salah satu orang yang Nara kenal. Namun, Nara menghapus pemikiran seperti itu. Mungkin saja ada orang yang juga memakai sepeda motor yang sama sepertinya. Pikir Nara dengan positif.

°°°

Deburan ombak menyapu pinggiran pantai, suara gemuruh ombak seperti suara yang berada dalam pikirannya. Hari ke-lima Nara pergi ke pantai. Nara sudah berjanji untuk tidak ke pantai namun ternyata tak bisa.

Nara butuh ketenangan dan itu hanyalah pergi ke pantai untuk menenangkan pikiran. Menjadi anak pertama bukan pilihan Nara. Mempunyai keluarga dengan ekonomi tak tercukupi bukan kemauan Nara.

Habian  || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang