29. Benar Dia

109 21 0
                                    

Tidak semua hal yang manusia inginkan bisa di dapatkan. Seperti kelopak bunga yang tergelincir dan terombang ambing mengikuti arah angin. Begitu juga dengan manusia yang di ombang-ambingkan oleh takdir.

Tidak semua manusia memiliki skenario cerita yang berakhir bahagia. Ada yang memilih berhenti di tengah jalan ketika cerita belum usai, ada juga yang memilih bertahan meratapi kepahitan.

Memang benar, waktu tidak akan pernah bisa menebus rasa kehilangan, tapi waktu akan membuat kita menerima perasaan itu dengan hati yang lebih lapang.

Miyuki adalah seseorang yang telah bergelut dengan perasaannya sendiri selama hampir setahun. Rasa kehilangan serta perasaan bersalsh tetap mengirimginya, tapi gadis itu tetap bertahan karena tidak ingin menyia-nyiakan segenggam nyawa yang telah Tuhan anugerahkan di tubuhnya.

Gadis itu telah berhasil lulus dari sekolah kedokteran 9 bulan yang lalu, meninggalkan masa terpuruknya akibat kehilangan Renjun, lalu kembali melanjutkan hidupnya.

Dia berhasil menjadi dokter magang di salah satu rumah sakit besar di Tokyo. Dia akhirnya memiliki penghasilan sendiri dan dia bisa mengirimkan itu psda neneknya di desa.

Hidup itu memiliki dua sisi. Ada sisi yang positif ada juga sisi negatifnya. Jika Miyuki hanya melihat ke arah kesulitan dan kesedihannya saja, Miyuki yakin dia tidak akan sanggup bertahan sampai sekarang.

Tapi dia adalah gadis yang pandai bersyukur. Dia selalu menimbang-nimbang tentang kemudahan yang telah Tuhan berikan, serta nikmat-nikmat yang patut dia syukuri.
Itu bisa membuatnya menerima segala hal yang terjadi pada dunianya.

"Lagi jaga malam??"

Hal yang baru Miyuki tau saat dia telah lama mengenal Na Jaemin adalah bahwa selain menjadi dewa bumi dia juga adalah seorang profesor di rumah sakit tempat Miyuki magang.

Hidup ratusan tahun dengan banyak sekali pengalaman pasti telah menjadikan Na Jaemin sosok yang sangat pandai.

"Iya profesor."

"Panggil Jaemin saja. Kita kan teman." Lelaki itu menggoyangkan alisnya dengan senyuman genit.

Sampai sekarang pun Jaemin masih tidak tau kenapa Miyuki tetap memiliki ingatannya. Sebagai seorang manusia yang mengetahui rahasia langit, harusnya ingatan Miyuki segera hilang setelah Renjun pergi.

"Ada pasien dengan percobaan bunuh diri. Pasien akan tiba dalam 10 menit."
Seorang petugas yang baru saja menerima telepon memberi informasi kepada para dokter yang berjaga di ugd malam itu.

Miyuki bersiap di depan pintu masuk, menunggu ambulance datang. Sememtara Jaemin terlihat menunggu dengan wajah tenang dan kedua tangan di saku.

Tepat seperti perkiraan, ambulance datang 10 menit kemudian. Seorang petugas keluar dari pintu depan dan menjelaskan kondisi nya.

"Pasien percobaan bunuh diri, kondisinya tidak sadarkan diri, diduga sakit perut hebat setelah minum obat pencahar. "

Miyuki memiringkan kepalanya.

' Ah betapa bodohnya pasien ini, setidaknya dia harus minum racun jika mau mati, bukan obat pencahar.'

'hey.. hentikan Miyuki, bukan itu poinnya !!'

Pintu belakang ambulance terbuka. Bau semerbak dari kotoran manusia menembus maskernya. Miyuki sempat berhenti melangkah karena aroma khas ini seolah memberinya sengatan listrik singkat di kepalanya. Tapi gadis itu berusaha bersikap profesional.

Ketika brankar di tarik keluar, sosok pemuda berbalut selimut tergeletak pasrah di atasnya. Miyuki mendekat menatap wajah pusat pasi yang terkulai lemas itu.

The Legendary Virgin  | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang