Bab 15

243 29 1
                                    

"Shan ga sibuk?". Tanya Deva yang masih memilah kue dan roti yang masih baru dan yang sudah hampir kadaluwarsa.

Shan menggeleng ribut mengikuti yang biasa Deva lakukan. "No, hari ini khususan buat adek, aku mau nemenin mama periksa kandungan sekalian nengokin little princessnya papa mama".  Ucap Shan sambil memeluk Deva dari belakang. Mereka cuma berdua kok, Samuel sedang ada pekerjaan di lain sehingga dia meminta Deva untuk tutup saja. Pasalnya Sam juga ingat kalau hari ini jadwal Deva untuk cek kandungan.

Soal jenis kelamin anaknya Deva diberitahu saat cek kandungan sebelumnya kalau anaknya adalah seorang perempuan, karena itu Shan sudah mengabdikan diri untuk memanggil calon bayinya itu little princess.

"Oh iya sayang gimana soal tinggal bareng? Udah dapat izin?".

Deva mengangguk sambil menepuk kedua tangannya yang kotor bekas kukis. "Eum tapi kata Kak Sam harus kasih kabar sama dia terus".

Shan tersenyum ternyata banyak yang sayang dengan Devanya ini.

"Udah selesai semua? Kalau gitu kamu siap-siap dulu biar aku lanjutin sisanya naroh kue ini ke rak khusus". Ujar Shan.

Deva menurut dan beralih ke kamarnya yang berada di samping ruang penyimpanan kue.

Setelah menempuh sekitar tiga puluh menit akhirnya mereka berdua sampai di sebuah rumah sakit pusat kota. Shan sengaja membawa Deva kesini karena sekalian ada tempat yang ingin ia kunjungi.

"Atas nama Devananka Pranaya.. ohh adek ini yaaa silahkan masuk". Ucap perawat muda disana, lalu Deva pun masuk diiringi oleh Shan tentunya.

"Waahh pasangan muda". Ujar seorang dokter yang masih duduk di tempat duduknya dengan senyum sumringah.

"Duduk dulu disini mom sama daddy.. nah kapan terakhir kali mom periksa kandungan?". Tanya dokter pada Deva.

"Waktu hamil 5 bulan dokter, kata dokter sebelumnya nanti di kehamilan ke 7 coba usg lagi".

Shan diam-diam tersenyum hangat melihat interaksi calon ibu muda itu dengan seorang dokter kandungan. Shan masih tidak percaya bahwa kebahagiaannya saat ini nyata.

"Kita coba usg yaa calon ibu muda". Ucap sang dokter sangat ramah membuat Deva malu sekaligus senang mendengarnya.

Sang dokter mulai mengolesi perut Deva dengan krim khusus lalu mulai meletakkan alat disana. Terlihat di monitor seorang bayi yang sudah mulai utuh bentuknya.

"Nah mom sama dad lihatkan, bayinya perempuan, perkembangannya pun sehat kayaknya mamanya pinter jaga kesehatan yaa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah mom sama dad lihatkan, bayinya perempuan, perkembangannya pun sehat kayaknya mamanya pinter jaga kesehatan yaa".

Baik Shan maupun Deva sangat tersentuh saat melihat anak mereka di monitor. Tidak terasa dalam beberapa bulan lagi mereka akan menyambut kehadiran putri mereka ke dunia. Shan bahkan meneteskan air matanya mengingat kebodohannya yang sangat lalai membahagiakan Deva. Bagaimana bisa dirinya baru tahu bahwa selama ini Deva mengandung anaknya. Bahkan Deva sampai mendapat apresiasi dari dokter dalam menjaga bayi dikandungannya.

***

"Gimana? Senang dapet apresiasi dari dokter hm?". Tanya Shan mengelus surai panjang milik Deva ketika keduanya sudah sampai di sebuah taman hutan kota yang rindang dengan pepohonan.

Deva yang duduk sambil menikmati es krim vanillanya pun mengangguk senang. Shan tiba-tiba berlutut dengan satu kaki di depan Deva. Dia mengelus perut besar Deva pelan untuk menyapa putrinya.

"Princess, ini papa, kangen gak sama papa? Hari ini papa mau ngasih surprise buat mama, adek dengerin yaa".

Shan sedikit merogoh saku celananya lalu menyodorkan kotak beludru kecil warna navy pada Deva. Perlahan dia buka kotak tersebut sampai menampilkan sebuah cincin emas putih berbandul berlian yang sangat indah bagi Deva.

"Untuk Devananka Pranaya, dengan ini aku Shankara Baladitya Affandra ingin menjadikan kamu sebagai rumahku, masa depanku, calon ibu dari anakku dan sebagai istriku. Apa kamu bersedia untuk menghabiskan waktu selamanya denganku sayang?". Ucap Shan masih dengan menyodorkan kotak cincin tersebut pada Deva. Tangan kirinya mengelus tangan mungil Deva yang berada di pahanya.

Deva sontak menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah, sejenak terdengar isak tangis darinya.

"S-shann". Panggil Deva lirih.

"Iya sayang kenapa? Jangan nangis dong kasihan papa udah minta princess dengerin papa melamar mamanya, eh mamanya malah nangis".

"Hiks.. Deva mauu". Deva langsung beringsut memeluk Shan, tidak terlalu erat karena takut anaknya terjepit. Shan pun dengan senang hati membalas pelukan kekasih mungilnya itu sambil mengelus punggungnya pelan.






















Pendek yaaa....
Ga bisa bikin Deva menderita lama-lamaaa
GAK TEGAAA😭😭😭😭

[✓]Falling for U | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang