'MarVia'

28 3 0
                                    


peperangan telah usai, yang benar menjadi pemenang, semuanya telah kembali menjadi damai dengan semestinya.

dengan itu kedua insan meyakinkan bahwa waktu ini adalah waktu yang tepat untuk mempersatukan mereka dalam satu ikatan yang abadi dan sakral.

✮ altar pernikahan itu di penuhi bunga putih yang indah dan mekar, kakinya melangkah dengan irama yang lembut dibawah lantai luas, membawa sebucket bunga harum ditangan lentiknya, yang pada akhirnya dia ada berada didepan sang kekasih yang akan menjadi pasangan hidupnya.

wanita itu tertegun melihat kekasih didepannya, sang pria menggunakan tuxedo hitam dengan pitanya yang sangat persis dipasang pada kerah kemeja putih itu, rambutnya yang tersisir rapih, matanya yang melirik sang wanita tanpa berhenti membuat dirinya terlihat begitu tampan.

sang pria melihat wanitanya berjalan menuju altar dengan haru, matanya berkaca kaca, ini adalah mimpi yang dia impikan seumur hidupnya, akhirnya mimpinya untuk membuat dunia menjadi damai telah ia gapai. dan sekarang wanita yang sangat ia cintai akan menjadi istrinya, dihari ini.

sang wanita tidak kalah menariknya dia menggunakan gaun putih dengan berapa detail api yang berada di ujung gaunnya, mukanya yang tertutup oleh kain putih yang menerawang, tangannya yang sedang menggenggam sebucket bunga harum, dirinya begitu cantik dan suci dihadapan kekasihnya.

maka pada hari ini dan detik ini mereka akan mengucapkan sumpah sakralnya bersama, untuk selalu berdampingan, saat senang, sedih, mereka akan selalu mendapati satu sama lain.

"saya marvel, menerima kamu, via, sebagai istri saya. Saya akan berjanji menjagamu dan segala hal yang terjadi pada kita akan dilewati bersama, senang, sedih, saya akan selalu ada di sisimu. "

"saya via, menerima kamu, marvel, sebagai suami saya. Saya akan berjanji menjagamu dan segala hal yang terjadi pada kita akan dilewati bersama, senang, sedih, saya akan selalu ada di sisimu. "

sumpah sakral itu terucap oleh mereka berdua tanpa keraguan dan dengan sepasang cincin emas yang berada di jari manis mereka.

mata marvel yang penuh dengan kasih sayang melihat istrinya dengan cinta, tangannya meraih untuk membuka kain putih suci itu dengan perlahan, memperlihatkan muka pengantin wanitanya yang indah, dirinya masih begitu cantik dimata sang pria.

mereka berdua saling berhadapan, matanya saling melihat satu sama lain, akhirnya, waktu ini terjadi pada mereka, Tuhan membiarkan mereka bersatu dalam ikatan sebagai pasangan suami istri yang sah.

"kamu terlihat cantik kemarin, hari ini dan hari esok yang akan datang, via. "

marvel menarik pinggang via dengan lembut, matanya tidak berhenti memandangi istri cantiknya ini, via juga menyambut marvel, dia meletakkan tangannya di bahu marvel, mereka berdua menyatukan bibirnya sebagai tanda kasih sayang mereka satu sama lain.

"dan kamu terlihat tampan kemarin, hari ini dan hari esok yang akan datang, marvel. "

◇◇◇◇

"nyonya, izinkan aku berdansa denganmu, apa anda bersedia? "

marvel berhormat didepan sang kekasih dengan sopan, via segera meraih tangan marvel.

"tentu, tuanku."

mereka berdua saling bertatapan sebelum memulai dansa. malam itu adalah malah terindah bagi marvel dan via.

"segalanya seperti mimpi, via"

"kenapa kau berpikir seperti itu marvel? "

"segalanya telat usai, dunia ini sudah damai dengan kita sebagai pemenangnya lalu sekarang aku sudah memiliki duniaku yang lain"

via menatap marvel lalu dirinya tersenyum dengan manis, tangannya meraih wajah marvel, mengelusnya dengan lembut.

"kau sudah melakukannya dengan baik sayangku, aku mencintaimu. "

"aku juga mencintaimu, sayangku. "

◇◇◇◇

5 Years Later.

marvel begitu gelisah, kakinya tidak bisa berhenti diam, dirinya sudah menunggu lama, hingga suara pintu terbuka memperlihatkan seorang perawat wanita mendatangi marvel dengan senyumnya.

"selamat pak, mereka berdua sehat, anda boleh masuk sekarang"

marvel segera memasuki ruangan itu hingga dia melihat istrinya, via, menggendong seorang anak lelaki, marvel mendekati mereka berdua, mencium dahi,hidung, pipi dan bibir via, berterimakasih karena berkat dirinya mereka berdua bisa dikaruniai anak lelaki yang sekarang sedang digendong oleh via.

"terimakasih, terimakasih via, aku tidak tahu harus berapa kata terimakasih untuk menyampaikan betapa bahagianya aku sekarang, kebahagiaanku bertambah lagi, terimakasih.. terimakasih.. "

via hanya tersenyum

"dia sangat mirip denganmu, marvel"

marvel melihat anak lelaki itu, ah benar ternyata memang dirinya mirip pada marvel, dia menggendong anak lelaki itu agar via bisa beristirahat, dirinya terlihat sangat berhati hati dan penuh kasih sayang saat menggendongnya, via tersenyum lagi, entah senyuman keberapa yang ia lihatkan, semenjak bersama dengan marvel dirinya begitu bahagia, dirinya merasa sangat dicintai oleh lelaki yang sekarang menjadi ayah dari anak mereka berdua, tidak tersadar mata via mengeluarkan air mata, dirinya begitu bersyukur dipertemukan oleh pasangan yang bisa mencintainya tanpa akhir, marvel melihatnya dia pun jalan mendekati via.

"ada apa sayang? ada yang sakit?"

marvel mengusap air mata via dengan lengan lain, dan via menggeleng kepalanya lembut memberikan sinyal bahwa dia baik baik saja.

"tidak apa apa, aku hanya haru melihat kamu dan anak kita disana"

marvel mengangguk mengerti dan berjalan menuju box bayi yang berada di sebelah kanan via, menidurkan anak lelakinya agar dia merasa nyaman dan marvel kembali menuju kekasihnya, duduk disebelah ujung ranjang via, dirinya mulai membelai rambut merah itu dan sesekali dirinya juga mencium dan menghirup harumnya rambut merah itu.

"kamu harum vanila"

"apasih tiba tiba vanila"

via melihat marvel heran, kenapa dirinya begitu suka mencium atau menghirup rambutnya?

"kamu harum vanila, aku suka"

"gombal banget heran"

"emang"

◇◇◇◇

beberapa hari kemudian via diperbolehkan pulang, dirinya sekarang sedang terduduk di kamar mereka, via sedang menggendong anak lelakinya untuk tertidur dan marvel baru saja membawakan via segelas air putih, saat anak lelaki mereka benar benar terlelap via menidurkannya dikasur kecil milik anaknya itu lalu mengambil gelas berisi air putih untuk dia teguk.

"terimakasih marvel"

"sama sama"

"via"

"iya? "

"terimakasih"

"untuk apa kamu berterimakasih? "

"untuk segalanya yang kamu berikan padaku"

marvel mendekati via dan memeluknya, via pun menyambut pelukan itu dengan balasan melingkarkan tangannya di pinggang marvel.

"terimakasih juga untuk segalanya marvel. "

"aku mencintaimu, via"

"aku juga mencintaimu, marvel".

'End'

MarVia'our journey has begun. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang