Episode 24 (Romantis)

187 4 0
                                    

Bismillah

Happy Reading ...

***

Di meja makan, keluarga itu makan dan sesekali diiringi dengan obrolan. Hati Aira menghangat, terlebih melihat Bunda nya yang tersenyum lepas seperti itu. Hal itu membuat Aira tak henti-hentinya tersenyum.

Tak jauh berbeda dengan Indra. Lelaki itu juga merasakan hal serupa. Jarang sekali ia merasakan suasana keluarga yang harmonis seperti malam ini. Haru kembali menyeruak. Tak terasa air mata menggenang mengaburkan pandangan.

Terlebih ketika Indra menatap senyum lepas istrinya yang tak pernah ia lihat. Selama tinggal bersamanya, Aira memang selalu menampilkan sikap ceria. Akan tetapi, tetap saja seperti ada yang disembunyikan. Terkadang juga Indra mendapati Aira yang murung kala itu.

Andra tak sengaja menoleh. Ia tersenyum tipis melihat putranya menatap Aira se intens itu.

"Ekhem!" dehem Andra pelan. Ia menepuk punggung tangan Indra membuat Indra terkejut.

"Ke--kenapa, Yah?" tanyanya masih terkejut.

"Makan dulu. Nanti merhatiinnya," ujar Andra pelan membuat Indra malu.

Sementara Aira masih sibuk berbincang dengan Anita dan Aisyah. Bahkan makanan di piringnya sudah hampir habis.

Andra menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan putranya.

"Dasar anak muda."

***

Aira kembali ke kamar setelah membereskan peralatan makan dan mencucinya.

"Assalamu'alaikum," ucap Aira.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Indra pelan sembari menutup laptopnya.

Aira tersenyum. Ia sedikit terkejut.

"Duduk sini, Ra." Indra menepuk kasur dengan tangannya. Kini ia tengah duduk bersandar.

Aira menghampiri Indra. Ketika hendak duduk, Aira ragu.

"Kenapa?" tanya Indra heran.

"Emang nggak papa?" tanya Aira hati-hati.

Indra tersenyum tipis. "Nggak papa. Duduk sini, disebelah aku."

Aira mengangguk. Ia beranjak naik dan duduk disebelah Indra.

Aira dan Indra juga sudah salat isya sebelum makan malam tadi. Bahkan Indra yang menjadi imam salat.

"Ngobrol dulu, yuk," ajak Indra.

Aira tersenyum. "Iya."

"Tapi kalau kamu ngantuk, nggak usah aja."

Aira menggeleng. "Aku belum ngantuk, kok."

"Beneran?"

Aira mengangguk.

"Oke." Indra menegakkan punggungnya. Ia menghadap Aira. Mereka jadi duduk berhadapan.

"Gimana kuliah kamu?" tanya Indra.

"Alhamdulillah baik-baik aja."

"Masih ada yang ganggu kamu?"

"Udah enggak, kok."

"Masih ada yang ngomongin kamu?"

"Masih. Tapi aku udah biasa. Jadi nggak ngaruh."

Indra mengulum bibir. Ia mengelus kepala Aira. "Kayaknya, mental kamu lebih kuat daripada aku," ujarnya.

Aira tersenyum. "Nggak gitu."

Indra AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang