"Nah gitu nak Jefri, maaf ya sekali lagi. Om tau ini ga mudah bagi kamu, tapi om harap kalian jangan jadi musuh ya setelah ini, tetap berteman ya, semoga kamu bisa dapet wanita yang lebih baik dari anak saya." Jelas Pak Ergan sambil tersenyum.Jefri membalas dengan anggukan seraya terus mengatur nafasnya yang sesak. "Mungkin ini yang dinamakan belum jodoh ya, saya cuma mau ngucapin makasih ya Jenna sudah menjadi salah satu alasan saya semangat menjalani hari-hari. Maaf sudah mengganggu kenyamanan kamu." Entah mengapa nada bicara Jefri berubah menjadi seperti itu.
"Iya Jef, sorry banget ya sekali lagi, maaf banget.." jawab Jenna yang merasa sangat tak enak hati.
"Yaudah kalo gitu, om, tante... Jenna, saya pamit ya. Selamat malam. Maaf sudah mengganggu." Ucapnya berpamitan pulang.
"Iya nak Jefri gapapa, hati-hati ya." Sahut Bu Ariana.
Mereka mengantarkan Jefri sampai kedepan rumah. Pak Ergan berjalan mendekati Jefri lalu berkata.
"Laki-laki tangguh ga lemah cuma karna wanita. Bahagiakan orangtuamu dan cari wanita hebat yang bisa menjadi pasangan hidup yang bisa membuatmu semakin dekat dengan tuhanmu." Ucap Pak Ergan sambil menepuk-nepuk pelan pundak Jefri.
Entah mengapa Jefri merasa tersentuh dengan ucapan Pak Ergan barusan. Jefri dibuat kagum dengan kebijaksanaan Pak Ergan. "Thanks om." Jawabnya lalu tersenyum. Ia berjalan keluar area rumah Jenna lalu menoleh sebentar dan tersenyum.
Setelah Jefri pergi dari sana mereka sama-sama menghela nafas lega. Kejadian barusan benar-benar membuat mereka shock. "Makanya, Na... jangan deket-deket cowok lain." Sindir Ayahnya.
"Apaan sih Ayah, siapa juga yang deket-deket, cuma temenan, dianya aja yang baper." Balas Jenna tak mau disalahkan.
Saat ingin berjalan masuk, Jenna melihat ada sesuatu tergeletak di lantai rumahnya. Ia berjalan mendekati sesuatu itu lalu mengambilnya. Sebuah buket bunga mawar putih yang sangat cantik dengan tulisan "Selamat sidang my wife" terpampang nyata.
Deg!
"Astaghfirullahalazim." Ucap Jenna yang menyadari ini bukan hal biasa.
"Apaan itu, Na?." Tanya Bundanya.
"Bunda!.... Tadi ada Fazli kesini?!." Tanyanya dengan nada cemas.
"Gatau Bunda, emang kenapa?." Tanya Bundanya yang heran.
"Bunda kita ke bandara sekarang bundaa...." Jenna yang sudah panik tak karuan. Ayahnya dan Bundanya dibuat bingung dengan sikap anaknya yang seperti kelabakan begitu.
"Hei, tenang dulu, kenapa?." Tanya Ayahnya.
Mata Jenna terasa perih. "Ayah... Fazli tadi kesini.. jangan-jangan dia tadi denger Jefri mau lamar Jenna. Jenna harus susul Fazli, Jenna harus bilang kalo Jenna ga terima lamarannya. Ayo Ayah kita ke bandara sekarang..." Jelas Jenna dengan nafas memburu. Matanya sudah berkaca-kaca.
"Emangnya kamu yakin nak?." Tanya bundanya yang masih ragu.
"Bunda... ini bunga dari Fazli. Ada ucapannya disini, ini buat Jenna bunda....." Jenna berusaha menahan tangisnya.
"Jenna mau ke bandara sekarang." Kekeuh Jenna.
"Udah malem sayang... besok aja." Tenang Bundanya.
"Ga bisa. Jenna mau ke bandara sekarang, Ayah please antar Jenna..." Jenna memohon pada Ayahnya. Hati Ayah mana yang tak sedih melihatnya.
Ayahnya langsung bersiap menuruti ucapan putri tercintanya itu. Bu Ariana pun juga ikut dengan mereka. Mobil melaju ke bandara internasional Soekarno Hatta. Jam sudah menunjukkan pukul 20:45. Dimana penerbangan terakhir pada jam 21:15. (Info dari google)
Jenna sedari tadi selalu menelpon Fazli tapi tak mendapat jawaban dari Fazli. Ia juga mengirimkan pesan pada Fazli tapi tak satupun dibalas, jangakan untuk di balas dibaca pun tidak.
Jenna mulai mengeluarkan air mata tanpa suara.
Sesampainya di bandara ia langsung berlari mengejar Fazli tak tau arah. Ia menerobos masuk ke ruang tunggu. Jenna melihat ada seorang pria yang sepertinya ia kenal, Jenna langsung menarik tangan pria itu.
Dann....
Shit! Itu orang lain. Jenna langsung meminta maaf pada orang itu. Ternyata di belakang ada seorang satpam yang mengejarnya, Jenna langsung lari lagi dan langsung di tahan oleh seorang wanita petugas bandara.
Mau tak mau Jenna berhenti dan menanyakan pada petugas bandara mengenai keberangkatan jam terakhir Jakarta - Malaysia. Dan petugas mengatakan baru 2 menit yang lalu pesawat tujuan Malaysia lepas landas.
Jenna langsung terpaku disana. Kakinya lemas, air matanya kembali lolos tanpa aba-aba. Ia berlari menuju Bundanya. Tangisnya pecah, hatinya penuh akan sesak.
Satpam yang sedari tadi mengejarnya langsung menghadangnya dan memintanya untuk keluar. Jenna dengan kesal langsung berlari keluar sambil menangis.
"Hiks..hiks.. heee... hiks.. hiks..." Ia menangis tersedu-sedu dan langsung memeluk Bundanya, sedangkan Bundanya hanya bisa menenangkannya.
"Udah..udah... Nanti kita telpon aja ya, kita jelasin." Tenang Bundanya.
"Gabisa Bun... Pasti Fazli marah banget, pasti Fazli sakit hati banget sama Jenna. Dari tadi Jenna telpon juga ga diangkat, ga dibales, Jenna jahat sama Fazli... Heeeehhhhaaa... Hiks hiks...." Ucapnya sambil menangis sesegukan.
Ayahnya menuntun mereka berdua untuk masuk kedalam mobil. Didalam mobil Jenna juga masih tetap menangis. Matanya sudah sembab akibat menangis sedari tadi, entah kenapa perasaannya begitu sakit.
Besar sekali perasaan bersalah dalam dirinya. Jenna kembali mencoba menelpon Fazli tapi tak di jawab bahkan berdering pun tidak. Jenna kembali mengirimkan pesan tapi sekarang hanya ceklis 1.
Mereka bertiga sedang dalam perjalanan pulang ke rumah lagi. Di jalan Jenna masih terus menangis tanpa henti. Ayah dan Bundanya juga sudah bingung harus bagaimana lagi. Sebenarnya Ayahnya cukup bingung bagaimana bisa anaknya itu yang katanya benci dan tidak suka dengan Fazli tapi bisa menangis sampai seperti itu.
"Jenna suka ya sama Fazli?." Celetuk Ayahnya tiba-tiba.
Sontak saja membuat Ibu dan anak itu langsung menatap ke arah Ayahnya. "Ayahhhhh." Sahut Bundanya.
"Ayah apaan sih, siapa juga yang suka Fazli." Jawab Jenna kesal.
"Eee... engga sih, ee Ayah cuma nanya aja ga ada maksud lain, hehe." Jawab Ayahnya lalu tertawa karir.
Bundanya hanya bisa menahan senyum saja sambil terus memeluk putrinya itu. Jenna yang terlanjur kesal akhirnya mulai berhenti menangis.
"Udah jangan nangis lagi, kalo jodoh ga bakal kemana." Celetuk Ayahnya lagi tiba-tiba.
"Jenna bukan pacaran ya Ayah, ini masalah rumah tangga, jauh lebih rumit." Balas Jenna.
"Oh iya siap. Rumah tangga ya, aduh Ayah kurang berpengalaman kalo soal itu." Sindir Ayahnya yang membuat Jenna kembali menangis.
"Bunda..... Ayah nyebelin Bun..." Rengek Jenna seperti anak kecil.
"Udah udah.. shuttt... Ayah cuma mau ngehibur Jenna aja." Tenang Bundanya.
___________________________________________
Nyesek banget...
Author : ini masalah rumah tangga ya na?
Jenna : Thor mending lu diem deh, berisik!Author : Thor Thor Thor, lu kira gua Thoriq apa?
Jenna : diem ga Thor!!
Author : Mau ga ya Fazli maafin Jenna?
Jenna : ini semua rencana lu kan Thor?
Author : paan sih bawel banget dari tadi, udah diem tunggu aja part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta 2 Negara [On Going]
Teen FictionJodoh ga ada yang tauu Seperti kisah dua insan yang berbeda negeri dipisahkan oleh samudra tapi.. bisa bersatu? Akankah kisah ini berakhir indah seperti kisah pak Habibie dan Bu Ainun? Atau malah berakhir sedih seperti Kian Santang dan Rengganis? Ce...