⚠️⚠️TRIGGER WARNING!!⚠️⚠️[ TERDAPAT ADEGAN YANG MENUNJUKKAN INDIKASI PERCOBAAN BUNUH DIRI, PERILAKU SELF HARM, DAN DEPRESI]
(✷✷)
"Maaf, ya."
Jay segera dongakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk sibuk membaca sebuah buku jurnal yang Sunghoon katakan membosankan, diarahkan menuju seseorang yang barusan berbicara dengan suara pelan dan serak.
"Minta maaf untuk apa?" Tanyanya dengan nada halus, kelewat lembut.
Sunoo sedikit melirik pada pergelangan tangan kirinya yang kini terbelit perban, helaan napas berat lolos dari persik merah muda kering tersebut. Sunghoon yang juga berada di ruangan yang sama itu pun turut menaruh perhatian pada Sunoo, masih terbaring di atas ranjang rumah sakit.
"Karena selalu menyusahkan kalian. Gara-gara aku kalian jadi sering menghabiskan waktu sia-sia di sini, padahal kalian sendiri juga punya kesibukan masing-masing. Aku tidak masalah sendirian, sekarang juga sudah lebih baik. Kalian bisa pulang dan menghabiskan waktu bersama sebagaimana seharusnya."
Jay seketika menutup buku ditangannya kemudian bersidekap, bibir tipisnya mengembang senyum ringan. "Jadi selama ini kamu benar-benar percaya ucapan Sunghoon, ya? Gimana ya, masalahnya si kunyuk satu ini bukan tipeku. Dia cuma menggunakan aku supaya bebas dari kamu tapi tidak berhasil."
Sunoo membulatkan bibirnya lantas menggulir perhatian pada sosok laki-laki lain yang sedari tadi masih diam katupkan wicaranya. Park Sunghoon, yang kini sibuk mengomeli teman satu rumahnya itu tanpa suara dan mata melotot sebal.
"Eeissh, dasar mulut ember!". Ujar Sunghoon kesal terhadap Jay.
Sedangkan Jay pasang ekspresi santai sembari mengendikkan bahu, "Stop mengatai aku kalau kamu sendiri juga pecundang." Ujarnya dengan seringai yang cukup untuk membuat Sunghoon mengumpat disela napasnya.
Kim Sunoo akhirnya dapat sedikit menaikkan sudut bibirnya ketika menonton dua sahabatnya bertengkar. Meski pada akhirnya dapat dikacaukan oleh ingatan buruknya perkara Heeseung. Sebagaimana biasanya, Tuhan tidak pernah biarkan satu sekon tenang untuk dirinya nikmati. Seperti nestapa tak berkesudahan.
Ponsel di atas nakas bergetar. Menyita perhatian tiga kepala yang mengisi ruangan inap tersebut.
"Sun."
"Sunoo."
"Kim Sunoo!"
Terlalu lama termenung agaknya membuat tingkat kesadaran Sunoo lumayan rendah. Terkesiap saat Sunghoon kembali memanggil namanya dengan suara yang lebih keras.
"Yaa?" Ponsel dengan casing berwarna biru neon miliknya terulur tepat dihadapan wajahnya. Bersamaan dengan sosok jangkung Park Sunghoon yang sudah berada dihadapannya.
"Ponselmu bunyi," ucap Sunghoon sekaligus memperlihatkan benda pipih yang berada diantara jari telunjuk dan ibu jarinya.
Sunoo pun segera menaruh perhatian pada benda pintar yang masih bergetar di tangan Sunghoon, ia akan segera mengambil alih ponselnya dari sang karib namun gerak tangannya terhenti kala nama seseorang yang begitu familiar tertera pada layar datar tersebut. Pupilnya membulat nanar dan Sunghoon pun sadari itu.
"Ya udah, jangan dijawab—" tutur yang lebih tua segera, sembari tarik mundur uluran tangannya yang masih genggam ponsel milik Sunoo tadi.
Alih-alih mengikuti anjuran Sunghoon, Sunoo merampas dan menyambut panggilan yang ia yakini bukan berisi kalimat sayang penuh cinta tersebut. Ia mengigit bagian dalam pipinya sembari menunggu suara berat yang ia rindukan dari seberang sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/374453067-288-k804927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[64]jamais vu - l.heeseung x k.sunoo
Fanfiction> [Friendly note = Cerita ini remake dari buku saya sendiri dengan judul yang sama tetapi dengan karakter berbeda. Tentu akan ada sedikit rombak menyesuaikan kebutuhan konsep, tetapi secara keseluruhan sama. ] Jamais vu : (n) From the French, meanin...