Aca dan Javriel melangkahkan kaki ke kelas masing-masing. Kebetulan, mereka ada jadwal masuk yang sama, jadi mereka berangkat bersama. Selama menuju kelas, semua orang mengalihkan pandangannya ke mereka. Ada yang menatapnya dengan tatapan senang, bahkan ada yang menatap mereka dengan tatapan kebencian, terutama Aca.
Aca sadar alasan semua orang memperhatikannya, tapi dia diam saja, dan lebih memilih memendam semuanya dari Javriel. Aca tidak ingin bergantung dengan lelaki itu. Javriel terlalu baik untuknya, dan sering membantunya. Wajar jika semua orang tidak menyukai kedekatan mereka. Javriel memang populer di kalangan kampus dan banyak yang menyukainya. Namun, Javriel tidak tertarik dan lebih memilih fokus kuliah, juga menjaga Aca.
"Ca, gue ke kelas dulu, ya. Lo kalau kelasnya udah selesai, chat gue, begitu sebaliknya." Javriel mengusap lembut rambut Aca yang dikuncir kelabang dua, menambah keimutannya.
"Iya, Jav. Nanti gue hubungi lo."
Javriel berbelok ke kanan menuju kelasnya, sedangkan Aca berbelok kiri. Namun, ketika Aca melangkahkan kakinya ke kelas, rambut belakangnya ditarik seseorang, lalu membawa Aca ke suatu tempat. Aca merintih kesakitan dan meminta orang itu menjambaknya, tapi orang itu tidak mendengarkan perempuan cantik itu.
Bruk!
Orang itu mendorong Aca ke dinding toilet paling ujung. Aca merintih kesakitan, tapi ia tidak boleh terlihat lemah di depan semua orang. Aca berdiri, lalu menatap satu persatu orang yang ada di depannya. Ya, sekarang yang ada di depannya, ada tiga orang yang sangat Aca kenal. Saat ini, Aca berada di toilet.
"Mau lo apa, Ra? Nggak puas apa nge-bully gue?" tanya Aca merapikan kemeja hijau mudanya.
Nara mendorong dahi Aca ke dinding, kemudian menatap lekat sosok yang sudah mengganggu hubungannya dengan Javriel. "Jauhi Javriel. Gue nggak suka kalau lo deket-deket sama pacar gue! Lo tuh cuma jadi penghalang hubungan gue sama Javriel."
"Nggak usah kegatelan sama cowok orang. Lo tuh bagaikan langit dan bumi," lanjutnya.
"Emangnya lo siapa ngatur-ngatur gue? Gue sama Jav udah temenan dari kecil dan lo nggak berhak pisahin gue sama Jav. Lagian lo udah jadi mantan sama Javriel," ujar Aca terlihat berani di depan perundung di depannya.
"Minggir, gue mau pergi. Gue males lihat wajah kalian," lanjutnya.
Namun, Nara tidak membiarkan Aca pergi begitu saja. Perempuan yang rambutnya digerai panjang, langsung menarik lengan Aca, dan mendorongnya ke dinding. Nara mencengkram pipi Aca dengan kuku panjangnya, membuat pipi Aca merah.
"Gue ingetin sekali lagi sama lo. Jauhi dan tinggalin Javriel. Lo itu cuma benalu dan dia nggak bisa bebas! Gue nggak suka lo deket sama Javriel!" Nara melepaskan cengkeramannya dari pipi Aca.
"Jav nggak masalah, kok. Gue sama Jav udah temenan dari kecil!" teriak Aca, membuat Nara geram.
"Guys, beri dia pelajaran!" perintah Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jav & Aca | Jeonghyeon - Chaehyun
Romansa"Whoever hurts her, you will know the consequences." - Javriel Altezza. Javriel, pemuda tampan dan dikenal cuek ke semua orang, tapi itu tidak berlaku untuk Aca-sahabat kecilnya. Sebisa mungkin, Javriel melindungi Aca dan tidak akan membiarkan orang...