"Ko dibuang Kesy? Lo ini kenapa si?!" Bentaknya.
Aku terkejut!
Apa barusan? Aldo bentak aku?
Aku membalikkan badan, berusaha enyah dari hadapan nya.
Aldo menahan tangan ku.
"Mau kemana?" Kini suara nya ia buat pelan.
Aku diam tak menjawab. Aku melepas tangan nya dan berjalan kearah jalan besar.
Aldo mengejar ku, mengikuti ku sampai jalan besar.
"Mau kemana Kesy? Biar gue anter. Ini udh sore, gak ada kendaraan juga."
Setelah dia berkata seperti itu, taksi datang!
Dan aku masuk kedalam kemudian pintunya ditahan oleh Aldo.
"Kesy, dengerin dulu gue gak bermaksud bentak lo tadi. Maaf, ayo gue anter."
Tawarannya tidak menghentikan niatku. Aku menepis tangannya dgn kasar. Hingga tangannya tak lagi menahan pintu taksi.
"Lo gak berhak ikut campur."
Aldo diam tak bergeming. Dan membiarkan ku pergi dgn taksi.
-Author's Pov-
Baru saja Kesya tersenyum manis
Baru saja Kesya tertawa lepas meski tak bersuaraAldo mengacak rambut nya frustasi.
Dia menatap kearah taksi yang kini semakin menjauh. Entah bagaimana nasib Kesya. Yang jelas saat ini ia hanya dapat berdoa supaya Kesya baik baik saja.
Aldo pikir ia memang harus tau semuanya! Tidak perduli blm genap 24 jam mereka bertemu. Tidak perduli Kesya menganggap nya hanya Acting.
Yang jelas entah untuk alasan apa, saat ini ia bahkan sungguh penasaran apa yang menjadi inti permasalahan disini.
Bukan kah lebih baik jika Aldo tau? Menghilangkan setidak nya sedikit saja salah paham yang terjadi.
Tiba tiba otak nya memproses sesuatu yang sejalan dengan isi hati nya.
Kinan! Iya, Kinan! Cuma Kinan yg pasti tau semua nya! Kata Juna, Kinan temen kecil Kesya kan?Kemungkinan dia tau semuanya!
-Kesya's Pov-
Di Dalam Taksi
"Mau kemana Kak?" Tanya sang sopir hati hati.
Mungkin sopir itu melihat pertengkaran nya dengan Aldo dan menganggap ini pertengkaran dua insan sejoli.
Ketika ingin menjawab, tiba tiba ponsel ku mengalunkan lagu The Script - Hall of fame.
Aku mengangkatnya.
"Non, bisa pulang skrng? Ibu udh pergi. Tadi ada telpon dari kantor yg mengharuskan Ibu ke luar kota sekarang. Jadi cepat pulang ya Non, Bibi khawatir."
Seseorang di telpon ini sudah pasti Bi Inah.
Oh baguslah, lebih baik jika Mama memang tdk ada dirumah.
"Ya." Jawabku singkat.
Lalu memutuskan sambungan telpon dan mematikan ponsel agar tidak ada yg mengganggu.
"Perumahan Santika Jaya Blok B8 no.9."
Menyebutkan alamat lengkap dan dibalas anggukan dari sopir.
"Nih pak. Gausah kembali." Aku menyodorkan selembar uang kertas.
Memencet bel dan menunggu sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of my life (Completed)
Fiksi RemajaStory Of My Life {Completed} •Cantik •Pinter •Baik •Kaya •Sehat •Pacar ganteng •Temen banyak Tapi nama nya juga hidup kan? Banyak dirundung masalah. Nah, kisah kesya ini ngajarin kita gimana cara hadapin masalah pake otak buat logika, dan pake hati...